DI LARANG KERAS BOOM LIKE🔪🔪
Happy Reading♥️♥️
Emilia berlianti wirayudo, Seorang gadis yang mempunyai paras cantik harus menjadi Single mamy di usianya yang masih sangat belia.
Emilia harus mengandung anak dari laki-laki yang tak pernah dia kenal sebelumnya. semua terjadi bagaikan mimpi buruk yang singgah dalam tidurnya,
Hanya karena jebakan dari saudaranya sendiri. Emilia harus melewati hidupnya menjadi Single mamy di usianya yang masih 18thn,
Kira-kira bagaimana Emilia menjalani hari-harinya tanpa adanya sosok ayah dari anakny?
ikuti kelanjutannya hanya di SINGLE MAMY.
Jangan lupa like, komen,vote sama favorit ya🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seandainya
[ Baiklah demi Nathan ] Send
[ Apa sudah tidak ada lagi kesempatan untukku? ]
Membaca pesan terakhir yang William kirim membuat Emilia memejamkan kedua matanya. Bagaimana bisa William menanyakan hal itu kembali, Bukankah tadi pagi Emilia sudah mengatakan jika dirinya datang disaat yang tidak tepat. Lalu kenapa William harus menanyakan hal itu kembali
Emilia tak lagi membalas pesan yang baru saja William kirimkan untuknya. Wanita itu masih terlalu bingung sekaligus gelisah.
"Kamu datang di saat yang tidak tepat Wil" Ucapnya pelan
Setelah itu Emilia membuka kembali aplikasi menulisnya untuk membuat bab baru pada cerita novel yang selama ini sudah dia tulis. Namun kali ini Emilia menulis tentang sebuah novel yang mengisahkan seorang gadis yang di pertemukan dengan 2 pria yang sama-sama baik serta sholeh datang untuk melamarnya.
Emilia memberi judul novelnya 'Di antara dua pilihan'. Novel itu menceritakan sebuah perjalanan cinta Khanza yang di lamar 2 pria sekaligus. Alkanna, sosok pria tampan sholeh yang menjadi pilihan keluarga khanza untuk menjadi pendamping hidupnya. Sedangkan yang satunya adalah Alfaro. Pria tampan serta kaya raya yang berstatus sebagai kekasih dari khanza.
{ Jika di suruh memilih di antara 2 pria yang memiliki kepribadian yang hampir serupa, Kira-kira siapa yang akan menjadi pilihanmu. Kekasih mu atau pria yang di jodohkan denganmu oleh kedua orang tuamu?
Di hadapkan dengan posisi seperti ini adalah pilihan tersulit yang pernah aku dapat. Alkanna adalah pria sholeh baik yang menjadi pilihan orang tuaku untuk menjadi pendamping hidupku. Menjadi seorang imam yang akan menuntunku ke jannah nya. tapi aku tidak mencintainya.
Sedangkan Alfaro. Dia pria kaya raya yang sangat aku cintai. Dia juga memiliki akhlak yang tak kalah baik dengan Alkanna. Namun kedua orang tuanya tidak pernah merestui hubungan kami. Karna mereka tau bahwa aku hanyalah anak dari seorang guru honorer yang tidak pantas jika bersanding dengan anak mereka. Satu-satunya pewaris utama di kediaman Roberto.
Terkadang aku berfikir. Kenapa harus mencintai Alfaro yang begitu sempurna. Kenapa aku tidak bisa mencintai Alkanna yang sudah jelas-jelas menjadi pilihan kedua orang tuaku. Ini adalah pilihan tersulit yang pernah aku alami }
Setelah selesai menulis di aplikasi. Emilia meletakkan ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya. Wanita itu kembali menatap Nathan yang saat ini sudah tidur begitu lelap dan damai dalam mimpinya.
"Mimpi indah anak mami. Maafkan mami yang tidak bisa memberi kesempatan pada ayah kandungmu. Mami tidak mau membuat oma Liana kecewa. Sekali lagi maafkan mami sayang. Cup" Emilia meninggalkan satu kecupan singkat pada kening Nathan
Tak lama kemudian Emilia membaringkan tubuhnya dan ikut memejamkan kedua matanya. Hari ini Emilia merasa benar-benar lelah. Apalagi setelah hampir di culik dan di kejar oleh orang gila.
Tak butuh waktu lama, Emilia sudah benar-benar tertidur lelap menyusul Nathan ke alam mimpinya.
Di Apartemen William
Pria itu masih terjaga hingga jam menunjukkan pukul 23:00. William masih sangat berharap Emilia akan membalas pesan yang sudah dia kirimkan 1 jam yang lalu. Namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda Emilia membalas pesannya yang terakhir.
Wiliam melihat ke arah ponselnya yang masih sama seperti semula. Tidak ada pesan atau pun telpon dari Emilia.
"Kenapa kamu tidak membalas pesanku Em. Apa memang sudah tidak ada kesempatan lagi untuk kita bersama" Lirihnya begitu pilu
"Aku masih sangat berharap bisa diperjodohkan dengan mu Em. Aku benar-benar jatuh cinta sama kamu sejak kejadian malam itu. Kamu sudah berhasil menjadi ratu di hatiku"
"Apa memang kita hanya di takdir kan menjadi orang tua Nathan tanpa bisa bersama? Kenapa semua ini harus terjadi Em. Seandainya saja kamu tidak mau menikah, Aku siap untuk membatalkan pernikahan yang sudah di siapkan oleh mama"
"Apa aku harus melupakan kamu dan belajar mencintai calon istriku?"
Lagi-lagi William berbicara sambil menatap gambar Emilia yang dia ambil secara diam-diam di saat sedang makan di restoran siang tadi.
Waktu terus bergulir. Jam sudah menunjukkan pukul 02:00 dini hari. Namun William belum juga bisa memejamkan kedua matanya. Wajah serta suara Emilia selalu terbayang dan terngiang jelas pada indra pendengarannya
'Kamu datang di saat yang tidak tepat' Kata itu selalu mampu membuat William terjaga hingga dini hari seperti ini.
"Lebih baik aku tidur sekarang. Karna besok aku akan ikut mengantar Nathan bersama Emilia. Aku tidak boleh menyianyiakan kesempatan ini. Kesempatan yang mungkin akan menjadi detik-detik terakhir aku bisa bersama dengan Emilia. Karna tak lama lagi aku akan menikah. begitu juga dengan Emilia"
"Lebih baik aku memanfaatkan waktu yang sekarang untuk bersama dengan Emilia juga Nathan anakku"
Malam berlalu begitu saja. William menggeliat saat suara ketukan pintu sudah mengganggu tidurnya.
Pria itu bangun dan berjalan ke arah pintu dengan kedua mata yang masih tertutup rapat
"Wil. Kamu tidak lupa kan kalau hari ini ada jadwal fitting baju pengantin?" Tanya Liana tiba-tiba saat pintu kamar William sudah terbuka lebar
"Ma. Wili kan sudah bilang. Hari ini Wili sangat sibuk. Jadi kalau soal fitting baju pengantin mama urus saja dan bawa kesini. Aku percayakan semua pilihannya sama mama juga calon istri William. Pokonya William mau terima beres dan hanya langsung datang untuk ijab qobul" Ucap William dengan suara seraknya
"Tapi Wili, Ini kan pernikahan kamu sayang. Ayolah jangan hanya mementingkan soal pekerjaan saja. Perioritas Kan calon istri kamu"
"Ma. William mohon banget sama mama. Jangan paksa Willi untuk ikut fitting baju langsung ke butik. Atau Willi batalkan saja pernikahannya"
"Wili, Kamu ngancem mama?"
"Tidak. Wili hanya memberi mama peringatan. Apa susahnya cuma nyuruh orangnya buat bawa baju pengantinnya kesini. Wili hanya ingin pertemuan pertama kita menjadi sebuah kejutan"
"Baiklah jika memang itu yang kamu mau Wil. Dasar keras kepala" Ucap Liana dan langsung berlalu dari hadapan William
"Kayak mama" Teriak William yang berhasil membuat Liana mengangkat kedua sudut bibirnya
Di Rumah Widi
Emilia sedang bersiap untuk mengantar Nathan sekolah. Biasanya mereka berangkat bersama dengan Widi. Namun pagi ini Widi ada janji temu dengan seseorang dan membuatnya harus berangkat lebih dulu.
Tak lama kemudian ada sebuah pesan masuk pada ponsel Emilia
[Sherlock. Sebentar lagi aku jalan ]
[ Oke ] Send
Emilia mengirimkan sebuah Alamat tempat tinggalnya pada William. pesan itu langsung centang dua dan biru saat itu juga
30 Menit kemudian. Ada suara bel motor di depan rumah Emilia. Beruntung saat ini Widi dan Emilia sudah pindah tempat tinggal. Sehingga William tidak bisa mengingat kejadian 5 tahun yang lalu. Kejadian dimana William menerima sebuah orderan atas nama Widi
"Kalian sudah siap?" Tanya William saat Emilia dan Nathan keluar dari dalam rumahnya
"Sudah om baik. Ayo kita berangkat sekarang"
Jika seperti itu mereka terlihat seperti sebuah keluarga yang sangat harmonis. Sebuah keluarga yang terlihat begitu bahagia dengan adanya seorang anak
"Seandainya aku bisa merasakan ini setiap saat. Pasti aku akan sangat bahagia bisa hidup bersama dengan anak juga wanita yang sangat aku cintai" William bermonolog dalam batinnya
"Seandainya waktu bisa berhenti berputar untuk saat ini. Aku ingin melihat anakku tersenyum bahagia karna bisa bersama dengan ayahnya" Ucap Emilia dalam batinnya