Ini adalah kisah nyata yang terjadi pada beberapa narasumber yang pernah cerita maupun yang aku alami sendiri.
cerita ini aku rangkum dan aku kasih bumbu sehingga menjadi sebuah cerita horor komedi.
tempat dimana riyono tinggal, bisa di cari di google map.
selamat membaca.
kritik dan saran di tunggu ya gaes. 🙂🙂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Bogel
1
“Pokoknya, kita harus pergi ke sini. Apapun yang terjadi.” Kata Efi saat selesai mendengarkan ceritaku, pengalamanku di sini beberapa bulan yang lalu.
“Tapi Ef, Bogel sudah pindah ke Ponorogo.” Jawabku. “Buat apa kita kesini? Disini kalau malam sangat angker, bahkan berbahaya.”
“Nyatanya, kamu dan Ayu baik-baik saja setelah dari sini. Ya kan?”
“iya juga sih. Tapi..”
“Pokoknya harus!” dia menyilangkan tangannya saat berbicara begitu. “Aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri hantu kak Efa.”
“Kamu kan sudah pernah di tampakin sama dia? Kamu sendiri yang cerita. Masa lupa?”
“Iya juga ya.”
“Makanya. Rencana kita kesini saat malam hari, mending di batalkan saja.”
“Enggak! Pokoknya harus jadi. Waktu sudah di sepakati, hari kamis, tengah malam.”
“Efi?” aku mencoba membujuknya sekuat tenaga. Agar dia mau mengurungkan niat kami kesini. Tapi, sepertinya sia-sia saja.
“Aku ingin melihat hantu kak Efa dari dekat.”
“Oi? Kamu ga dengar ceritaku tadi? Dia bisa menyerang orang!”
“Dia hanya kesepian Riyon. Menurut penilaianku dari ceritamu. Dia hanya ingin ada yang mengingatnya. Terutama ibuku.”
“Kamu mau bercerita soal Efa, eh, Mbak Efa ke ibumu?”
“Entah lah, kita lihat saja nanti. Ayo pulang. Sekarang kita searah lagi kan?”
Dalam perjalanan pulang. Kita sama sekali tidak membicarakan soal rencana kami, ataupun Efa. Kita hanya bercanda apapun yang bisa membuat kami tertawa. Cewek itu begitu ya? Egois? Kalau sudah ada maunya, dia ga mau kalah? Tulis di komentar. Eh. Bukan. Kita lanjut ceritanya.
2
Setelah melepas lelah sebentar, makan siang. Aku pun langsung pergi keluar, mau main sama teman-teman. Kangen bermain bersama, karena selama nginap di rumah Mbah Di, aku cukup jarang bermain sama mereka.
Kita mandi di sungai Lanang yang legendaris itu, hehee
Benar, semuanya, mereka berkumpul disana. Dan ga pakai lama pun aku bergabung sama mereka. Lompat dari atas tanggul ke bawah.! Wuuh seru gaes, anak modern tidak pernah merasakan serunya main di sungai ya? Mereka sangat sibuk sama dunia virtual mereka. Atau kita yang perlu di kasihani?
“Yon, gimana rencana hari kamis nanti?” Tanya Angga.
“Lanjut apa tidak?” Dika juga bertanya.
“Efi juga ngajak lanjut,” Jawabku. “Yah, terserah kalian saja.”
“Gas saja deh.” Jawab Angga.
“Kalau gitu, sesuai rencana awal ya. Kita kesana sekitaran jam 11 malam.” Kata ku.
“Yoss, mantap.” Angga berkata.
“OK deh.” Dika menyahut.
“Tapi kalian sudah siap mental kan?” Tanyaku lagi.
“Siap.” Jawab mereka barengan.
Dan pembicaraan beralih ke hal lain.
“Apa kalian apa pernah masuk ke rumah Bogel setelah dia pindah?” Tanyaku.
“Tidak.” Jawab Angga. Dika juga menjawab sama. “Kenapa?” Tanya Angga.
“Aku Cuma penasaran aja, gimana caranya dia bisa mengeluarkan asap sesaat sebelum menghilang saat di perkemahan.” Jawabku. “Aku dan Efi sedang menyelidikinya.”
“Widih, sok banget lu.” Kata Dika.
“Mau jadi penyidik kepolisian lu?” sahut Angga.
“Engga, Cuma penasaran aja. Masa iya, tiba-tiba saja Bogel jadi sakti. Pasti dia memakai sebuah trik.”
“Rumahnya tidak terkunci. Mau kesana?” Tanya Angga.
“Tahu dari mana kau, kalau rumahnya ga di kunci?” Jawab Dika.
“Paling an sih. Hehehe.”
“Sialan kau.” Umpat Dika.
“Setelah ini, kita coba kesana?” Tanyaku.
“OK, Setuju.” Jawab mereka kompak.
3
Setelah puas bermain di sungai. Lantas kita menuju ke rumahnya Bogel. Bekas rumahnya tepatnya. Tetapi, kita mampir dulu kerumah Angga. Karena ibunya menyuruh mampir dulu. Kita di suruh makan cemilan. Lumayan lah.
Angga juga mengasih tahu tempat dia di tampakin oleh bayangan hitam di dekat sumurnya. Lumayan serem jua, walaupun saat itu masih siang.
Kamar mandi Angga, Dika dan Bogel itu jadi satu. Mereka bergatian memakainya. Di sekitaran sana banyak pohon buah, yah, itu halaman belakang rumah tempat tragedi meninggalnya Ayu. Dan di belakangnya lagi ada hutan bambu yang sangat lebat.
“Kalau malam disini gimana?” Tanyaku. “Sepertinya nyerem in.”
“Yah, begitulah.” Jawab Angga.
“Kalian ga pernah bilang, kalau kamar mandi kalian jadi satu.” Aku masih bertanya-tanya.
“Eh, belum ya? Lupa aku.” Jawan Angga. “Ini namanya kamar mandi Umum. Kadang Pak Ustadz Fatkur juga mandi di sini.”
“Ayo ke TKP.” Kata Dika.
Dan kami pun menuju rumah Bogel. Ternyata benar, rumahnya tidak di kunci. Disana banyak sesajen yang baru saja di tinggalkan. Masih bisa dimakan. Yah, dasar bocah tengil ya. Kita pun menyantapnya. Hehehe
“Serius nanya.” Kataku. “Bogel pas pindah. Dia ga bilang apa-apa ke kalian? Ga pamit sama sekali?”
“Engga tuh. Jawab Dika yang di amini dengan Angga.
“Rumah ini masih banyak perabotannya. Kayaknya ga ada rencana untuk di bawa.” Kata Angga.
“Benar.” Jawab Dika.
‘kriek’ Terdengar suara pintu salah satu kamar terbuka. Aku kira itu Cuma khayalanku. Ternyata Angga dan Dika juga mendengarnya.
“Kalian Dengar?” Tanyaku.
“Iya.” Jawab mereka kompak.
“Arahnya datang dari kamar Bogel.” Seru Dika.
Mereka bertetangga, jadi aku kira wajar kalau mereka tahu kamarnya Bogel itu yang mana. Kami langsung menuju kesana.
“Ga ada orang” Kata Angga. “Tapi kok pintunya terbuka sendiri?”
“Mungkin tertiup angin.” Jawabku.
“Angin dari mana? Rumah ini tertutup rapat.” Jawab Dika. “Kita menutup pintunya supaya ga ada yang tahu kalau kita menyelinap masuk kesini.”
Benar juga aku lupa. Lantas? Ah. Di selidiki dulu lah kamar itu macam bagai mana.
Yang membuka pintu adalah Angga. Tapi yang melongok kedalam duluan adalah aku. Kamar itu sangat gelap gaes. Bahkan jendela kamarnya pun tertutup rapat. Cahaya matahari tidak sanggup menerobosnya.
“Astaga, gelap banget.” Kataku. “Ga kelihatan Apa-apa Ngga. Coba kamu buka yang lebar pintunya.”
Dan dai pun membuka pintu itu selebar-lebarnya. Busyet gaes, saat mata kami sudah mulai terbiasa dengan kegelapan kamar bogel. Alangkah terkejutnya kami melihat seisi kama itu.
Kamarnya sangat berantakan, seolah habis ada yang ngamuk di sana. Ada coretan di seluruh dinding. Dan coretan itu membuatku sangat merinding. Bertuliskan. AYU, EFI, EFA KALIAN SEMUA MILIKU!!
“Gila ini anak.” Kata Angga.
“Coretannya masih baru. Beberapa hari yang lalu saat aku kesini. Coretan ini masih tidak ada.” Kata Dika.
Kami memasuki kamar itu. Melihat-lihat sekeliling. Banyak sekali barang-barang yang masih tertinggal. Ada sebuah buku yang menarik perhatianku. Buku kitab kuno bertuliskan huruf jawa. Karena bahasa jawa masuk dalam daftar mata pelajaran. Kami langsung bisa membacanya.
Isi buku tersebut membuat kami sangat terkejut.
Tertulis. Cara berbicara dengan makhluk halus. Dan bagaimana cara memanggil mereka. Dan apa saja syarat-syarat nya.
"Heh, serius nih?" Kataku saat membaca sebagian dari buku itu.
"Ini juga tertulis. 'cara menaklukkan setan'. Ga bohong kan?" Tanya Angga
"Beneran nih?" Tanya Dika.
Di saat kami bertanya-tanya. Saling bertatapan.
'BLAR' pintu kamar Bogel tertutup secara tiba-tiba. Suaranya sangat menggelegar. Memekakkan telinga.
Kiat bertiga berteriak sangat kencang. Dan kabur dari sana sambil berlarian.
Busyeet dah.
silahkan komen, dan share. tengkyu ferimat. 😁😁