Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta Yang Kejam
[Merupakan bagian dari novel : Muslimah Tangguh Untuk Sang Mafia]
🌟🌟🌟🌟
Senandung luka mengungkung seorang Helios dengan banyak kepedihan hanya karena pria bertubuh sangat tegap itu menatap wajahnya sendiri. Alasan yang juga selalu membuat Helios mendadak tidak bisa membedakan antara kenyataan dan halusinasi. Karena jika itu sudah terjadi, suara tanpa penampakan dan tak hentinya menghakimi akan terdengar hingga membuat Helios ketakutan.
Helios terus mundur, susah payah meninggalkan cermin wastafel di hadapannya. Helios benci jika situasi sudah begitu. Karena jangankan pergi, menguasai diri saja, ia benar-benar tidak sanggup.
“Kamu punya mata enggak sih, asal tabrak begitu? Kamu cari gara-gara, atau kamu memang buta!”
“Astaga! Bahkan ternyata wajahmu buruk rupa!”
“Mirip monster! Menjijikkan! Cuuiiih!”
Braaaaaaaak! Helios refleks meninju cermin wastafel di hadapannya sekuat tenaga menggunakan tangan kanannya. Detik itu juga, suara tanpa penampakan yang menghakimi Helios tak lagi terdengar. Menyisakan deru napas tak beraturan dari seorang Helios yang menjadi satu-satunya suara di tengah kesunyian. Kendati demikian, Helios tetap tidak berani melihat wajahnya lagi.
Darah segar menjadi bagian dari luka di punggung tangan kanan Helios akibat ulahnya, dan sampai detik ini masih menempel di cermin wastafel. Harusnya Helios memang merasakan sakit, tapi rasa sakit akibat luka di tangan kanannya tak sebanding dengan luka tak berdarah yang telanjur membuat mental pria itu babak belur akibat keadaan wajahnya.
Belasan tahun terakhir, Helios memang menjalani hidupnya tak ubahnya mimpi buruk akibat kekejian seseorang di masa lalunya. Wajahnya yang dulu tampan dibuat menjadi bur*uk rupa, termasuk juga dengan mata kanannya yang sampai buta. Kenyataan yang juga menjadi alasan Helios tidak pernah berani melihat wajahnya sendiri, bahkan walau itu tidak sengaja. Karena jika Helios tetap memaksa, kejadiannya akan seperti tadi.
Sementara itu, di luar kamar mandi mewah Helios berada, kedua wanita yang sedang saling paksa bertukar pakaian langsung terkejut akibat suara benturan Helios ketika meninju cermin wastafel. Keduanya menatap takut ke arah lorong sebelah dan itu merupakan lorong keberadaan kamar mandi di kamar hotel berbintang lima mereka berada.
“Kakak mohon jangan lakukan ini, Chole!” lirih Cinta yang sudah menangis dan tak hentinya menatap berat Chole sang adik.
“Cepat lepas pakaian Kakak. Kita benar-benar enggak punya banyak waktu!” balas Chole, gadis cantik yang beberapa senti meter lebih pendek dari Cinta.
“Jika kamu tetap nekat melakukan ini, seumur hidupmu akan kamu habiskan bersama Helios yang sekadar suaranya saja sudah bikin kamu ketakutan! Bahkan kamu beberapa kali pingsan hanya karena melihat wajah sekaligus mata kanannya yang buta!” isak Cinta berat.
Keadaan Cinta yang tetap berat melepasnya, membuat Chole tidak memiliki pilihan lain selain melepas paksa gamis pengantin warna putih dari tubuh Cinta. Mereka bertukar pakaian dengan sangat cepat sambil sesekali menatap takut ke lorong sebelah yang masih sepi.
“Bawa ini, dan tolong serahkan ke Papah. Aku sudah mendaftarkan persiapan pernikahanku dan Helios, jadi pernikahan kami benar-benar akan sah di mata agama sekaligus hukum!” bisik Chole sembari memberikan sebuah map berwarna pink kepada Cinta yang sudah memakai gamis pink miliknya lengkap dengan jilbab, masker, dan juga kacamata yang warnanya masih pink.
“Berarti saat ijab kabul nanti, yang akan disebut juga nama kamu?” sergah Cinta memastikan dan detik itu juga, jantungnya yang berdegup kacau menjadi makin kacau. Sebab tak bisa ia pungkiri, melepas Chole menikah dengan Helios sama saja memasukkan gadis itu ke kandang singa yang sedang kelaparan.
Setelah sempat menahan napas, akhirnya Chole berkata, “Jujur, itu yang masih aku khawatirkan. Namun aku harap mas Helios enggak paham nama Kakak, terlebih selama ini mas Helios memang enggak peduli. Yang mas Helios pedulikan hanya asal bisa nikah dengan Kakak, kan?!” tiba-tiba Chole menjadi pesimis. Harapan yang sempat terbentang luas melebihi luasnya samudra menjadi tidak lebih dari satu garis sangat tipis.
Chole takut rencananya gagal dan itu bisa berakibat fatal. Nyawanya sekeluarga bisa melayang. Sebab selain buru*k rupa dan mata kanannya buta, Helios yang berprofesi sebagai ketua mafia berpengaruh di negara mereka, terkenal sangat kejam.
“Tolong bantu doa, Kak. Semoga Helios enggak curiga karena saat mengurus keperluan pernikahan kalian pun, dia hanya terima beres dan yang urus semuanya pihak kita!” ucap Chole masih serba cepat.
“Kakak benar-benar berhutang budi ke kamu, Chole!” Cinta hendak merangkul kepala maupun punggung Chole sebagai salam perpisahan mereka, tapi sang adik langsung mundur sambil menggeleng.
“Kita enggak punya banyak waktu. Cepat pergi dan perjuangkan cinta Kakak! Cukup aku yang kehilangan kesempatan memperjuangkan cinta karena dia telanjur menikah dengan wanita lain, Kakak jangan sampai mengalaminya!”
“Kita akan bertemu setelah semuanya baik-baik saja. Aku sayang kakak! Sayang banget!” Kali ini, Chole tidak bisa untuk tidak menangis. Hatinya benar-benar teriris, tak hanya pedih, tapi juga sangat menyakitkan.
“Kakak juga sayang banget ke kamu, Chole. Doa terbaik Kakak selalu buat kamu!” Cinta makin tidak bisa menyudahi tangis sekaligus kesedihannya. Namun demi kesuksesan rencana sang adik yang rela menggantikannya menikah dengan Helios agar ia bisa mengejar cintanya, Cinta buru-buru kabur dari sana.
Cinta melangkah cepat sambil tetap menunduk sekaligus menenteng berkas pemberian Chole. Ia menirukan gaya Chole kala adiknya itu tiba-tiba datang kemudian memberinya kejutan yang langsung mengubah jalan hidup mereka.
Dua orang pria berpakaian serba hitam berjaga di kedua sisi pintu kamar hotel Chole dan Helios berada. Keduanya langsung menatap Cinta dengan saksama cenderung curiga.
Cinta berusaha tenang walau jantungnya sudah berdetak tak karuan. Buru-buru wanita itu mempercepat langkah lantaran dari dalam, suara bariton seorang Helios terdengar berseru, benar-benar menyeramkan. Mirip suara Tyrannosaurus rex, ketika dinosaurus terkenal kejam itu hendak mengamuk lawan.
Helios berseru bertepatan dengan Chole nyaris selesai memakai cadar pengantin warna putih yang memang sengaja Chole siapkan. Pria itu bertanya dengan suara bariton lantang cenderung membentak galak.
“Jangan pingsan, jangan pingsan, pokoknya enggak boleh pingsan! Pingsannya nanti saja kalau kami sudah resmi menikah dan aku berhasil bikin mas Helios enggak bisa menceraikan aku!” batin Chole meyakinkan dirinya sendiri meski ulah Helios sudah nyaris membuatnya jantungan. Sampai detik ini saja, ia masih gemetaran hebat, dan memang refleks berdiri saking takutnya.
“Pakai cadar begitu, dia jadi makin cantik. Cantik banget. Matanya juga indah banget!” batin Helios sudah langsung terpesona meski ia hanya mengawasi dari jarak sekitar lima meter. Helios merasa sangat beruntung lantaran ia akan menikah dengan Cinta, wanita pemberani yang ternyata bisa jauh lebih cantik dari Chole sang adik.
Di depan cermin rias, wanita yang Helios yakini sebagai Cinta hanya sesekali menatap pantulan bayangan Helios melalui cermin rias di hadapan mereka. Benar-benar tatapan kilat hingga Helios tak menyadari bahwa wanita di hadapannya, bukan mempelai pilihannya.
Andai, Helios si ketua mafia buta buruk rupa yang juga terkenal kejam, tak menyokong banyak dana ke perusahaan orang tua Chole. Andai, kecacatan Helios juga bukan karena ulah keji Cikho kakak laki-laki Chole. Tentu Chole tidak akan terjebak di labirin gelap layaknya sekarang.
Tak pernah terbayang sebelumnya oleh Chole, dirinya akan senekat sekarang. Diam-diam bersembunyi di balik cadar pengantin, menjadi mempelai pengganti, menggantikan Cinta sang kakak menikah dengan laki-laki yang sangat Chole takuti.
“Bismillah ... bismilah!” batin Chole terus menguatkan diri. Ia sudah kebelet pipis, kedinginan sekaligus berkeringat tidak jelas karena efek rasa takutnya kepada seorang Helios memang sedahsyat itu. Tak kalah parah dari efek kontraksi menuju pembukaan ketika wanita hamil akan menjalani persalinan.
***
Perjalanan menuju tempat ijab kabul sekaligus resepsi dan masih di hotel yang sama, dipimpin oleh Helios. Chole mengikuti sambil terus menunduk sekaligus bungkam. Karena selain wajib menyembunyikan wajah, Chole juga wajib bungkam agar suaranya tidak dikenali orang khususnya Helios.
Di urutan paling belakang, kedua pria berpakaian serba hitam yang tadi berjaga di depan kamar hotel mereka bersiap, mengikuti. Keduanya kembali berjaga, mengawal pernikahan sang ketua yang walau akan menjalani sesi pernikahan, tetap saja memakai semua pakaian maupun aksesori serba hitam.
Ketika Helios dan Chole berjalan menuju tempat ijab kabul sekaligus resepsi, tepat di depan pintu masuk hotel, Cinta sudah masuk ke sebuah taksi diantar oleh Chalvin sang adik. Pemuda itu menitikkan air mata dan tampak sangat berat melepas kepergian taksi yang membawa Cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Ida Ulfiana
oalh mereka bekerjasama bikin cinta kabur tp d kisah akala cinta kejem bngt
2024-05-08
0
Samsia Chia Bahir
😥😥😥😥😥😥
2024-04-27
0
🏠⃟ᵐᵒᵐરUʸᶻ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
takut aku jadinya....
2024-03-13
1