Ratu gadis yang cantik dan mandiri. Memiliki tunangan bernama Felix. Mereka telah sepakat akan menikah secepatnya.
Saat pernikahan akan ditetapkan, Ratu harus menerima kenyataan pahit, adik tirinya ternyata mengandung anak dari Felix.
Ratu akhirnya mundur dan meminta Felix menikahi Khaira adik satu ayah dengannya.
Saat Ratu masih terluka dan memutuskan tak ingin jatuh cinta, ia malah terperangkap dengan seorang duda keren.
Duda yang penasaran dengan sikap dingin Ratu pada setiap pria tapi sangat manja dengan Daddy dan kembarannya mencoba memdekati Ratu dengan berbagai cara.
Dapatkah sang duda keren menaklukan hati Ratu? Ini kelanjutan dari kisah anak Zeya di novel Noda Merah pernikahan. Sebaiknya baca kisah orang tuanya sebelum membaca novel ini.
Sebelum melanjutkan membaca, tekan love dulu. ❤❤❤❤❤. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Martabak Cinta
Akhtar kembali ke hotel dengan membawa dua porsi martabak mesir kubang pesanan Ratu. Dengan berlari kecil Akhtar menuju kamar Ratu. Pria itu tak ingin Ratu menunggunya terlalu lama.
Jika saja ia tak mengingat Ratu, ingin rasanya bicara lebih panjang dan mengatai Aurell lebih lama.
Dengan kartu ditangannya, Akhtar membuka pintu kamar. Tampak Ratu yang masih tertidur pulas dengan bergulung selimut.
Akhtar mendekati tempat tidur dan duduk ditepi ranjang memandangi wajah Ratu. Ia mengusap pipi Ratu dan membelai rambutnya.
Aku belum pernah jatuh cinta pada wanita seperti aku menyukai kamu. Denganmu aku bahagia hidupku di penuhi warna, namun jika kamu tinggalkan aku mungkin yang tersisa hanya derita yang akan aku rasakan.Kamu membuatku bahagia lewat cara yang orang lain tak bisa.Aku yakin kamu adalah cinta sejatiku karena aku ingin setiap mata ini terbuka hanya kamu yang ada di sampingku.
Akhtar tersenyum melihat wajah polos Ratu yang tertidur. Ia telah bertekad akan melamar gadis itu setelah kembali nanti. Akhtar tak ingin berlama lagi.
Ratu menggeliat badannya. Tangan Ratu hinggap di paha Akhtar, menyadari itu Ratu membuka matanya.
"Kakak udah pulang," ucap Ratu sambil mengucek mata, mengembalikan kesadarannya setelah bangun tidur.
Akhtar menggenggam tangan Ratu dan mengecupnya. Ia senang ketika Ratu memanggilnya kakak. Entah wanita itu sadar atau tidak,tapi berhasil membuat Akhtar senang.
"Bangunlah, basuh wajah. Nanti martabak mesirnya keburu dingin."
Ratu bangun dan menyibak selimutnya. Ia masuk ke kamar mandi dan membasuh wajahnya.
Ratu duduk di sofa di samping Akhtar. Ia melihat sepiring martabak mesir udah tersedia di atas meja.
Ratu hanya memandangi martabak itu, belum juga menyentuhnya. Akhtar menjadi heran.
"Kenapa hanya dilihat. Makanlah! nanti keburu dingin."
"Kak, terus terang aja denganku."
" Apa yang harus aku terus terang'kan?"
"Aku ini merepotkan kak Akhtar."
"Siapa yang bilang kamu merepotkan? Jangan dengarkan ucapan Aurell itu!"
"Aku ini manja, merepotkan dan ...." Ucapan Ratu terhenti karena mulutnya ditutup Akhtar dengan tangannya.
Akhtar duduk miring agar dapat lebih dekat serta jelas menatap Ratu. Ia menangkup wajah Ratu dengan kedua tangannya. Akhtar tersenyum semringah.
"Dengar baik-baik, Sayang. Aku tak pernah merasa kamu repotkan. Aku senang melakukannya. Jika kamu tak meminta, aku pasti tetap akan melakukan semua ini untukmu."
"Aku manja banget," ucap Ratu dengan air mata yang mulai jatuh ke pipi.
"Aku senang dengan manjamu. Itulah yang membuat aku mencintaimu. Aku merasa sngat kamu butuhkan."
"Aku mau berubah, kata Raja aku ditinggali Felix karena aku manja."
"Jangan berubah hanya karena kamu mendengar omongan orang. Aku suka kamu apa adanya. Manjalah terus denganku."
Akhtar memeluk punggung Ratu, membawa ke dalam dekapan dadanya. Ratu balas memeluk pinggang pria itu. Pria yang dengan cepat telah mencuri hatinya dengan sikap dewasa Akhtar.
"Makan dulu, nanti lanjutkan pelukannya," ucap Akhtar. Ratu langsung memukul lengan Akhtar.
"Om yang duluan meluk."
"Tapi kamu suka'kan?" ucap Akhtar sambil tersenyum.
"Dasar Om aja yang mesum."
"Kenapa panggilnya Om lagi?"
"Maunya apa?"
"Kak Akhtar aja kayak tadi. Atau kalau perlu panggil sayang, beb, atau ayang."
"Geli dengarnya. Ayang ... beb," ucap Ratu tertawa.
"Kalau sayang?" tanya Akhtar lagi.
"Bolehlah."
Ratu menyuap martabak mesir ke dalam mulutnya. Akhtar memerhatikan. Ratu tidak pernah jaim jika makan apapun di depan Akhtar. Gadis itu terlihat apa adanya. Itu jugalah yang membuat Akhtar menyukainya.
Ratu yang menyadari dirinya diperhatikan, mengghentikan suapannya. Ia balik menatap Akhtar.
"Kakak mau?"
"Makanlah! Melihat kamu makan dengan lahap, kakak udah senang."
"Coba,nih!" Ratu mengulurkan sesendok martabak ke mulut Akhtar.
"Untuk kamu aja. Biar kenyang."
"Takut makan karena sendoknya dari mulutku. Aku nggak ada hama kok. Jadi jangan takut!"
"Kenapa harus takut makan dengan sendok bekas mulutmu. Memakan mulutmu aja, aku mau."
"Dasar duda mesum," ujar Ratu.
Akhtar tertawa mendengar ucapan Ratu. Gadis itu akan mengatakan apa yang terpikirkan di kepala tanpa peduli dengan siapapun.
"Enak banget,ya?" tanya Akhtar melihat pria itu melahap makanannya itu.
"Banget."
"Itu karena martabaknya aku beli dengan cinta," ujar Akhtar.
"iyain aja deh, dari pada di tagih uang beli martabaknya. Rugi dong!"
"Kamu nih,ya," ucap Akhtar mengacak rambut Ratu,"Aku tak akan menagihnya dengan uang, akan tetapi dengan cintamu."
Akhtar akhirnya mencoba satu sendok martabak karena Ratu kembali mengulurkan sendoknya.
Di tempat lain tampak Felix mengendarai mobilnya menuju sebuah rumah sakit. Ia mengantar Khaira buat kontrol kandungan.
Di dalam mobil keduanya hanya diam, larut dalam pikirannya masing-masing.
Bersambung
Selamat Pagi Ratu Ketiban Duren Lovers, mau kemana nih weekendnya. Kalau stay di rumah bisa baca novel anak online mama dibawah ini, sambil menunggu Ratu Ketiban Duren update.
Aurell cemburu dengan perlakuan Akhtar terhadap Ratu
.