Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.
Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun.
Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membicarakan Bakat Terbesar
Wang Zhou kemudian mengecek kembali Boqin Changing. Dia ingin memastikan kembali kemampuan murid Wang Tiang tersebut. Hasil percobaan kedua pun mengatakan hasil yang sama. Anak di depannya memang masih berusia tujuh tahun, seorang pendekar menengah dengan lingkaran dalam sebanyak tujuh puluh lingkaran dan bertulang besi.
Wang Zhou menghela nafas. Seumur hidup baru saat ini dia menemukan bakat mengerikan seperti ini. Seingatnya seumur hidupnya dia belum pernah mendengar ataupun melihat seorang bocah berusia di bawah sepuluh tahun sudah menjadi pendekar menengah. Umumnya jenius beladiri akan menembus ranah menengah pada usia dua belas tahun.
"Chang'er kau sungguh berbakat. Aku sebagai patriak sekte ini mengucapkan terima kasih kamu mau bergabung dengan sekteku. Aku berjanji akan memberikan sumber daya terbaik sekte kami untuk pengembanganmu. Latihanlah dengan giat agar kamu bisa semakin kuat dan menaikkan nama baik sekte ini." ujar Patriak Zhou
"Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Patriak menerima saya berguru di Sekte ini. Saya berjanji akan selalu menjaga nama baik sekte ini" ucap Boqin Changing
"Kalian pasti lelah setelah menempuh perjalanan ke sini. An'er bawa Chang'er ke rumahmu. Biarkan dia beristirahat terlebih dahulu. Selesai dari sana kembalilah ke sini ada yang ingin aku bicarakan".
"Baik patriak." ucap Wang Tian
Mereka pun bergegas meninggalkan ruangan patriak dan menuju ke rumah milik Wang Tian. Rumah Wang Tian di dalam sekte merupakan rumah sederhana yang terdiri dari tiga kamar dengan halaman yang cukup luas. Di sini Wang Tian hidup sendiri karena sampai sekarang masih membujang walaupun sebenarnya usianya sudah matang.
Sesampainya di rumah, Wang Tiang segera mengajak Boqin Changing menuju kamarnya. Dia memberikan sedikit arahan terkait tempat yang akan menjadi tempat tinggal Boqin Changing.
Wang Tian kemudian pamit, dia akan kembali menuju ruangan patriak. Namun sebelum Wang Tian pergi, Boqin Changing mencegahnya.
"Guru sebelum guru pergi, bolehkah aku meminta karung berisi rumputku yang tersimpan di cincin ruang guru?"
"Oh ya ampun Chang'er aku hampir lupa. Baiklah ini aku kembalikan ya."
Wang Tian kemudian mengayunkan tangannya dan tumpukan karung rumput naga milik Boqin Changing sudah berada di depannya.
"Kalo begitu aku pamit Chang'er. Istirahat dulu saja. Nanti selepas dari sana aku akan memasakkan makanan untukmu."
"Baik guru"
Wang Tian pun meninggalkan Boqin Changing di rumah. Boqin Changing yang melihat tumpukan karung rumput naga di depannya segera mengayunkan tangannya agar karung-karung tersebut masuk ke cincin ruangnya. Dia mendapatkan cincin ruang dari hasil menjarah para perampok Organisasi Tengkorak Hitam. Sekarang dia bisa memakainya untuk dirinya sendiri.
Boqin Changing kemudian merebahkan diri di kasur kamarnya. Dia memandang kamar yang pernah ditempatinya di kehidupan pertamanya. Sungguh nostalgia rasanya kembali ke kamar yang mempunyai banyak kenangan ini.
Saat sedang beristirahat tiba tiba perut Boqin Changing keroncongan. Sepertinya dia mulai kelaparan. Daripada menunggu gurunya kembali, Boqin Changing memutuskan untuk memasak saja saat ini.
"Mari kita mulai memasak" ucap Boqin Changing sambil menuju ke dapur.
...*****...
Di ruangan Patriak Zhou, Wang Tian sedang menghadap.
"An'er dimana kamu menemukan monster kecil itu?"
"Ceritanya panjang Ayah. Aku akan menceritakan secara lengkap."
"Mulailah."
Wang Tian kemudian menceritakan pengalaman awalnya bertemu Boqin Changing di hutan saat dikepung pasukan Organisasi Tengkorak Hitam. Dia menceritakan kehebatan Boqin Changing yang mampu membunuh belasan orang dari organisasi tersebut dari jarak jauh.
"Apa jangan jangan dia siluman tua yang berhasil membentuk tubuh manusia An'er?"
"Bukan seperti itu ayah. Aku sudah memeriksanya."
Wang Tian kemudian menceritakan bahwa dia sudah mengunjungi keluarga Boqin Changing. Dia juga bertemu dengan para tetangga dan penduduk desa untuk memastikan identitas muridnya tersebut. Dari penelusurannya identitas Boqin Changing normal-normal saja dan penduduk sekitar mengenalnya. Wang Tian bercerita bahkan dia bertemu dengan dukun bayi yang membantu kelahiran Boqin Changing tujuh tahun lalu.
"Jika seperti itu ceritanya, anak itu memang manusia biasa. Namun bakatnya sangat menakutkan" ucap Patriak Zhou
"Tidak hanya menakutkan ayah. Chang'er sejujurnya mempunyai nafsu membunuh yang sangat kuat. Di usia sekarang dia mampu membunuh puluhan orang seperti pembunuhan adalah hal yang mudah untuknya." Ucap Wang Tian bergidik ngeri.
Dia kemudian menceritakan kisah selanjutnya, dimana mereka bertemu kembali dengan Organisasi Tengkorak Hitam yang hendak merampok para pedagang. Dengan tangan kosongnya Boqin Changing membunuh para perampok itu dan terlihat menikmatinya.
Mendengar cerita tersebut, Wang Zhou ikut bergidik ngeri. Tidak disangka anak semuda itu sudah haus rasa membunuh.
"Apakah hanya para perampok saja yang dia bunuh Tian'er?"
"Betul ayah. Hanya aliran hitam saja yang Boqin Changing bunuh. Dia seperti tidak menganggap para pedagang yang dia bantu?"
"Hmmm jika dia aliran hitam aku tidak kaget. Tapi sejujurnya jarang sekali aliran putih seperti kita yang membunuh para lawannya"
"Namun An'er di luar sana aku kadang mendengar ada beberapa pendekar aliran putih yang juga tidak memberikan ampun kepada lawannya para aliran hitam. Aku harap Chang'er juga seperti itu." ujar Patriak Zhou menambahkan.
"Betul Ayah."
"Baiklah sekarang tugasmu untuk mendidiknya dengan baik. Buatlah dia tetap berada di jalan kebenaran dan selalu membantu yang lemah. Aku yakin dengan bakatnya di masa depan nanti dia akan menjadi salah satu pendekar terhebat di Kekaisaran Qin.
"Baik Ayah. Aku akan berusaha sebaik mungkin mengajari Chang'er untuk menjadi pendekar yang kuat dan berbudi pekerti luhur"
"Hmmmm.. Aku sepertinya juga harus turun untuk lebih banyak misi sekte ini. Kebutuhan sumber daya Chang'er pastinya sangat besar. Aku harus ikut membantunya."
"Ah... Ayah terima kasih." ucap Wang Tian terharu melihat perhatian ayahnya.
Pada kehidupan pertama Boqin Changing, Patriak Zhou tidak seperhatian ini kepadanya. Pada saat itu bakat Boqin Changing biasa-biasa saja sehingga tidak menarik perhatiannya. Namun kali ini kasusnya berbeda, dengan bakatnya sekarang mau tidak mau Patriak Zhou harus memberikan perhatian ekstra padanya. Bakat seperti Boqin Changing terlalu bagus untuk disia-siakan.
Mereka berdua kemudian berbincang banyak hal lainnya. Cukup banyak yang mereka bicarakan bahkan ke persoalan pribadi. Hal ini wajar saja karena keduanya walaupun menjabat sebagai patriak dan tetua juga mempunyai hubungan lain yaitu anak dan ayah.
Ketika hari menjelang sore, Wang Tian ijin pamit untuk pulang ke rumah. Dia ingat bahwa Boqin Changing belum makan siang untuk hari ini. Mendengar hal itu Wang Zhou justru marah kepadanya karena bakat terbesar sektenya malah dia tidak urus. Wang Tian pun bergegas menuju ke rumahnya untuk segera memasakkan makanan bagi Boqin Changing. Namun ketika memasuki rumahnya dia kaget karena tercium aroma makanan yang sangat harum dan lezat.