Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.
akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masih membekas
KRIIIINGGGG!!!!....... KRIIIIIING!!!.....
suara bel dari kantor tiba tiba terdengar lantang. aku yang masih berada di kantin tidak bisa mendengar jelas pengumuman apa yang sedang di ucapkan. samar samar aku hanya mendengar 'untuk segera berkumpul di depan kantor' sisanya entahlah aku tidak jelas mendengarnya.
tidak terlalu mengambil pusing dengan pengumuman itu, aku masih saja mengulur waktu dengan bermain game disini. meski tempat ini jelas sudah ramai tapi aku masih enggan bangkit dan keluar.
"Ellios? kok lo masih disini? bukannya XB suruh kumpul di depan kantor ya?"
aku mulanya sedikit terkejut dengan kedatangan laki laki yang duduk di depan ku. aku memang tidak terlalu mengenal nya, tapi aku sekedar tau dia berasal dari kelas sebelah. dan hal yang membuatku lebih terkejut lagi adalah ternyata pengumuman tadi ditunjukan untuk kelas ku.
"kau yakin itu untuk kelas ku?"
"tadi kan suara bu Erna? masa lo ga denger pengumuman nya?"
"sial aku telat"
akhirnya dengan buru buru aku merapikan seragam dan tas ku lalu segera menuju kearah bu Een lebih dulu.
"mbak ini uang nya"
"loh adik ganteng ini masih ada kembalian!!"
"nanti saja mbak"
aku menjawab pernyataan itu seraya sedikit berlari menuju kearah kantor.
dan benar saja, saat jalan ku sudah berada di lorong menuju ke arah kantor guru, ternyata di depan sana sudah terisi banyak siswa dan siswi dari kelasku. terlihat juga Dea, Kristal, Lily dan Celine juga ikut berbaris disana.
tanpa membuang waktu lagi aku begitu saja ikut menyelinap tiba tiba. namun bukan pada kerumunan Dea, tapi justru aku memilih berdiri di baris belakang dekat dengan Teo.
"sstt!!!... ada apa ini Te?"
aku mencoba berbisik pelan kearah telinga Teo.
menyadari kehadiran ku yang tiba tiba Teo malah menatapku aneh.
"Ell? kenapa dengan wajah mu?"
"hah? wajah ku? apa mulutku belepotan?"
aku lupa jika aku lepas makan dan menyeruput es jeruk. mungkin ada sisa yang tertinggal di bibir ku. sehingga dengan reflek aku mengelap nya.
"bodoh! bibir mu berdarah Ell!!"
namun tanpa di duga tiba tiba Teo menampik tangan ku yang baru saja menyentuh bagian bibir.
"bukan masalah. ini hanya terbentur sedikit"
kilah ku sebaik mungkin. padahal aku rada luka itu tidak terlalu parah, kenapa Teo masih menyadarinya?
"bohong kau ya?"
"tidak"
"terbentur tidak mungkin di celah itu. memang nya kau terbentur apa? bohong kan kau? ngaku dah!"
"memang kenyataan nya itu!"
"udah ngaku aja Ell"
"Teo?? Ellios?"
saat masih beradu argumen dengan laki laki ini, tiba tiba suara bu Erna langsung menyebut nama kami. dan jelas saja dengan ini seluruh siswa lain langsung menatap kearah ku dan Teo, termasuk Dea dan 3 sahabat ku lainnya.
"maaf buk"
jawab ku dan Teo hampir bersamaan. setelahnya aku langsung memilih menundukan wajahku. bukan karena takut atau sungkan. tapi tatapan Dea sepertinya langsung peka seperti Teo.
"yasudah dengarkan ibuk lagi. sesuai perkataan ibuk tadi. minggu depan sekolah kita akan mengadakan tour untuk lepas pisah kakak kelas kalian. jadi bertepat di hari senin sampai rabu, jam sekolah akan dikosongkan. untuk kalian yang ingin berniat ikut juga ibuk persilahkan karena kebetulan ada 3 bis yang masih kosong. dan untuk yang tidak ikut, kalian bisa ambil kelas ekstra kulikuler atau kegiatan lain asal tetap masuk ke sekolah. paham dengan penjelasan ibuk? atau ada yang ingin ditanyakan?"
ternyata hanya masalah ini? aku kira ada hal penting apa. karena memang dari awal aku tidak tertarik dengan ini, maka tidak ada yang harus aku tanyakan pada bu Erna.
disela beberapa siswa menyela dengan segala pertanyaan mereka, aku lebih memilih mundur sedikit dan duduk di salah tingkat teras di depan kantor. aku malah mengedarkan pandangan ku ke sisi tengah lapangan dimana disana sudah ada gerombolan siswa siswi yang tengah melakukan persiapan pemanasan jam olahraga.
"apa itu dari kelas atas? rasanya asing sekali dengan wajah wajah mereka"
tanpa kusadari aku sudah menggumam sendiri seraya masih menatap kearah lapangan.
"padahal bu Erna di depan. kau malah duduk disini Ell?"
aku mendongak kearah samping ku, dan lagi lagi Teo malah membuntuti ku. bahkan laki laki ini tak segan juga ikut duduk disini.
"aku tidak berminat ikut. kau sendiri kenapa disini?"
"capek berdiri"
"cih!"
aku hanya mengabaikan dia dan memilih kembali menatap ke sisi lapangan.
"cantik cantik ya mereka?"
"kau kenal mereka?"
mendengar Teo yang sepertinya sudah paham dengan gerombolan itu, aku pun mulai tertarik dengan perbincangan ini. bukan tanpa alasan, sejauh aku mengenal laki laki ini, dia tidak pernah sekalipun membahas perempuan lain selain masalah Dea.
"dia kakak kelas kita. kelas XI unggulan. terkenal gudang nya siswa cerdas dan cantik cantik"
"oh jadi sisanya itu bencong?"
"bodoh! ya bukan seperti itu!"
"jelas disana juga banyak siswanya Te"
"ya maksudku kelas mereka terkenal cantik dan tampan tampan. lihat saja mereka semua. mana ada yang kucel sepertiku?"
kali ini dengan tanpa dosanya Teo menunjuk dengan tenang kearah tengah lapangan.
"semua dengan versi masing masing. fisik bisa diubah Te"
"haha tapi mustahil untuk ku Ell. sejak kecil aku ya begini. culun dan tidak seperti laki laki jantan. bahkan dengan mu saja aku kalah talak!"
ctakk!!!.....
aku sudah tidak tahan lagi dengar celoteh bocah ini. selalu saja rasa insecure nya terlalu berlebihan. akhirnya satu sentilan ku berhasil mendarat di dahi Teo yang kemudian langsung membuat nya diam seketika.
"stop menghakimi diri sendiri. kau ingin merubah fisik mu?"
"tidak"
"lalu?"
"aku tidak akan bisa"
"hm pengecut! belum kau coba sudah menyerah. bagaimana jika aku bantu. tapi tidak bisa sekarang Te. bahaya!"
aku hanya tersenyum manis penuh maksud menatap Teo. seolah aku sudah tau apa yang bisa aku lakukan pada laki laki ini. sayang nya waktu nya memang kurang tepat. jadi lebih baik aku tahan dulu saja.
"apanya yang bahaya?"
"waktu nya kurang tepat. tapi aku janji kelak aku akan bentuk pribadi mu agar tidak diremehkan lagi"
"pfftt.... Ell.. Ell.. kau itu memang unik. ada saja pemikiran asal mu"
"terserah kau saja Te. ayo berdiri. mereka akan selesai"
meski aku tengah berbincang serius dengan Teo, tapi aku masih bisa fokus mendengarkan pembicaraan bu Erna yang sekarang sepertinya sudah akan berakhir karena bel jam pertama juga sudah dibunyikan sejak 5 menit lalu.
"ibuk rasa kalian cukup paham dengan pembicaraan ini. jika masih ada yang kurang srek, langsung japri ibu saja"
"baik buukk"
"semangat anak anak belajarnya ibu akhiri wassalamualaikum wr wb"
"wa'alaikumsalam wr wb"
sesuai prediksi sebelumnya. akhirnya meeting selesai dan kami mulai bubar meninggalkan teras kantor. aku pun langsung berjalan bersama Teo lebih dulu karena memang baris kita ada paling belakang.
"Ell?"
"hm?"
"se... sepertinya aku tidak bisa disini"
tiba tiba Teo berkata lirih seraya sedikit gagap disampingku. aku yang merasa pasti ada hal lain akhirnya notice menoleh ke sekeliling.
dan benar saja. tepat di belakang kami memang pasukan Kristal sudah berada di belakang, termasuk Dea yang kini tepat berdiri dibelakang ku.
"ck! kau itu selalu saja. bertingkah normal saja Te"
balasku berbisik kearah Teo.
"ti... tidak bis.. bisa Ell. a.. aku pergi duluan. bye Ell"
entah harus kasihan atau malah tertawa karena tingkah bocah ini, yang jelas setelah kepergian Teo tadi Dea dan Kristal langsung menghampiri ku.
"kenapa dia? cih! memang nya aku seperti setan ya?"
"memang"
sahutku santai dengan pernyataan Dea namun aku tak berniat menoleh kearah gadis itu.
plak... plakk...
"Ellios!!!!"
"akh.. sakit De"
aku langsung melindungi lengan ku dari pukulan gadis ini.
"sukur! siapa suruh lan.... ELL!!! KAU KENAPA?? ADA APA DENGAN BIBIR MU!!"
sial! aku lupa jika luka ini masih ada disana. bagaimana ini? bagaimana aku mencari alasan untuk mengelabuhi mereka?
"jawab Ell!!"
lagi lagi Dea menyecarku dengan tujuan yang sama. apalagi sekarang Kristal, Celine dan Lily juga ikut memperhatikan wajah ku
"jatuh"
"haha alasan macam apa itu bocah? mana mungkin luka karena jatuh ada di tempat terpencil?"
"memang benar Cel. aku terbentur sudut meja"
"jatuh atau terbentur? yang benar yang mana?"
apalagi pertanyaan Kristal ini? kenapa mereka malah semakin menyudutkan ku.
"jatuh lalu terbentur. sudahlah jangan dihiraukan. ini hanya masalah kecil. oiya De, aku punya kabar penting untuk mu seputar idolamu itu"
"idola?"
"Reygan"
"omaygattt... kau tidak becanda kan Ell? cepat cepat katakan informasi apa yang berhasil kamu dapatkan? ayo Ell cepat ceritakan!!!"
tidak sia sia kemarin aku menguping perbincangan laki laki itu. setidak nya ini bisa mengalihkan fokus Dea yang lainnya.
"siang ini dia ingin bermain futsal"
"hah? informasi macam apa itu Ell? kau dapat itu dari mana? jelas jelas kak Rey itu tidak bisa main futsal. dia tidak pernah aktif jam ekstra kulikuler"
"jika kau tidak percaya nanti kita ikuti dia. jam 3 dia akan main"
"wait... wait.. ini lo yakin sama informasi lo Ell?"
"mana mungkin Reygan bisa futsal. dia itu terkenal kutu buku dan jarang sosialisasi"
jadi selama ini mereka sudah mencari tau tentang laki laki itu? ternyata bukan hanya Dea saja, Kristal dan Celine saja tau tentang Reygan.
tapi jika Reygan benar benar terkenal sedingin itu di sekolah, lalu kenapa kemarin aku melihat dia seperti siswa pada umumnya? dia juga santai dalam berbicara. bahkan dia seperti sudah sangat akrab dengan laki laki kemarin.
apa memang sifat laki laki itu sengaja dia tunjukan sebagai sosok misterius?
"mungkin Ellios salah denger"
"hm jadi kalian tidak percaya?"
"TIDAK!!"
serempak Dea dan Celine menyahut lantang ucapan ku.
"yasudah kita buktikan saja nanti siang. jam 3 dia akan bertemu dengan teman nya untuk tanding futsal dengan sekolah lain"
"lalu tempat pertemuan itu dimana?"
"tidak tau"
"ASTAGANAGA ELLIOS!!!! BISA BISA NYA YAA!!!"
shit! lagi lagi aku kena semprot gadis crewet ini. padahal aku mengatakan yang sebenarnya. aku memang tidak tau dimana letak pertemuan itu. yang aku tau mereka hanya janjian siang ini.