Affair Dengan Tunangan Sahabatku

"Pak Ivan lagi deketin cewek di Pelita Harapan? siapa pak?" Tanya Aleena saat keduanya tengah bersantai sambil menonton film romantis. Agar suasana romantis nya terasa mereka sengaja mematikan lampu ruangan itu

"Iya, aku memang sedang mendekati seorang gadis cantik di Pelita Harapan. Kenapa?" Ivan mengulum senyum.

"Siapa?"

"Kamu" Ucap Ivan begitu dekat pada wajah Aleena. Gadis itu tersipu malu, wajah nya seketika merona.

"Tapi cuma dijadikan bahan taruhan berdua sama pak Edo kan?" Kini Aleena yang tersenyum miring melihat reaksi Ivan yang terperangah atas ucapan nya.

"Maksud kamu apa Al? siapa yang bilang begitu?" Ivan begitu tak terima pada tuduhan Aleena padanya

"Rania, dia bilang pak Ivan lagi deketin cewek di Pelita Harapan tapi cewek itu cuma pak Ivan jadikan bahan taruhan bersama pak Edo. Makanya pak Ivan selalu judes sama Rania kalo dia lagi ketemu pak Ivan di Pelita Harapan. Tapi Aslinya kalo cuma ketemu berdua pak Ivan romantis banget" Aleena sekuat tenaga menahan tawanya saat menceritakan apa yang Rania ucapkan. Ia semakin tak kuasa menahan tawa melihat ekspresi masam bercampur kesal pada wajah Ivan.

Aleena tak peduli jika dianggap sebagai tukang ngadu karena ia menceritakan apa yang Rania katakan kepada Ivan.

"Rania bilang itu? kamu percaya?" Tanya Ivan panik.

"Iya aku percaya" jawab Aleena santai.

"Setelah tau bagaimana sifat Rania kamu masih percaya sama apa yang dia bilang Al?" Aleena menoleh cepat karena nada bicara Ivan yang terdengar begitu kalut, padahal Aleena hanya iseng mengerjai pria itu.

Aleena terpaku dengan tubuh yang terasa membeku merasakan tatapan dalam Ivan.

"Rania sengaja menghasut kamu supaya kamu benci sama aku, dia ingin kamu meragukan perasaanku terhadap kamu. Lihat ke dalam mata aku Al, apa ada kebohongan di sana? aku sangat mencintai kamu, benar-benar mencintai kamu dengan segenap perasaan ku" Alunan suara Ivan begitu merdu menyapa telinga Aleena bagaikan mantra yang mampu menancapkan panah cinta yang begitu dalam di hati gadis itu.

Suara penuh kesungguhan Ivan berhasil menerbangkan angan Aleena pada indahnya cinta yang Ivan lukis kan hingga ia tak berdaya menjauhkan tubuhnya kala Ivan kian mendekatkan wajahnya.

Aleena memejamkan matanya ketika hembusan nafas Ivan terasa hangat menerpa wajahnya, menghadirkan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ada sengatan kebahagiaan yang mengalir memenuhi jiwa gadis itu.

Rasa panas bercampur desiran halus seolah menerbangkan tubuh Aleena hingga ke awang saat gadis itu merasakan bibir Ivan mendarat pada bibir nya. Ini pertama kali untuk Aleena dan rasanya begitu dahsyat mengaduk-aduk jiwanya.

Aleena tercekat hingga kesulitan menghirup udara saat Ivan mulai menggerakkan bibirnya, memberikan lu* matan yang lembut dan melenakan. Saat membayangkan ciuman pertama nya direbut oleh Ivan pria yang dicintainya ada rasa bahagia yang menyeruak memenuhi benak nya.

"Ambil nafas Aleena" Bisik Ivan menghentikan pergerakan bibirnya namun ia sama sekali tak melepaskan pertautan bibir itu. Aleena yang tak mengerti apapun hanya terdiam, ia dibuat tak berdaya hingga ia lupa bagaimana cara mengambil nafas.

Ivan kembali menggerakkan bibirnya, memberikan gigitan-gigitan kecil hingga gadis itu tanpa sadar membuka bibirnya, kesempatan itu tak dilewatkan begitu saja oleh Ivan, lidah nya segera menyerbu menelusup ke dalam bibir gadis itu, berusaha menggapai kenikmatan yang lebih indah di dalam sana.

Sapaan lidah Ivan membuat Aleena gak bisa menahan *rangan nya, memancing hasrat Ivan dan membuatnya semakin menggila. Ivan merapatkan tubuhnya pada tubuh Aleena, memeluk gadis itu dengan erat.

Keduanya larut pada permainan bibir di tengah temaram nya suasana. Apa yang mereka lakukan kini persis menyerupai adegan film romantis yang tengah berputar.

Saat tangan Ivan mulai bergerilya dan berniat menelusup kan tangan ke dalam pakaian Aleena, kesadaran menyentak Aleena hingga gadis itu mendorong tubuh Ivan dan berusaha melepaskan diri dari kungkungan Ivan.

"Jangan pak" Ucapnya dengan terengah. Wajahnya masih terlihat memerah. Menandakan sisah-sisah gairah yang masih tertinggal.

"Maafin aku" Bisik Ivan dengan tatapan begitu dalam.

"Maafkan kelancangan ku, harusnya aku bisa menahan diri." Bisik Ivan, ia sadar akan kesalahan nya yang terlalu jauh menyentuh Aleena. Padahal ia bisa merasakan bahwa ini pertama kalinya bagi gadis itu.

"Kamu marah?" Tanya Ivan begitu lembut saat Aleena hanya diam dengan wajah tertunduk.

"Aku nggak marah" Karena Aleena sadar ia juga menikmatinya bahkan nyaris tenggelam pada khilaf yang dalam.

Ivan meraih dagu Aleena agar menatap padanya.

"Aku mencintai kamu Aleena, jangan pernah percaya pada ucapan Rania. Dia sengaja ingin menjauhkan kita berdua" Aleena tak kuasa menerima tatapan penuh permohonan Ivan padanya.

"Aku juga sangat mencintai pak Ivan"

Ucapan Ivan seolah menghipnotis Aleena hingga tanpa sadar gadis itu membalas pernyataan cinta pria itu. Tentu saja Ivan begitu terkejut, ia sama sekali tak mengira bahwa Aleena juga mencintainya. Meski ia dapat merasakan nya namun ia tak berani menduga terlalu jauh.

"Apa? katakan sekali lagi Aleena" ucap Ivan dengan penuh pengharapan. Aleena tak kalah terkejut dengan ungkapan dari bibirnya. Tapi semuanya sudah terlanjur, Ivan sudah mendengar nya. Tak ada guna nya mengelak lagi. Mungkin sekarang saat nya ia mengungkapkan perasaan yang terpendam sekian lama.

"Yah aku mencintai pak Ivan, sejak pertama kali kita bertemu"

"Katakan sekali lagi Aleena, aku takut salah mendengar" senyum Ivan mengembang.

"Pak Ivan nggak salah dengar, aku mencintai pak Ivan," wajah gadis itu merona. Ia merasa malu karena ini pertama kalinya ia mengungkapkan perasaan pada seorang pria.

Ivan tak bisa menahan diri lagi, ia meraih tubuh Aleena dan membawa gadis itu ke dalam dekapan nya.

"Terimakasih Aleena, terima kasih sudah membalas perasaan ku. Aku benar-benar mencintaimu" Ivan mendaratkan banyak kecupan di puncak kepala Aleena.

"Tapi aku nggak bisa menjadi orang ketiga dalam hubungan pak Ivan dan Rania" ucap Aleena sendu.

"Jangan khawatir Aleena, Aku janji akan segera mengakhiri pertunangan ku dengan Rania" Ivan meraih wajah Aleena.

"Kamu percaya sama aku ya? aku pasti akan segera mengakhiri hubungan ku dengan Rania agar kita bisa segera bersama. Aku juga akan meyakinkan papa agar merestui hubungan kita" ucap Ivan penuh kesungguhan.

"Tapi aku nggak mau jadi penyebab putus nya hubungan pak Ivan dan Rania, aku nggak mau dianggap merebut pak Ivan dari nya." ucap Aleena lagi.

"Justeru Rania yang merebut tempat yang seharusnya milik kamu Aleena. Aku mohon egois lah sedikit untuk kali ini saja" Bisik Ivan nyaris putus asa. Angan nya yang melambung tinggi karena ungkapan cinta Aleena seolah terhempas akibat keraguan gadis itu.

🍁🍁🍁