NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa

Reinkarnasi Pendekar Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Anak Genius / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Transmigrasi
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Boqin Changing

Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.

Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun?

Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membicarakan Bakat Terbesar

Wang Zhou menatap anak kecil di depannya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Ia masih sulit mempercayai hasil pengujian yang baru saja dilakukan. Demi memastikan, ia kembali mengulangi pemeriksaannya untuk kedua kalinya. Hasilnya tetap sama, tidak berubah sedikit pun.

“Tak mungkin….” gumamnya perlahan sambil menghela napas panjang.

Anak berusia tujuh tahun itu, Boqin Changing, ternyata telah mencapai ranah pendekar menengah dengan lingkaran tenaga dalam berjumlah tujuh puluh lingkaran. Ditambah lagi tulangnya telah berada pada kualitas tulang besi.

Seumur hidupnya, bahkan selama puluhan tahun ia memimpin sekte, Wang Zhou belum pernah melihat bakat semengerikan ini. Seorang jenius beladiri biasanya baru bisa menembus ranah pendekar menengah di usia dua belas atau tiga belas tahun. Di bawah sepuluh tahun? Itu mustahil!

Ia menatap bocah itu sekali lagi. Memastikan ia sedang tidak bermimpi.

“Chang’er,” ucap Wang Zhou dengan suara berat tapi penuh kekaguman. “Kau sungguh berbakat. Aku sebagai patriak sekte ini berterima kasih karena kau mau bergabung dengan sekte ini. Aku berjanji akan memberikan sumber daya terbaik sekte ini untuk mendukung perkembanganmu. Berlatihlah dengan giat, agar kelak kau mampu membawa nama baik sekte ini ke puncak.”

Boqin Changing menundukkan kepala sedikit, sikapnya tenang, tidak sombong walau mendapat pujian sebesar itu. “Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan patriak menerima saya berguru di sekte sini. Saya berjanji akan menjaga nama baik sekte ini sebaik mungkin.”

Kata-kata itu terdengar sederhana, tetapi di baliknya tersimpan tekad yang lebih kuat dibanding anak kecil mana pun yang pernah ditemui Wang Zhou. Ia yakin Boqin Changing akan menjadi pendekar hebat di masa depan.

Patriak Zhou mengangguk puas, lalu menoleh ke Wang Tian. “Kalian pasti lelah setelah menempuh perjalanan panjang. An’er, bawa Chang’er ke rumahmu. Biarkan ia beristirahat dulu. Setelah itu, kembalilah kemari. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Baik, Patriak.” Wang Tian menjawab dengan hormat.

...******...

Mereka berdua meninggalkan ruangan patriak, berjalan menuju kediaman Wang Tian yang terletak tidak jauh dari aula utama sekte. Rumah itu sederhana, terdiri dari tiga kamar dengan halaman cukup luas. Meski Wang Tian adalah seorang tetua sekte, ia lebih suka hidup sederhana.

Di sana ia tinggal seorang diri, hingga kini, meskipun usianya sudah matang, ia belum menikah. Sesampainya di rumah, Wang Tian segera menunjukkan kamar yang akan ditempati Boqin Changing.

“Mulai sekarang, inilah kamarmu. Jika ada yang kurang, katakan saja. Anggap rumah ini sebagai rumahmu sendiri.”

Boqin Changing mengangguk kecil. Saat ia melangkah masuk, matanya menyapu ruangan itu. Kasur sederhana, meja kayu kecil, dan jendela yang menghadap ke arah timur. Semua itu membuat hatinya terasa hangat. “Kamar ini…” pikirnya dalam hati, “aku pernah menempatinya dalam kehidupan yang lalu.”

Kenangan lama menyeruak, begitu nyata seakan ia baru saja bangun dari tidur panjang.

Saat Wang Tian hendak pamit kembali menemui patriak sekte, Boqin Changing tiba-tiba menahannya.

“Guru, sebelum pergi… bolehkah aku meminta kembali karung berisi rumput milikku yang tersimpan di cincin ruang guru?”

“Oh, ya ampun, Chang’er! Aku hampir lupa. Baiklah, akan kukembalikan sekarang.”

Dengan sekali ayunan tangan, Wang Tian mengeluarkan tumpukan karung besar berisi rumput naga. Karung-karung itu segera menumpuk di hadapan murid pertamanya itu.

“Kalau begitu, aku pamit dulu. Istirahatlah, nanti selepas ini aku akan memasakkan makanan untukmu.” ujar Wang Tian sambil tersenyum hangat.

“Baik, Guru.” jawab Boqin Changing singkat.

Setelah gurunya pergi, Boqin Changing segera menyimpan semua karung itu ke dalam cincin ruang yang ia kenakan di jari. Cincin itu ia dapatkan dari hasil menjarah para perampok Tengkorak Hitam. Kini benda itu sangat berguna baginya.

Setelah semua selesai, ia merebahkan diri di atas kasur. Matanya menatap langit-langit kamar, dan kenangan dari kehidupan sebelumnya kembali berputar. Betapa aneh rasanya, kembali ke tempat yang pernah begitu akrab baginya.

Namun ketenangan itu tidak berlangsung lama. Perutnya tiba-tiba berbunyi keras. Ia terkekeh kecil.

“Sepertinya aku mulai kelaparan. Daripada menunggu guru kembali, lebih baik aku memasak sendiri saja.”

Ia pun bangkit, berjalan ke dapur sambil bergumam, “Mari kita mulai memasak.”

...*****...

Sementara itu, di ruang patriak, Wang Tian tengah melaporkan segalanya kepada ayahnya.

“An’er, dari mana kau menemukan monster kecil itu?” tanya Wang Zhou, suaranya setengah bergetar.

“Ceritanya panjang, ayah. Akan kuceritakan secara lengkap.”

“Mulailah.”

Wang Tian pun menceritakan pertemuannya dengan Boqin Changing di hutan, ketika dirinya dikepung oleh orang-orang Tengkorak Hitam. Ia menyaksikan sendiri bagaimana anak kecil itu mampu membunuh belasan perampok dari jarak jauh.

Patriak Zhou mengerutkan kening. “Apa jangan-jangan dia siluman tua yang berhasil membentuk tubuh manusia?”

“Bukan begitu, ayah. Aku sudah memeriksanya.”

Kemudian ia menjelaskan bahwa ia telah mengunjungi keluarga Boqin Changing di desa. Ia bertemu orang tuanya, para tetangga, bahkan dukun bayi yang membantu kelahirannya tujuh tahun lalu. Identitas bocah itu benar-benar jelas. Tidak ada yang mencurigakan.

“Jika begitu, berarti dia memang manusia biasa. Hanya saja… bakatnya benar-benar menakutkan,” ujar Patriak Zhou.

Wang Tian menambahkan dengan nada serius,

“Ayah, ada satu hal lain yang ingin kubicarakan. Chang’er memiliki nafsu membunuh yang kuat. Ia membunuh para perampok seakan itu hal yang mudah baginya. Usianya baru tujuh tahun, tapi sudah bisa menghabisi puluhan orang tanpa gentar.”

Patriak Zhou bergidik mendengarnya. Bayangan bocah itu sebagai jenius sekaligus berbahaya muncul di benaknya.

“Apakah hanya para perampok itu saja yang ia bunuh?” tanyanya.

“Betul, ayah. Hanya orang-orang aliran hitam. Kepada para pedagang yang ia lindungi, ia bahkan menunjukkan sikap tenang dan tidak menyakiti mereka.”

Patriak Zhou terdiam sejenak. Lalu ia berkata pelan, “Jika begitu, mungkin ia sama seperti beberapa pendekar aliran putih yang memang tidak memberi ampun pada musuh-musuh dari aliran hitam. Aku harap Chang’er termasuk tipe itu.”

“Aku juga berpikir demikian, ayah,” sahut Wang Tian.

“Baiklah,” lanjut Patriak Zhou, “sekarang tugasmu untuk mendidiknya dengan baik. Jangan biarkan ia keluar dari jalan kebenaran. Bimbing dia agar selalu melindungi yang lemah. Dengan bakat seperti itu, di masa depan ia bisa menjadi salah satu pendekar terhebat di Kekaisaran Qin.”

Mendengar itu, Wang Tian menunduk hormat. “Baik, ayah. Aku akan melakukan yang terbaik.”

Patriak Zhou menghela napas panjang. “Aku pun harus turun tangan lebih banyak dalam misi sekte ini. Sumber daya yang dibutuhkan anak itu pasti sangat besar. Aku tidak boleh tinggal diam.”

Wang Tian menatap ayahnya, matanya sedikit berkaca-kaca. “Ayah… terima kasih. Perhatian ayah benar-benar membuatku terharu.”

Dalam kehidupan pertama Boqin Changing, ia sama sekali tidak mendapat perhatian seperti ini. Namun kali ini, bakatnya terlalu mencolok untuk diabaikan. Patriak Zhou tidak punya pilihan selain memberikannya perhatian penuh.

Mereka berdua pun berbincang lebih lama. Dari urusan sekte, strategi masa depan, hingga hal-hal pribadi. Hubungan mereka bukan sekadar patriak dan tetua, tapi juga ayah dan anak.

...******...

Menjelang sore, Wang Tian pamit untuk kembali ke rumah. Ia teringat muridnya belum makan siang sejak siang tadi.

Namun begitu ia tiba di depan rumah, alisnya berkerut. Ada aroma masakan yang harum tercium dari dalam rumah.

“Ini…?” gumamnya terkejut.

Ketika ia membuka pintu, aroma semakin kuat. Wangi daging rebus, bumbu rempah, dan sayuran segar memenuhi udara.

“Chang’er…?” panggilnya sambil melangkah masuk.

1
Hendri Yansah
lanjut yhor
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hentooopz
BaDiPra
weh, marathon beberapa hari rupanya sekarang dah nyampe di bab terbaru rupanya.
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ..........
Rahmat Shinichi
ga usah ga usah tangan nya maju...
Ananda McHerostar: Ka Coba baca novel judulnya
Scarlet Oath: ikatan darah, barang kali kakaknya suka, genrenya action, demon, dark fantasy.
total 1 replies
Ipung Umam
lanjutkan terus menerus thor
Ananda McHerostar: Ka Coba baca novel judulnya
Scarlet Oath: ikatan darah, barang kali kakaknya suka, genrenya action, demon, dark fantasy.
total 1 replies
Nanik S
Tambah Tor Upnya agar readerbbisa ambil kesimpulan dg baik 👍👍
Boqin Changing: semoga 2-3 hari ke depan udah bsa double update ya
total 1 replies
Nanik S
Ternyata Takdir bisa dibelokan... Cang'er sangat Jenius
budiman_tulungagung
masih satu mawar 🌹 setiap bab
y@y@
🌟👍🏼👍🏿👍🏼🌟
y@y@
💥👍🏾👍🏻👍🏾💥
maz tama
mantap Thor terimakasih sudah update...boqin memang jago berakting/Joyful//Facepalm/
Ananda McHerostar: Ka Coba baca novel judulnya
Scarlet Oath: ikatan darah, barang kali kakaknya suka, genrenya action, demon, dark fantasy.
total 1 replies
Dirman Ha
ig rg jo
Dirman Ha
ig dg hooh
Dirman Ha
jg dg hooh
Rinaldi Sigar
lnjut
Ananda McHerostar: Ka Coba baca novel judulnya
Scarlet Oath: ikatan darah, barang kali kakaknya suka, genrenya action, demon, dark fantasy.
total 1 replies
Luthfi Afifzaidan
lg
Ananda McHerostar: Ka Coba baca novel judulnya
Scarlet Oath: ikatan darah, barang kali kakaknya suka, genrenya action, demon, dark fantasy.
total 1 replies
Ayumi
Lanjut Thor
Ananda McHerostar: Ka Coba baca novel judulnya
Scarlet Oath: ikatan darah, barang kali kakaknya suka, genrenya action, demon, dark fantasy.
total 1 replies
Zainal Arifin
cuuuuuuuusss lanjuuuuuuuuttt
Ananda McHerostar: Ka Coba baca novel judulnya
Scarlet Oath: ikatan darah, barang kali kakaknya suka, genrenya action, demon, dark fantasy.
total 1 replies
Zainal Arifin
jossssssssss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!