[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 31 - Ngepet
Jeje meraih ponselnya lalu mencari di internet gambar pocong setelah mendapatkan gambar itu, Jeje memperlihatkannya pada Damian.
"Ini yang disebut pocong!" ucap Jeje menyerahkan ponselnya.
Damian mengambil ponsel itu dan melihat tampilan pocong yang dipikirnya seperti ikan asin. Saat melihat tampilan pocong asli, Damian refleks menghempas ponsel Jeje.
"Hahaha... Mafia takut pocong!" ejek Jeje dengan tertawa lepas.
Seketika Damian tidak bergairah lagi karena pikirannya kini terisi oleh makhluk berbungkus kain putih. Dan hal itu membuat Damian tidak bisa memejamkan matanya.
"Je... Je..." panggil Damian pada Jeje yang memilih tidur di bawah ranjang.
Jeje mendengar tapi pura-pura tidur, dia menahan tawanya karena tahu Damian yang ketakutan. Sampai akhirnya Damian ikut turun ke bawah untuk bergabung tidur bersama Jeje.
"Peluk!" Damian melingkarkan tangannya ke perut Jeje dengan wajah yang dia sembunyikan di punggung wanita itu.
Sebenarnya Jeje merasa geli apalagi Damian tidak memakai baju hanya celana boxernya saja yang tersisa di badannya. Tapi untuk malam ini, dia akan menahannya.
Tengah malam lilin sudah habis membuat kamar itu gelap gulita. Dan Damian semakin dilanda kegelisahan apalagi sekarang dia kebelet kencing.
"Je... Je..." panggilnya dengan mengguncang bahu gadis itu.
"Eugh!" Jeje melenguh dengan menjauhkan tangan Damian. "Aku ngantuk, Damian!"
"Temani aku ke toilet!" pinta Damian yang terus mengguncang bahu Jeje.
Jeje akhirnya terbangun dan mencoba mencari ponselnya sebagai senter. "Ayo, tapi kamar mandi di sini tidak seperti di mansionmu!"
Akhirnya Damian mengikuti Jeje dari belakang dengan menggandeng tangan gadis itu erat.
"Ini kamar mandinya!" ucap Jeje saat sampai.
"Mau ke mana? Temani aku sampai masuk ke dalam!" Damian mencekal tangan Jeje saat akan menjauhinya dan langsung menariknya ke dalam kamar mandi.
"Damian, kau ini apa-apaan!" protes Jeje.
"Kau sudah melihat semua tubuhku bukan? Bahkan kau sering menjerit kenikmatan karenanya!" ucap Damian dengan nakal sambil menunjuk alat tempurnya.
Jeje memalingkan wajah karena malu. "Cepat pipis sana!"
Di kamar mandi itu mereka hanya memakai senter dari ponsel membuat penampakan kamar mandi tidak terlalu jelas tapi Damian bisa melihat bentuk wc di kamar mandi itu berupa wc jongkok bukan wc duduk yang sering dia pakai.
"Kenapa bentuknya seperti itu!" ucap Damian kembali memprotes. "Tempat tinggalmu cepat membuat aku mati!"
"Kita kan sudah sepakat untuk menghilangkan phobia anehmu itu, Damian!"
Jeje yang tidak sabar membuka celana Damian supaya lelaki itu segera mengeluarkan yang seharusnya keluar dari tadi.
"Cepat keluarkan!" perintah Jeje.
Damian menggeleng. "Tidak! Aku merasa geli!"
"Cepat Damian, aku mau tidur lagi!" pinta Jeje menuntut.
Karena Damian yang tak kunjung mau mengeluarkan pipisnya, Jeje meninggalkan lelaki itu sendirian di kamar mandi.
"Terserah!" kesal Jeje keluar dari kamar mandi.
"Jangan tinggalkan aku!" Damian bingung antara kencing atau mengejar Jeje. Pada akhirnya mau tidak mau lelaki itu mengeluarkan kencing nya di wc jongkok itu.
Setelah selesai Damian merasa jijik dengan celana boxernya, dia membuang begitu saja. Lalu mencoba mengambil gayung yang dia isi air sambil membersihkan alat tempurnya.
"Je!" panggil Damian yang ingin keluar kamar mandi.
Dia mengambil ponsel yang ditaruh untuk pencahayaan sebelumnya lalu keluar kamar mandi dalam keadaan bugil.
Bapak Jeje yang sebelumnya mendengar suara ribut akhirnya terbangun saat memeriksa apa itu, justru dia mendapati Damian yang berjalan tanpa busana di rumahnya.
"Astaga, Buk!" panggil bapak Jeje pada istrinya. "Menantu kita kenapa itu? Apa dia mau ngepet?"
sebelom nolong ketawa dulu ahh...