NovelToon NovelToon
SISTEM : GAME PENGHASIL UANG

SISTEM : GAME PENGHASIL UANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: slamet sahid

Dimas, seorang Mahasiswa miskin yang kuliah di kota semi modern secara tidak sengaja terpilih oleh sistem game penghasil uang. sejak saat itu Dimas mulai mendapat misi harian
misi khusus
misi kejutan
yang memberikan Dimas reward uang IDR yang melimpah saat misi terselesaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon slamet sahid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Sisi lain : Paman Mukson dan Keluarganya

Pagi itu, rumah keluarga Mukson dipenuhi dengan suara riuh bak pasar raya meski hanya ada 5 Orang penghuninya. Istrinya, Bu Endang, seperti biasa sedang sibuk memerintahkan anak-anak mereka untuk segera bersiap. Meski baru pukul tujuh pagi, Bu Rini sudah menyiapkan segala sesuatu sejak subuh.

Pak Mukson, yang baru saja selesai mandi, berjalan keluar dari kamar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. perutnya yang gendut seperti ibu hamil 7 bulan nampak bergetar dan bergelombang naik turun saat dia berjalan masuk ke kamarnya.Sempat terlihat di Matanya tadi Satu pemandangan yang sudah tidak asing lagi baginya—istri dan anak-anaknya yang hobi ribut di saat pagi hari.

"Kalian ini gimana sih? Masih lambat saja kek bekicot! Apa harus Ibu yang urus semuanya?!" suara Bu Endang melengking dari dapur, membuat ketiga anak mereka yang sedang sarapan terdiam sejenak. Dono, anak pertama mereka yang duduk di kelas 11 SMA, hanya mengangkat bahu sebelum kembali memakan rotinya dengan tenang. Adiknya, Kasino yang baru kelas 10 SMA, menatap Dono dengan tatapan tak sabar. " Kak, buruan dong. Nanti Ibu marah lagi."

"Tenang saja, kas. Ibu memang suka panik kek ada serangan udara," Seloroh Dono dengan santai.

Sementara adik mereka Indro ngeloyor ke kamar mandi. rupanya dia tadi mencuri start sarapan.

pak Mukson hanya bisa tersenyum tipis melihat percakapan singkat itu. Ia tahu bahwa Bu Endang tidak bermaksud memarahi, tetapi sering kali kata-katanya keluar begitu saja tanpa filter, membuat orang lain terluka tanpa ia sadari. Ia pernah mencoba berbicara kepada istrinya tentang hal ini, tetapi Bu Endang selalu berdalih bahwa ia hanya ingin semua berjalan lancar, apalagi jika berurusan dengan keluarga besar.

"Pak, sudah siap?" suara Bu Endang tiba-tiba terdengar dari belakangnya. pak Mukson menoleh dan melihat istrinya sudah berpakaian rapi, dengan tas besar di tangannya.

"Sudah, tinggal ambil kunci mobil. Anak-anak sudah siap?"

"Harus siap! Kalau enggak, bisa ketinggalan nanti. kakakmu pasti sudah sampai di Wanagari," jawab Bu Endang cepat.

Mukson mengangguk dan segera mengambil kunci mobil yang tergantung di dekat pintu.

Ia tahu bahwa hari ini bukan hari yang mudah, terutama dengan rencana berkumpul di rumah Kakak tertua, Ibu Ngatmi. Dalam keluarga Tri Sanjaya, Ibu Ngatmi kebetulan memang dihormati sebagai yang paling tua, dan juga satu-satunya wanita dari 3 anak keturunan dari keluarga Sanjaya. kadang-kadang, Sebagai adik terkadang dirinya dan Mukhlis kakaknya, bisa terlalu serius untuk melindungi Mbakyunya itu, Tapi berbeda dengan Mukhlis yang lebih santai dalam menjalani hidup.

Pak Mukhlis dan Pak Mukson, karena Mereka sudah berkeluarga, juga punya dinamika tersendiri dalam kehidupan rumah tangga masing-masing. Pak Mukson dikenal sebagai sosok yang bijak dan sabar, tetapi ia sering kali terjebak di tengah-tengah saat ada ketegangan antara pendapat isterinya atau pendapatnya sendiri dalam mengambil suatu keputusan. Dan hampir 99,9% endingnya pendapat isteri yang pasti mendominasi.

"Kalian semua masuk mobil sekarang!" suara Bu Endang kembali menggelegar, memotong lamunan pak Mukson. Anak-anak pun segera berdiri dan berjalan ke arah mobil yang sudah terparkir di garasi.

Mukson menghela napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya sebelum perjalanan panjang ini dimulai. Ia tahu bahwa perjalanan ini bukan sekadar kunjungan biasa; ada sesuatu yang lebih besar yang akan Mereka bicarakan, dan Mukson harus siap menghadapinya.

Setelah semua anggota keluarganya masuk ke mobil, Mukson pun duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mesin. Mobil melaju perlahan keluar dari halaman rumah menuju jalan raya, meninggalkan keramaian kota menuju desa Wanagari yang tenang dan sejuk. Di dalam mobil, suasana terasa ceria. Kasino duduk diam sambil menatap pemandangan di luar jendela, sementara Dono dan adik bungsunya Indro, tampak duduk bersebelahan di belakang Sopir, Sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Indro adalah putra bungsu dari pak Mukson, saat ini Ia duduk di kelas 9 SMP, Mereka tampak sibuk dengan ponsel mereka. Mukson sesekali melirik ke arah istrinya yang duduk di sampingnya. Bu Endang tampak serius, seperti memikirkan sesuatu yang penting.

"Bu, nanti di sana tolong Ibu bersabar mendengar dulu dengan seksama kalau mau usul ya? "himbau pak Mukson, mencoba memecah kesunyian.

" Haisss, tenang saja Pak, Aku bisa bawa diri.

" O iya, tadi Mas Mukhlis telp Katanya dia sudah bersiap otw juga dari rumahnya sekarang. Mungkin sampai di sana nanti hampir bersamaan dengan kita," Kata pak Mukson Sambil matanya masih lurus menatap jalan di depan.

Istrinya mengangguk pelan. Ia merasa ada sesuatu yang ingin dikatakan kepada suaminya, tetapi akhirnya ia memilih untuk diam. Perjalanan ini bukan hanya tentang silaturahmi; ada masalah warisan yang mungkin akan dibahas, dan Mukson tahu betapa sensitifnya topik ini.

Tanah dan rumah yang ditinggalkan oleh orang tua mereka adalah kenangan berharga, tetapi juga bisa menjadi sumber konflik jika tidak ditangani dengan bijak.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya memasuki desa Wanagari. Desa itu begitu tenang, dengan udara segar dan pemandangan hijau yang menenangkan jiwa meski hari menjelang siang. Mukson merasa sedikit lega begitu melihat rumah tua keluarga mereka dari kejauhan, tetapi ia juga tidak bisa menghilangkan perasaan tegang yang masih menggelayuti pikirannya.

Sesampainya di rumah Mbak Ngatmi, Terlihat mobil Kakak keduanya;Pak Mukhlis sudah terparkir di halaman. Mukson menarik napas dalam-dalam sebelum mematikan mesin mobil dan keluar bersama keluarganya. Di depan pintu, Dimas sudah menunggu dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Selamat datang, Paklik Mukson, Bulik, dan Saudara-saudara semua," sapa Dimas ramah sembari menghampiri meraih tangan pak Mukson dan menaruh di kening sebagai tanda hormat ke yang lebih Tua sekaligus minta di do'akan . Setelah itu tak lupa segera menyalami 3 bersaudara; Dono, Kasino dan Indro?

Entahlah...

mungkin Paklik atau Buliknya ngefans Trio Warkop jadi anak-anak Mereka dinamakan serupa. he..he..he..he..

"Terima kasih, Dim, gimana kuliahmu di Solokarta?," jawab Mukson sambil menjabat tangan kemenakannya itu.

"Alhamdulillah, Aman terkendali Paklik'

Mereka semua masuk ke dalam rumah, di mana suasana hangat dan nostalgia langsung menyelimuti mereka semua.

1
Max Dillon
mc bodoh, sudah senang sikit ibu yang susah dilupakan
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: terimakasih udah mampir. Maaf tidak ada maksud begitu Bang .
total 1 replies
Alfathir Paulina
kok ceritanya ganti jd mistis🤔🤔
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: kalau ini saya sengaja menghadirkan musuh utama pertama yang berbau mistis di daerah saya. 😅 Pokoknya Mohon Maaf jika masih sangat banyak kekurangan. terimakasih hadirnya.
total 1 replies
Alfathir Paulina
kenapa jd cerita masa lalu🤦‍♀️🤦‍♀️
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: Terimakasih hadirnya. Mohon maaf tahap belajar, sebenarnya itu hanya kilas balik (agak panjang sih 😅)
total 1 replies
argha putera
mending stop bawa agama bro novel ginian.
argha putera
bawa2 agama lagi novel genre ginian. hadehhh
argha putera
tks gk lanjut baca. novel sampah juga ternyata.
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: terimakasih sudah mampir,
total 1 replies
argha putera
ini novel mcnya siapa ya? kok malah sibuk nulisin percakapan pemeran pembantu?
argha putera
panel sistem kebanyakan. hadehh di buat sederhana aja kali. jd males liat novel sistem yg panel profilenya sengaja dibuat banyak cm demi nutup target kata.
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: terimakasih masukannya
total 1 replies
Hana
lanjut
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: Terimakasih hadirnya.
total 1 replies
RidhoNaruto RidhoNaruto
👍
.
RidhoNaruto RidhoNaruto
👍
Nino Ndut
ijin nanya thor, pas mc dpt 1jt tuh dia ngapain ke rumah ibu kos klo g bayar kos..lah ini blom bayar malah kabur pas bu rt ngomong kek gitu..knp g lempar aj ke mukanya atau mc bisa mulai cari kosan lain..
argha putera: lebay. alibi sangking ting-tingnya. ada lagi aja novel mc banci
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: Maaf, saking 'ting-tingnya' Dimas saat itu Kawan. Terimakasih sudah sudi berkomentar.
total 2 replies
Danang Romadhon
upp
Kafa Dayu
crazy up tor yg banyak 👌👌👌👌👌👌👌
🇵 🇱 🇺 🇹 🇴: Mohon Maaf, sebenarnya ide ada, tapi masih dikepala Kawan, jadi terpaksa di tuang satu persatu. terimakasih sudah hadir Komen.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!