NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28 Dewi Si Emak Otak Konslet

"Mau kamu itu apa sih, Ric?! Bukannya uang kompensasi dari kamu sudah aku kembalikan semua?! Kenapa kamu ganggu aku lagi?! Kamu mau hamilin aku lagi?!" sergah Elvira geram tanpa peduli suaranya didengar oleh beberapa karyawati toko baju Jelita yang mendapat jatah pulang malam dan beberapa orang yang ada di sekitar tempat itu yang lumayan membuat Rico merasa malu.

"Ngomongnya jangan keras-keras dong El, didenger orang lain tuh, kan malu," tegur pemuda tersebut dengan suara pelan.

"Malah bagus dong kalau mereka dengar, biar mereka tahu siapa kamu sebenarnya!" Elvira malah menantang dengan volume suara tidak berkurang dari sebelumnya yang membuat Rico tambah malu.

Tin tin!

Ratih sengaja membunyikan klakson motornya ketika melihat sosok Rico di dekat Elvira, segera saja Elvira pun beranjak dari tempatnya berdiri lalu menghampiri Ratih.

"Woi buaya buntung! Ngapain kamu ganggu Elvira lagi?! Aku laporin kamu ke Jelita ya!" teriak Ratih dari pinggir jalan yang berhasil menarik perhatian beberapa orang yang membuat Rico langsung cabut dan melajukan motornya karena merasa malu.

*

"Gimana Ric? Kamu sudah ketemu Elvira?" tanya Dewi tidak sabaran karena ingin segera punya mantu kaya dan bisa dapat dukungan keuangan lagi.

"Sudah Buk, tapi Elvira nya gak seneng kalau ketemu sama Rico. Dia tadi marah-marah," timpal anak lelakinya.

"Yaelah Ric Ric, kamu itu jadi laki kok gampang nyerah gitu. Ya kejar terus sampek dia takluk dong," kata wanita itu seenak jidat, tanpa ingat kalau dia sudah pernah memukul-mukul anak lelakinya dan mengatai Rico goblog ketika pemuda tersebut ketahuan pacaran dan menghamili Elvira.

"Buk, Jelita itu sudah pernah memperingatkan Rico, kalau Rico sampek mengganggu Elvira lagi dia bakal lapor ke polisi karena Rico sudah memaksa Elvira untuk aborsi," sahut pemuda tersebut.

"Halah, paling dia cuma nggertak saja," istrinya Baskoro meremehkan.

"Memangnya Elvira tinggal dimana? Biar Ibuk saja yang ketemu dan ngomong sama dia," imbuh Dewi.

"Elvira tinggal di rumah kontrakan Ratih, Buk," balas Rico.

"Ratih temennya Jelita songong itu? Ooo pantesan. Elvira jadi marah sama kamu pasti karena sudah dikompori sama dua perempuan brengsek itu," geram istrinya Baskoro tanpa instropeksi diri.

"Mending Ibuk gak usah ke rumah kontrakan Ratih deh, nanti kalau Ibuk bikin ribut di sana, malah tambah runyam masalahnya," pemuda tersebut merasa was-was.

"Sudah jangan kebanyakan ngomong, kamu pikir Ibuk ini anak kecil apa," sengak Dewi tak peduli.

Keesokan paginya...

"Sis, kamu tahu rumah kontrakan Ratih temennya si Jelita songong itu gak?" tanya Dewi pada anak perempuannya yang hari itu tidak ada jadwal kuliah.

"Ya gak tahu lah, Buk. Ketemu Ratih nya juga baru sekali waktu dia dateng ke nikahan Mas Rico dan Jelita. Memangnya ada apa Ibuk tanya rumah kontrakannya Ratih?" gadis tersebut curiga.

"Ibuk mau ketemu Elvira Sis, dia kan tinggal di rumah kontrakan Ratih. Ibuk mau membujuk dia agar mau balikan sama Rico. Orang tuanya cukup kaya lo Sis, kan lumayan kalau Ibuk besanan dengan mereka, bisa ada suplai keuangan lagi," ucap istrinya Baskoro tak tahu malu.

"Sudahlah Buk, Ibuk jangan punya pikiran kayak gitu lagi deh. Ibuk baru saja dilaporin Jelita ke polisi lo," Sisca memperingatkan ibunya.

"Kamu itu jangan sok bijak lah, Sis. Kamu pikir kamu bisa hidup sampek sekarang itu sumber biayanya darimana coba? Pernah gak selama ini kamu punya inisiatif ngehasilin duit buat meringankan beban kita? Gak kan?" bukan Dewi namanya kalau gampang menerima nasehat orang lain.

"La terus mau Ibuk sekarang bagaimana? Sisca itu beneran gak tahu dimana rumah kontrakan Ratih. Kenapa Ibuk gak tanya ke Mas Rico saja?" ujar cewek itu dongkol.

"Mas mu melarang Ibuk ketemu sama Elvira," timpal istrinya Baskoro terus terang.

"Kalau Mas Rico saja nglarang Ibuk ketemu Elvira, kenapa Ibuk malah ngeyel pingin ke sana?" Sisca merasa tidak habis pikir dengan prinsip ibunya.

"Oalah Sis Sis, kamu diajak ngomong kok belum paham juga. Ibuk nekat pingin ketemu Elvira itu namanya usaha, biar keadaan keluarga kita jadi lebih baik kalau dia mau jadi mantunya Ibuk," Dewi mulai geregetan dengan kelemotan anak perempuannya.

"La kalau Sisca memang gak tahu rumah kontrakannya Ratih gimana, Buk? Ibuk nyuruh Sisca untuk jadi mata-mata gitu?" gadis itu mulai geregetan.

"Ya kamu ikutin Mas mu kalau pas keluar rumah malem-malem lah, Sis. Siapa tahu dia pergi ke rumah kontrakan Ratih," tukas istrinya Baskoro.

"Kalau Sisca banyak tugas kuliah trus gimana, Buk?" cewek tersebut merasa keberatan dengan tugas yang diberikan oleh ibunya.

"Kamu itu ya, kalau disuruh Ibumu kok seriing saja protes! Mending kamu putus kuliah saja trus cari kerja sana, biar hidupmu ada gunanya! Perasaan selama jadi anakku, kamu bukannya membawa keberuntungan tapi malah bikin tekor!" semprot Dewi karena geram dengan anak perempuannya.

"Iya deh iya, Sisca bakalan bantu Ibuk," Sisca terpaksa menerima tugas dari ibunya karena tidak ingin mendapat omelan lagi.

*

1 minggu kemudian...

Pada suatu sore, Dewi pergi ke rumah kontrakan Ratih dengan mengendarai motor sendirian dan pamitnya ke suaminya dia mau main ke rumah Bu Romlah, bekas tetangga mereka, dengan alasan pingin ngobrol karena sudah lama tidak ketemu.

Tok tok tok!

Dewi mengetuk pintu rumah kontrakan Ratih, yang beberapa detik kemudian muncullah sosok si penyewa kontrakan dari balik pintu, yang langsung membuat Ratih agak kaget.

"Bu Dewi ngapain ke sini?" tanya Ratih dengan perasaan tidak senang.

"Mana Elvira?! Aku mau ketemu sama dia?!" balas istrinya Baskoro dengan suara agak ketus.

"Bu Dewi itu ngomong sama siapa? Bertamu di rumah kontrakan orang kok suaranya gak enak gitu. Gak pernah dapat ilmu sopan santun ya?" sergah Ratih tanpa basa-basi.

"Gak usah kebanyakan cing cong kamu ya! Aku gak ada urusan sama kamu! Aku ada urusan penting dengan Elvira!" semprot wanita berumur 48 tahun itu.

"Bu Dewi ngapain cari Elvira? Mau ngrayu dia supaya balikan sama Rico si buaya buntung itu karena Elvira dari keluarga yang cukup kaya biar bisa kalian manfaatin juga kayak mendiang Om Adi dan Jelita?" ucapan Ratih tepat sasaran.

"Mulutmu kalau ngomong jangan sembarangan ya! Ngomong sama orang tua gak ada sopan santunnya! Dasar perempuan goblok!" sengak Dewi tanpa berkaca siapa dirinya.

"Heh nenek sihir! Omonganmu gak kebalik ta?! Yang gak punya sopan santun dan goblok itu kan kamu sendiri! Kamu kalau punya gangguan jiwa mending cepet obatin sono gih di rumah sakit jiwa, mumpung belum gila beneran!" Ratih malah menantang yang tentu saja membuat istrinya Baskoro semakin muntab.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!