Quinsha (Nona Muda Tersembunyi)

"ehm.. Ee bi, ada yang mau quin bicara kan sama bibi , " kata quin sambil menunduk terkesan malu - malu meong. sampai - sampai ratih tak percaya dengan polah sang gadis nan manja dan usil ini. Ratih mengangkat alis nya heran. Menanti kelanjutan kata dari sang keponakan imut nya.

" apa ? Tumben isin isin. Biasanya ngisin ngisini " gurau ratih mengelus rambut quin. Quinn cemberut sebelum melanjutkan ucapan nya. ( malu malu in )

" ehm.. Ii itu bi, sebenar nya quin sekarang sudah punya pa..car " huh, akhirnya bisa lolos juga kata - kata yang sejak ia memutuskan untuk menerima narendra ingin ia ucapkan kepada bibi nya. Ya, quin memutuskan untuk berkata jujur kepada sang bibi. Setelah pengalaman pertama nya yang kurang menyenangkan akibat ia yang tertutup kepada sang paman dan bibi, serta ketidak percayaan kepada sang sepupu kembar nya sehingga ia di buta kan oleh yang namanya cinta. Memang guru yang terbaik adalah pengalaman adalah nyata ada nya.

" pacar ? Siapa ? orang mana ?" rentetan pertanyaan ratih meluncur bebas bak perosotan air. Bukan ia dan arjuna tak tahu pasal bagas mantan dari keponakannya ini. Ia dan arjuna tak ikut andil karena percaya jika sadewa dan nakula akan menangani masalah ini. Yang ia dan suami nya sesalkan adalah quin terlalu jatuh dalam perasaan itu hingga tak sadar ia sedang di sakiti dan di manfaatkan. Jadi, kali ini ia akan lebih ikut andil. Apalagi sekarang quin mau terbuka kan dengan nya.

Quin nampak menghela nafas kasar. Ia gugup untuk menjawab pertanyaan dari sang bibi.

" ehmm. Ehmm dia tuan muda Aldebaran bi, kak sadewa dan kak nakula tahu orang nya, tapi mereka belum tahu jika kami pacaran " cicit quin.

' hah, keponakanku terlalu polos. Mana mungkin sadewa dan nakula belom tahu dengan situasi ini, " batin ratih menghela nafas kasar. Nampak nya quin lupa jika sang sepupu kembarnya dulu pernah meneliti, memeriksa dan mengobrak Abrik data pribadi dari sang mantan hingga mereka lebih paham kebusukan bagas dari pada diri nya sendiri.

' tunggu, aldebaran ?? berarti anak thomas dan juga yulia ' batin ratih. rupa nya ia mengenal keluarga aldebaran ini.

" apa quin mencintai nya ??" tanya ratih mencoba untuk bijak. Quin menatap netra tua sang bibi.

" quin nggak tah, tpi quin merasa nyaman jika dekat dengan nya. Quin juga merasa gak naman saat gadis - gadis terang terangan memuji dia di depan quin. Dia baik bi, dia memperlakukan quin lebih dari saat dengan bagas dulu. Dia bahkan tahu masa lalu quin" kata quin pelan.

' hebat juga ini bocah, tapi jangan harap ini mudah karena dia akan melewati tahap pengujian dari ku dan mas juna, ' bati ratih lagi.

" ya sudah. Nanti kenalkan saja dia pada paman dan kedua kakakmu ya," kata ratih. Ia tentu tidak bisa langsung memberi respon paa sang keponakan. Ia tak mau salah langkah lagi.

Quin mengangguk dan tersenyum. Ia bertekad akan lebih terbuka kepada paman dan bibi nya untuk maslah cinta sekalipun.

" oh iya, nanti aisyah dan azizah akan datang. Mereka mengkhawatirkan mu sayang " kata ratih. Quin mengernyit heran.

" bagaimana kak ais sam kak zizah tau aku sedang sakit bi, " tanya qun.

" tadi pagi ia menelepon ponselmu. Kata nya minggu ini mengajakmu ke mall untuk jalan - jalan. Apa sih arane. Girls time apa embuh lah " jelas ratih. Quin tergelak mendengar istilah " girls time " yang di ucapkan oleh sang bibi.( nama nya ) ( gak tau )

" nah sekarang kamu istirahat lagi. Tunggu saja mereka datang, ingat. Istirahat. No cek email, no cek laptop !" peringat ratih galak.

" siap bos " sahut quin dengan pose menghormat bak sedang upacara bendera.

Ratih beranjak meninggalkan quin setelah menyelimuti quin. Qin pun patuh untuk beristirahat dan tak lama kemudian ia pun terlelap.

💨💨💨

Benar saja apa yang di ucapkan bibi ratih tadi. Tepat jam 4 sore kekasih kedua sepupu kembar nya datang untuk menjenguk nya. Mereka langsung menuju kamar quin begitu di beri tahu jika sang calon adik nya ada di dalam kamar.

TOK TOK TOK

" masuk .. "

Setelah di persilahkan masuk, aisyah dan azizah lekas masuk.

" aih aih. Ternyata bisa sakit juga anak nakal ini ' kata aisyah sambil meletakkan parcel di atas nakas. Quin mengerucutkan bibirnya mendengar ejekan aisyah. Aisyah adalah calon istri sadewa. Sifatnya bertolak belakang dengan sadewa yang kalem. Aisyah nampak pecicilan seperti quin. Sedangkan azizah malah kalem, beda dengan nakula calon suami nya yang iseng dan usil. Well, bukannya jodoh akan saling melengkapi.

" huuuuu, maksud kak ais apakah, " quin menyambut gurauan aisyah. Azizah hanya geleng - geleng kepala melihat interaksi kedua nya.

" gimana keadaan kamu dek, " tanya azizah kalem.

" sudah baikan kak, kaka berdua nggak sibuk ? Kak kula bilang kalian akan segera mengejar program studi s2 ? " jawab quin.

" heem, kami akan meneruskan pendidikan kami dulu, ya lumayan sibuk nanti nya. Tapi kami akan menyempatkan diri untuk menjenguk adik ipar dulu dong, ya nggak zah " Aisyah menaik turunkan alisnya menggoda quin. Azizah hanya tersenyum menimpali perkataan aisyah.

" padahal kami ingin mengajak mu jalan - jalan akhir pekan besok " sambung aisyah menyayangkan rencana yang sudah ia susun untuk sekedar menghabiskan waktu bertiga dengan calon adik ipar nya ini.

" semoga saja aku sudah boleh keluar, tau sendiri kak gimana kak sadewa. Apalagi kak nakula, " ungkap quin.

" mereka sayang padamu dek, wajar jika seperti itu. Mereka akan merasa bersalah jika kamu kenapa - napa " jawab azizah. Quin menatap aisyah dan azizah satu persatu hingga menimbulkan tanda tanya di wajah kedua perempuan itu.

" ada apa ? Apa ada yang salah dengan ucapan azizah ? Atau ada sesuatu di wajah kami ?" tanya aisyah heran.

" ehm, sebenar nya ada yang ingin aku tanyakan kepada kakak - kakak sekalian " ucap quin dengan ragu - ragu. Aisyah dan Azizah semakin bingung di buat nya.

" tanya apa dek, biasanya juga langsung tanya " sahut azizah. Quin masih ragu - ragu untuk bertanya. Sekali lagi ia menatap kedua wajah calon kakak ipar nya ini bergantian.

" apa kak ais dan kak zizah tidak marah padaku ? Secara kak kula dan kak sadewa sangat overprotektif kepadaku, apa kakak nggak akan menjadikan aku sebagai halangan untuk hubungan kalian mengingat pasti kak kula dan kak sadewa lebih memilih merawat ku daripada mengajak kalian berkencan. Apa nanti nya kalian nggak akan membenciku ?" tanya quin lirih. Sebenarnya sudah lama ia merasa tak enak hati kepada dua calon kakak ipar nya ini karena nakula dan sadewa lebih memprioritaskan quin. Bahkan saat sedang berjalan dengan pasangannya, sadewa dan nakula akan segera menghampiri quin jika di telpon.