NovelToon NovelToon
Langit Nada Cinta

Langit Nada Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Bad Boy
Popularitas:92.7k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Jangan pernah sesumbar apapun jika akhirnya akan menelan ludah sendiri. Dia yang kau benci mati-matian akhirnya harus kau perjuangkan hingga darah penghabisan.

Dan jangan pernah meremehkan seseorang jika akhirnya dia yang akan mengisi harimu di setiap waktu.

Seperti Langit.. dia pasti akan memberikan warna mengikuti Masa dan seperti Nada.. dia akan berdenting mengikuti kata hati.
.
.
Mengandung KONFLIK, di mohon SKIP jika tidak sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Obat sakit kepala.

"Tapi apa Bang?"

"Abang temui Langkit dulu, sekarang Abang sudah tidak ada hubungan apapun lagi kecuali sekedar Om bagi Nawang." Jawab Bang Ratanca.

Dinar berbalik badan, ia menatap wajah Bang Ratanca. Awalnya Dinar kembali merasa mual tapi setelah menarik nafas panjang, ia pun mampu mengatasinya.

"Kenapa kita tidak merawat Nawang saja?" Tanya Dinar.

"Kita bisa saja terus merawatnya tapi yang lebih berhak merawatnya adalah Langkit. Mau tidak mau, Nada pun harus berbesar hati menerima kenyataan. Seperti kamu yang bisa berbagi dengan Airin, sekarang Nada pun harus bisa menerima Nawang, dia tidak kehilangan raga Langkit, Nawang pun sudah besar."

"Tapi Mbak Nada sudah terlalu susah menjalani hidupnya." Dinar masih saja tidak tega dengan kakak perempuannya.

"Kalau pola pikirmu tetap seperti itu, dunia tidak akan pernah bergeser. Percayakan, biarpun sulit, semua akan baik-baik saja..!!" Satu kecup sayang mendarat di atas puncak kepala Dinar.

...

"Kamu jangan egois Ran, istriku sedang hamil. Mana mungkin Nada mengurus Nawang. Lagipula, aku tidak tega kalau Nada harus ikut menanggung masa laluku."

"Aku egois????? Dinar bolak balik pingsan mikir Airin dan Nawang sampai engap aku lihatnya. Kamu disini malah mikir aku egois??? Kau ini waras atau tidak???????" Bentak Bang Ratanca.

Bang Langkit mengusap wajahnya, sungguh saat ini perasaannya berantakan. Setiap hari melihat Nada menangis sudah cukup membuat batinnya tersayat perih apalagi setiap kali Nada mengatakan penyesalan sudah menikah dengannya, hatinya semakin terasa sakit.

Bang Ratanca pun ikut duduk dengan kasar kemudian menghisap rokoknya dalam-dalam lalu di hembuskannya asap rokoknya perlahan.

"Aku tau semua pasti berat untuk di rasakan, tapi kamu juga harus tanggung jawab dengan perbuatanmu..!!" Kata Bang Ratanca.

"Nada minta cerai, kalau aku masih ada hubungan dengan Airin dan Nada." Jawab Bang Langkit.

"Kamu tidak bisa membujuk Nada???? Untuk apa kau jadi suaminya kalau kau sendiri tidak bisa mengarahkan rumah tanggamu. Kejadian ini ada jauh sebelum kau menikah dengan Nada. Setidaknya pikirkan nasib anakmu, Nawang butuh bapaknya." Tegur Bang Ratanca.

Bang Langkit hanya bisa mengusap wajahnya yang gusar. Dirinya tidak tau bagaimana harus memutuskan, yang jelas hatinya begitu sakit jika melihat Nada menangis.

...

Mbah Kung dan Mbah Putri sudah bersiap kembali ke kampung halaman. Begitulah adanya, para sesepuh tidak terlalu betah meninggalkan desanya.

Berulang kali Dinar dan Bang Ratanca meminta pada para sesepuh untuk tinggal namun beliau tetap bersikeras untuk kembali ke desa.

"Kung dan Uti juga ada urusan. Tidak mungkin memikirkan kamu saja, Ngger. Hmm.. Mbah Kung memutuskan, biar Nawang ikut dengan Kung dan Uti saja. Disana banyak si Mbok yang menjaga. Kalau Nawang disini, Dinar juga pasti akan terus kepikiran dengan masalah kalian. Langkit saja memikirkan istrinya, masa kamu tidak??" Kata Mbah Kung.

"Tidak begitu cara pikirnya, Kung. Merawat Nawang menang suatu kewajiban. Langkit ayah kandung Nawang, sampai kapan dia mau lari dari kenyataan???? Aku dan Dinar bisa saja membesarkan Nawang, tapi saya takut suatu hari nanti, saat Nawang sudah dewasa, dia akan membenci ayahnya sendiri." Jawab Bang Ratanca.

Mbah Kung dan Mbah Putri mengangguk. Para sesepuh paham dengan maksud hati cucunya.

"Baiklah, nanti Kung akan mengantar Nawang lagi. Tapi sementara ini Kung akan membawanya, situasi belum dingin. Biarkan bumil juga sedikit lebih tenang. Kamu juga harus lebih rileks, Ngger. Jangan terlalu memaksa bumil juga. Apa kamu mau kejadian kemarin terulang lagi??" Tegur Mbah Kung.

Bang Ratanca mengangguk. Terus terang keadaan Dinar memang membuatnya tak karuan.

...

Sore hari rumah sudah begitu sepi dan hanya tinggal Bang Ratanca dan Dinar merebahkan diri berdua di ruang televisi.

Tidak ada obrolan apapun, mata pun tertuju pada benda dengan ratusan channel di hadapannya namun pikiran mereka tidak fokus dengan benda tersebut.

"Mbak Airin bagaimana ya??"

"Apa kamu sudah baik-baik saja???" Tanya Bang Ratanca bersamaan saat dirinya membuka obrolan.

"Bisakah kamu tidak menyebut nama Airin lagi?" Imbuh Bang Ratanca.

"Tapi.........."

"Kamu selalu bilang tapi dan memikirkan orang lain. Lantas bagaimana dengan perasaanmu sendiri??? Kamu berhak menentukan bahagiamu..!! Tidak semua orang harus kamu bahagiakan."

Dinar menoleh dan menatap mata Bang Ratanca. "Abaang, menjadi seorang janda pasti sangat berat. Apakah Abang tega membiarkan Mbak Airin hidup sendiri di luar sana?"

"Abang tau, tapi hidup adalah sebuah pilihan. Abang tidak ingin di bimbangkan dengan keadaan. Istri Abang cukup satu dan hanya kamu. Sebagai manusia, kita harus mempertanggung jawabkan apapun yang sudah kita pilih di dunia ini. Abang terpisah dengan Airin karena dia memilih jalan seperti itu dan Abang memilihmu karena memang hati Abang mengarahkan rasa di hati demikian. Sebenarnya prinsip dalam hidup Abang soal pernikahan adalah.. jangan menikah jika hanya bisa menyengsarakan. Orang tuamu mati-matian membahagiakan kamu, lantas untuk apa Abang datang menikahi kamu jika hanya untuk membuatmu menangis?"

"Berarti Abang benar cinta mati kan sama Dinar??" Seperti biasa Dinar selalu mempertanyakan hal bodoh yang tidak terduga.

Bang Ratanca terdiam sejenak, salah bicara sedikit saja maka akan kembali terjadi perselisihan. "Bukan cinta mati lagi, hidup mati Abang cinta sama Dinar." Jawab Bang Ratanca.

Bukannya percaya, kening Dinar malah semakin berkerut. "Gombal, laki-laki mana bisa di percaya."

"Naahh, ini nih. Pasti begini jadinya. Kenapa sih perempuan selalu mencari bahan untuk perang Baratayudha?????"

"Dengan begini saja sudah jawaban kalau cinta Abang hanya pura-pura." Kata Dinar.

"Aaahhh.. lebih baik Abang gelud saja sama begal. Kalau sama kamu mah menang kagak, stress iya."

Dinar langsung bangkit dari tidurnya membawa wajah mendung.

"Mau kemana, dek??"

"Dinar mau pulang ke rumah Papa. Abang jahat.. Abang nggak cinta betulan sama Dinar."

Bang Ratanca pun menarik kembali Dinar ke dalam pelukannya. "Nggak ada kapoknya kamu ya..!!! Kemarin sudah pernah naik di atas lemari. Sekarang mau naik apalagi???? Mau naik ke atas lemari atau........... Abang..."

Dinar sungguh takut dengan tatapan mata Bang Ratanca. Tapi melotot pun tangan suaminya masih jahil menggodanya.

"Abang yang naik..!!" Jawab Dinar terdengar begitu pelan di telinga.

Sontak tawa gemas Bang Ratanca tak tertahan. Dengan cepat dirinya membalik posisi Dinar. "Show time, sayaaang..!! Mana obat sakitnya Om Ran???"

.

.

.

.

1
Cut oka Elfina
.
NauraHaikal
ceritanya selalu bagus sangat suka dg karya2 author
Yayuk Bunda Idza
jadi penasaran kak Nara jarak usia Nada dan Dinar, trus Erlangga anak keberapa?
Yayuk Bunda Idza
ini yang q maksud, walau sudah bisa menyimpulkan, tapi tetap menyesakkan hati saat baca😭😭
Yayuk Bunda Idza
berjuang untuk cinta om Ran
Denis blora
kak Nara ♥️♥️♥️♥️♥️
putri
manteeeep
putri
🥰🥰🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍
Mika Saja
perasaan bang RAN amburadul,,sy jg ikut merasakan amburadul nya,,,,entah bgaimn menata hati yg SDH dikoyak2 sprti ini Krn memng blm siap menghadapi cobaan ini,,,sabar Bang RAN,pasti ada jln nya ya
Setyaningsih
siap membaca semua karya kak Nara
NaraY_Kamanatha: Waaahh.. Alhamdulillah masih ada yang mau komentar. Terima kasih ya kak🥰🙏.

Padahal besok rencana gk up karena bab ini gk ada komennya😁
total 1 replies
Niken Ayu Wulandari
karya Nara tidak pernah gagal dr awal g pernah ketinggalan sukses terus
Denis blora
😭😭😭 Dinar
Maysuri
jngan siksa dr q unk mengeluarkan air mata lg thor.....sedih banget 😭😭😭
Sri Wahyuni Abuzar
tisuuuuu...tolooong tisuuuu aqu habis sudah tak bersisa...tapi air mata ku masih ngalir deres ini 😭😭😭😭😭😭😭
putri
🥲🥲🥲🥲🥲
Nining Dwi Astuti
😭😭😭😭
Mika Saja
mba Nara nyesek bener ya....... ternyta begini ceritanya mengapa bang RAN jd berubah sprti bitu
mudahlia
Dinar gk boleh mati kak Nara jgn jahat ya dia terlope lope di h aqu
dyah EkaPratiwi
/Sob/
Nabil abshor
😭😭😭😭😭 sakitnya,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!