Reinkarnasi Sang Mafia

Fan Zhuang mendatarkan wajahnya kala melihat seseorang didepannya.

"Apa yang Anda lakukan disini, Putri." Tanya Fan Zhuang dingin.

"Apa yang aku lakukan? Tentu saja menemui Anda, yang mulia." Ujar seseorang tersebut atau lebih tepatnya Mei Terian.

Mei Terian bergelantungan manja dilengan Fan Zhuang.

"Yang Mulia, asal Anda tau. Saya sangat merindukan Anda" ujar Mei Terian lebay.

Fan Zhuang berdecak kesal, lalu berkata. "Putri, jaga sikap Anda."

Mei Terian berhenti bergelantungan manja. Ia mendongakkan kepalanya menatap Fan Zhuang kesal.

"Kenapa emang. Aku kan tunanganmu." Ujarnya.

Fan Zhuang terkekeh mendengarnya, ia menatap Mei Terian datar.

"Putri, lebih baik Anda pergi dari sini. Saya sibuk." Ujar Fan Zhuang seraya pergi meninggalkan Mei Terian yang terlihat kesal.

"Fan Zhuang!!!" Geram Mei Terian, tidak lupa tangannya mengepal.

Sementara itu. Xia Re, gadis itu tengah berada didepan kediaman Menteri Xia.

"Aku ingin melihat reaksi Xia Rang saat dia melihatku masih hidup..." Gumam Xia Re.

"Pasti ia akan terkejut dan tak menyangka." Ujar Xiahantu tiba-tiba muncul.

"Benar, tuan. Dia pasti akan terlihat kesal..." Ujar Tong Tong yang juga tiba-tiba muncul.

"Kali ini, tiada ampun untukmu." Gumam Xia Re. Dibalik cadarnya ia tersenyum devil.

"Nona, akhirnya anda kembali." Xia Re membalikkan badannya menatap Ai Mo.

"Ai Mo?" Gumam Xia Re.

"Kau sudah kembali rupanya. Bagus, mempermudah rencanaku." Ujar Xia Re.

"Eh!? Rencana? Apa yang anda rencanakan, tuanku?" Tanya Tong Tong.

"Izin menjawab, Nona. Hamba sudah menemukan mereka. Mereka sekarang berada ditempat yang anda katakan." Jelas Ai Mo.

"Bagus, ayo masuk." Baru melangkahkan kakinya, Xia Re terhenti kala kuda hitam itu mendekatinya dengan tatapan berkaca-kaca.

"Kau!?" Xia Re menatap aneh kuda hitam itu.

Ngiiihaa.. Ngihaaaa... (Tolong bawa aku juga Keyla!)

"Ai Mo, apa kau ada solusi untuk kuda menjengkelkan ini!?" Tanya Xia Re.

Ai Mo tampak berfikir.

"Ah! Ada, Nona. Bagaimana jika kuda ini kita tempatkan dengan kerbau dibelakang rumah makan KeyTong."

Xia Re mencerna apa yang dikatakan Ai Mo.

"Kau benar. Ai Mo, kirim seseorang untuk mengantar kuda jelek ini."

"Baik, Nona. Saya akan segera mengirim seseorang."

Ngiiihaa... Ngiiihaa... (Keyla, kau ini sangat kejam)

Xia Re menatap kuda hitam itu lekat.

"Nama yang cocok dengannya... Ah! Aku akan menamaimu Dardi. Kau sangat mirip dengan orang itu, meski kuat, tampan dan berkharisma. Tapi, sangat ceroboh." Ujar Xia Re.

Dardi, salah satu tim Keyla.

Kuda itu tampak menatap datar Xia Re. Dalam hatinya ia berbicara.

'Key, kau ini kejam sekali. Asal kau tau saja, aku ini memang Dardi.

Oh, Raja neraka. aku memang senang dapat terlahir kembali. Tapi, bisakah aku tidak menjadi kuda? Apa karena aku selalu membuang upilku dibaju teman-teman ku... Hufh, Setidaknya, aku menjadi kuda milik Keyla.'

Keyla memasuki kediaman diikuti Ai Mo.

Para penjaga yang melihat kedatangan Xia Re tentu saja terkejut.

"No-nona, Nona kelima telah kembali!" Teriak salah satu penjaga.

"Nona, akhirnya anda kembali. Kami semua sangat mengkhawatirkan anda." Ujar salah seorang penjaga lainnya seraya menunduk.

"Apa! Xia Re kembali!?" Gumam Gong Rong seraya keluar dari paviliun Xia Rong.

"Ibu, ibu dengarkan. Katanya, Xia Re kembali!" Ujar Xia Rong.

"Iya, ayo kita lihat."

Xia Re, gadis itu tengah melirik kesana kemari mencari keberadaan Xia Rang.

"Kemana dia? Aku ingin melihat mimik wajahnya..." Gumam Xia Re.

"Putriku, akhirnya kau kembali juga. Kami semua mengkhawatirkan mu." Ujar Xia Fang seraya berjalan mendekati Xia Re.

"Rere, Sensei sangat khawatir padamu."

"Benar, adik. Aku juga sangat mencemaskanmu." Ujar Jensung yang justru mendapat tatapan penuh tanda tanya dari sang kembaran-- Mo Jensong.

Xia Re mendatarkan wajahnya. 'jadi, mereka tidak mengatakan aku berada di Kuil? Ini pasti rencana Sensei.' batin Xia Re tersenyum.

Dari kejauhan, tampak Xia Rang mengepalkan tangannya. Tidak lupa mimik wajah kesalnya.

"Bagaimana mungkin. Kenapa dia masih hidup, bukankah orang-orang itu telah membunuhnya." Gumamnya kesal.

Xia Re, gadis itu tersenyum senang dibalik cadarnya kala melihat expresi kesal Xia Rang.

"Kakak, kenapa kau kembali?" Tanya Xia Rong.

Xia Re beralih menatap sang adik tercinta. Tercinta.

"Kenapa? Sepertinya kau tidak senang melihatku, adik." Ujar Xia Re.

"Ti-tidak seperti. A-aku..."

"Putriku, ku senang sekali kau kembali. Kau tidak tahu betapa khawatir nya kami." Ujar Gong Rong mengalihkan pembicaraan.

Xia Re tersenyum kecut dibalik cadarnya.

'dasar, rubah. Ini adalah awal, aku tidak akan membiarkan kalian hidup tenang!' batin Xia Re.

"Dasar, merepotkan. Apa kau tidak tahu betapa susahnya kami mencari keberadaan mu, cih." Ujar Jensong dingin.

"Maafkan aku, semua. A-aku hanya pergi ke kuil untuk berdo'a." Ujar Xia Re.

"Sudahlah, kau pasti lelah. Lebih baik kau beristirahat, cucuku." Ujar Xia Tong.

"Benar, lebih baik kau beristirahat, adik." Ujar Jensung.

"Terima kasih kakek, kakak. Rere izin pamit." Ujar Xia Re seraya membungkukkan badannya sedikit. Sedikit.

Xia Re berjalan kearah paviliunnya. Ia dapat melihat Mixu, Shuzu dan Shizu tengah menanti kedatangannya.

"Nona, akhirnya anda kembali. Kami sangat mengkhawatirkan anda, Nona." Ujar Shuzu.

"Benar, Nona. Nona kemana saja." Ujar Mixu.

Shizu menatap datar Mixu dan saudarinya itu.

"Kalian, diamlah. Nona baru kembali, Nona pasti lelah." Ujar Shizu.

Xia Re terkekeh mendengarnya.

"Dasar, Shizu. Ia masih saja bersikap dingin." Ujar Xiahantu.

"Aku baik-baik saja. Ah, Shuzu... Tolong ambilkan air minum untukku." Pinta Xia Re.

"Baik, Nona." Ujar Shuzu seraya berjalan keluar.

Xia Re berjalan kearah kamarnya, ia mendudukkan dirinya diatas kasur.

"Nona, apa anda ingin saya pijat?" Tawar Mixu.

"Tidak perlu, Mixu. Aku ada tugas untukmu. Pergilah ke Rumah makan KeyTong. Apa kudaku sudah disana." Ujar Xia Re.

"Baik, Nona."

"Ah, ya. Shizu, kau temani Mixu." Ujar Xia Re.

Shizu mengangguk seraya membungkukkan badannya.

"Kami izin pamit."

Setelah kepergian Mixu dan Shizu, Xia Re merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya. Ia tatap langit-langit kamarnya.

"Entah mengapa aku tiba-tiba mengkhawatirkan keadaan Pangeran jelek itu." Gumamnya.

"Dia pasti sedang mencemaskan Luan Xian..." Gumamnya lagi.

Tak lama Shuzu datang dengan nampan berisi air minum dan buah-buahan.

"Nona, ini minum anda." ujar Shuzu seraya meletakkan Nampan diatas meja.

"terima kasih, Zu. kau boleh pergi."

"Baik, Nona. Shuzu izin pamit."

Xia Re bangun berdiri, ia berjalan kearah Meja.

"Fan Zhuang, meski ia terlihat menjengkelkan tapi... Ah, sudahlah. kenapa aku jadi mengkhawatirkan dia." ujar Xia Re.

Xiahantu yang tengah memakan buah, berhenti memakannya. ia menatap Xia Re jail.

"Key, apa kau menyukai Fan Zhuang?" ujarnya.

Xia Re menatap datar Xiahantu, lalu berkata. "Apa maksudmu?"

Xiahantu berterbangan mengelilingi Xia Re seraya berkata.

"Keyla, kau jujur saja padaku. kau menyukai Fan Zhuang kan? aku sangat setuju."

'takk'

"Awww..." ringis Xiahantu kala Tong Tong tiba-tiba muncul dan memukul kepalanya.

"dasar Arwah Gentayangan. Tuanku tidak akan pernah menyukai Fan Zhuang! dia hanya menyukai Alfa. dan aku yakin, laki-laki bertopeng itu adalah, Alfa." ujar Tong Tong.

Xiahantu berdecak kesal mendengarnya.

"Sudahlah. kalian tidak usah berantem." ujar Xia Re malas dengan keributan didepannya.

"Keyla, apa kau pernah mendengar kata-kata ini?"

Tong Tong dan Xia Re mengangkat sebelah alisnya bingung.

"kata-kata apa!?" tanya Tong Tong dan Xia Re bersamaan.

"kata-katanya adalah.... Keyla, jika kau suka dengan Fan Zhuang maka katakanlah. jika kau sayang, buktikan. khawatir tanda tidak ingin kehilangan... takut kehilangan? Pertahankan. dan.... kalau cinta, Kejar." ujar Xiahantu.

Xia Re dan Tong Tong mendatarkan wajah mereka.

"Kalau saja dia bukan hantu, sudah aku bunuh." gumam Xia Re.

"benar, Tuan. aku setuju. sayang sekali dia sudah mati, dan jadi hantu gentayangan." gumam Tong Tong.

"Jadi Key. kau kejarlah Fan Zhuang, lupakan Mantan." Xia Re menggelengkan kepalanya Frustasi.

ia mengambil Apel dimeja dan memakannya. saat ia sedang asyik memakan buahnya, tiba-tiba saja Tong Tong berteriak.

"Tuan... Tuan..."

"Uhuk... Uhuk..." Xia Re segera meminum air nya.

"Woy, Gentong. bisa tidak, kau jangan berteriak! kasian Keyla." kesal Xiahantu.

"Maaf, tuan. tapi ini gawat!" ujar Tong Tong.

Xia Re menaikkan sebelah alisnya terangkat.

"ada apa!?" tanyanya bingung.

"Anda harus cepat menyelamatkan Luan Xian. System' memprediksi bahwa Mei Terian akan membunuh Luan Xian tengah malam nanti."

'Braak'

"APA!!!!!"