Else, gadis yatim piatu yang mendapatkan pelecehan dan berusaha membela diri yang membuatnya harus mendekam di penjara.
Namun, Else mendapatkan penawaran jika ingin bebas dari tuntutan dan dihapus semua catatan hukumnya.
Else harus bersedia menjadi istri palsu dari anak tertua keluarga Duke.
Apakah Else akan menerima tawaran itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pusat Perhatian
Ternyata Else salah walaupun dia dan Hugo berbagi tempat tidur, malam itu Hugo tidak melakukan hal aneh pada Else lagi.
Wanita itu bisa bernafas lega dan tidur dengan nyenyak.
Ranjang di kamar hotel presiden suite itu sangat nyaman berbeda jauh dengan tempat tidurnya di penjara yang keras dan dingin.
"Ck!" Hugo berdecak keesokan paginya karena melihat Else yang tak kunjung bangun.
Mereka harus segera check out dari hotel untuk menuju mansion keluarga Duke.
"Else!" panggil Hugo dengan suara beratnya.
Namun, percuma saja mau dipanggil beberapa kalipun, gadis itu tidak akan bangun dengan mudah.
Akhirnya Hugo memutuskan untuk mengganggu Else dengan memberi sentuhan pada tubuh sensitif itu.
Merasa tubuhnya diraba seseorang, Else langsung terjaga dengan menangkap tangan kekar yang memainkan buah dadanya.
"Tu... tuan," panggil Else terbata.
"Akhirnya kau bangun juga," ucap Hugo seraya melepas tangannya dari dua benda bulat Else yang tampak masih kencang.
Else tidak bisa melakukan protes, mungkin ke depannya Hugo akan banyak melakukan sentuhan fisik karena merasa sudah membeli Else layaknya seorang budak.
"Kita harus cepat pergi dari hotel ini!" tambah Hugo.
"Saya akan bersiap!" Else bergegas turun dari ranjang tapi tampaknya ekspresi Hugo jadi kesal.
"Apa aku berbuat kesalahan lagi?"
Else jadi bingung sendiri, dia harus berpikir keras.
"Ah, aku akan mandi dulu sayang jadi tunggulah aku bersiap!"
Wanita itu berinisiatif sendiri, bukankah sikap seperti ini yang diinginkan oleh Hugo?
"Ya," balas Hugo dengan senyuman miring.
Akhirnya ekspresi lelaki itu sudah berubah lebih baik.
Di dalam kamar mandi tidak henti-hentinya Else memberi sugesti pada dirinya sendiri.
"Aku harus bisa menjadi istri palsu tuan Hugo! Jangan sampai aku masuk penjara lagi!"
Else sudah membuat tekadnya sekeras baja jadi jangan sampai dia membuat kesalahan.
Beberapa menit kemudian Else keluar dari kamar mandi dan segera memakai bajunya. Pada saat itu, Hugo sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya.
"Di mana tuan Hugo?" Else jadi merasa cemas.
Tapi, hal itu tidak berlangsung lama karena salah satu anak buah Hugo menjemput wanita itu untuk menyusul sang tuan ke restoran hotel.
Di sana Hugo menunggu Else dengan beberapa menu sarapan. Dia ingin melihat cara makan Else pagi itu.
Else duduk di sana dan mulai mengangkat sendok dan garpu, ternyata walaupun sebelumnya hidup di penjara Else cukup mempunyai table manner.
"Apa makanannya enak?" tanya Hugo.
Else menganggukkan kepalanya, dia sangat lapar tapi berusaha memakan sepelan mungkin. Kalau menuruti kata hatinya pasti dia akan makan dengan cepat.
"Makanlah secukupnya," lanjut Hugo seraya melihat jam di pergelangan tangannya. "Kita harus cepat pergi!"
Walaupun masih lapar, Else harus menghentikan makannya. Untuk ke depannya dia pasti akan menyembunyikan banyak makanan.
Beberapa menit kemudian keduanya berjalan keluar dari lobi hotel dan menuju sebuah mobil mewah yang menjemput mereka.
Belum sampai di kediaman keluarga Duke saja, Else sudah gugup setengah mati.
Sepanjang perjalanan Hugo juga tidak banyak membuka suara tapi ketika memasuki gerbang utama kediaman keluarganya, Hugo tampak memegang tangan Else.
"Bersiaplah!" ucapnya.
"Baik sayang," Else berusaha menghempas rasa canggungnya.
Hugo membimbingnya untuk keluar dari mobil, perempuan itu terkejut karena sudah banyak pelayan berbaris untuk menyambut kedatangan mereka.
Seketika Else langsung menjadi pusat perhatian.
"Apa itu istri tuan Hugo yang selama ini disembunyikan?"
else semoga g trjadi apa" mknya nikahi dia hugo else akn selamat