NovelToon NovelToon
CEO DUDA ITU SUAMI KU

CEO DUDA ITU SUAMI KU

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia
Popularitas:38.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nancy Br Sinaga

Soya Pinkblack Wijaya, pewaris tunggal Wijaya Company yang berusia 18 tahun, adalah gadis ceria, cantik, dan tomboy. Setelah ibunya meninggal, Soya mengalami kesedihan mendalam dan memilih tinggal bersama dua pengasuhnya, menjauh dari rumah mewah ayahnya. Setelah satu tahun kesedihan, dengan dorongan sahabat-sahabatnya, Soya bangkit dan memulai bisnis sendiri menggunakan warisan ibunya, dengan tujuan membuktikan kemampuannya kepada ayahnya dan menghindari perjodohan. Namun, tanpa sepengetahuannya, ayah dan kerabat ibunya merencanakan perjodohan. Soya menolak, tetapi pria yang dijodohkan dengannya ternyata gigih dan tidak mudah menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nancy Br Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Soya yang tidak mengerti kemana arah pembicaraan pria dengan usia selisih bertahun-tahun darinya itu menatap bingung ke arah Alex. Jika dia dan Jino ada rasa lebih daei sahabat sekalipun, memangnya kenapa. Apa urusannya dengan pria dihadapannya ini. Soya sungguh tidak mengerti. 

"Sebenarnya, Om, kenapa sih?" tanya Soya yang melihat raut kesal diwajah Alex Ferguson tampak sangat mengganggu pikirannya. 

"Kamu tidak mengerti, atau memang benar-benar bodoh!" seru Alex. 

Soya mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak suka dengan sikap Alex seolah-olah Soya melakukan kesalahan yang fatal. Mata dingin itu menatap Alex dengan nyalang, "Tidak perlu basa-basi, apa yang mau om katakan," papar gadis itu. 

"Kamu adalah milikku. Tidak dibenarkan satu orang pun bisa mendapatkanmu, selain aku. Aku tak pernah percaya hanya ada kata persahabatan di antara perempuan dan laki-laki!" geram pria itu. 

Gadis dengan jaket kulit serta rambut kuncir kuda itu terdiam. Dia tak membantah ataupun mencari pembenaran. Berbicara pada seseorang yang sedang tidak waras tak ada gunanya, pikir Soya. 

Alex berdecak, "Kenapa, apa perkataanku benar?" lanjutnya. 

Soya melangkah, mendekat mengkikis jarak diantara keduanya. Gadis itu menatap nyalang mata Alex tanpa rasa takut begitupun sebaliknya, "Jika aku dan Jino memiliki rasa selain sahabat. Apa pengaruhnya untukmu?" tanya Soya. 

"Apa kamu tidak mendengar dengan baik perkataanku. Baik akan aku ulangi. AKU CALON SUAMIMU!" tegas Alex. 

Soya yang mendengar penuturan Alex mengangkat sedikit ujung bibirnya, "Kau hanya calon yang dipilih Ayah. Bukan hatiku. Jadi kau tak berhak memintaku mengakui hubungan ini atau menilai diriku dengan asumsimu!" ucap Soya geram

Alex yang sudah sedikit mengerti karakter Soya tak menghiraukan perkataan gadis itu. Bagi Alex Soya tetaplah calon istri yang sudah hatinya pilih terlepas dari rasa sayang atau cinta itu sendiri. Karena bagi Alex setiap manusia pasti akan tersentuh dengan perilaku atau sikap bukan hanya karena kata-kata bualan saja. 

Soya yang melihat Alex menatapnya dan tak membalas perkataannya, memilih mundur dan berbalik. Tetapi sebelum jarak itu melebar, Alex terlebih dulu menarik tangan Soya menarik keras hingga tubuh gadis itu menabrak dada bidang miliknya. 

Mata Soya membola saat bibir tebal milik Alex menempel erat di bibir mungilnya, luma*tan demi luma*tan Alex sarangkan disana. Kedua tangan Alex memegang punggung Soya erat hingga tak ada lagi jarak diantara mereka. Soya marah dia menggenggam erat kedua tangannya hingga terkepal erat sampai membuat ruas jarinya memutih. Hampir sepersekian detik saat mendapat cela, Soya meraih bibir Alex namun bjkan untuk membalas apa yang Alex lakukan tetapi, "Auch!"

Seketika Alex melepaskan tautan itu. Pelukan yang mengundur membuat Soya langsung menghindar. 

"Brengs*k!" Soya mendekat ia layangkan pukulan tepat di perut Alex sehingga membuat seorang Alex Ferguson tersungkur ke lantai. 

"Kau mau membuat ini lebih asyik," ujar Alex dengan memegangi perutnya, namun bukan marah justru senyum lebar menghiasi wajah pria itu. Sungguh Alex sedang tidak waras. 

"Kau!" pekik Soya kesal, darahnya mendidih hingga membuat detak jantungnya berpacu dengan cukup kencang. Ciuman pertama yang seharusnya ia berikan kepada seseorang yang dia cintai. Justru direnggut dengan cara yang tidak elegan sama sekali oleh om-om mesum di hadapannya ini. 

Jino yang sedang menunggu Soya di tangga, memasang telinganya dengan benar saat tak sengaja indera pendengarannya itu menangkap suara memekik dari lantai atas. Jino yang takut terjadi apa-apa antara Soya dan Alex melebarkan langkahnya menaiki tangga menuju dimana kamar yang Soya masuki tadi. 

"Astaga, kok dikunci?" Jino kalang kabut, ia terus berusaha membuka pintu namun tidak berhasil. Tentu, karena Alex sudah menguncinya dari dalam kamar. 

"Ya, Soya!" teriak Jino dari luar. 

Suara gedoran pintu membuat Soya menoleh menatap heran kenapa Jino tidak langsung masuk saja. Sadar akan  ada hal yang tidak beres. Soya kembali menatap Alex dengan sengit. 

"Kau menguncinya?" tanya Soya. Alex tak menjawab, ia hanya menatap Soya malas bersamaan dengan kedua bahunya terangkat keatas sambil masih memegang perutnya yang berdenyut. 

"Berikan kuncinya padaku!" pekik Soya. 

"Aku tidak tahu dimana. Aku buang saat kita bicara tadi," ujar Alex sambil mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu atau tak mau tahu. 

Soya menarik nafasnya dalam. Gadis 18 tahun itu melepaskan jaket kulit yang menempel di tubuhnya, meletakkan pant*tatnya di sisi ranjang yang ada disana. Soya menyilangkan kedua kakinya menatap Alex dengan sensual. "Kita bicara baik-baik," tutur Soya menekan segala amarah yang ada dihatinya, walau sesungguhnya ia ingin sekali membuang Alex ke laut agar menjadi santapan ikan hiu sekarang juga. 

"Dari tadi kita sudah bicara Soya!" sengak Alex. 

"Apa mau Om?" tanya Soya tenang. Setenang air laut yang kapanpun bisa menenggelamkan apapun yang ada diatasnya. 

"Mau ku?" tanya Alex. Soya mengangguk dan tersenyum ramah, 

"Aku mual!" benaknya. 

"Mau aku. Kau menerima perjodohan ini dan menjaga jarak dengan laki-laki manapun," ucap sang duda tanpa rasa malu sedikitpun. 

Soya menggelengkan kepalanya pelan, baru tadi pria ini membuat perjanjian dengannya agar bisa berteman. Kenapa sekarang berubah lagi. Dasar laki-laki, selalu tak bisa pegang janji, benak Soya. 

"Apa Om ini memang tipe pria pemburu?" tanya Soya sambil berjalan ke arah pintu. 

"Jin, tunggu dibawah, aku nggak apa-apa!" teriak Soya. 

"Ck! apa sih yang mereka bicarakan sampai kunci pintu segala," gumam Jino. "Oke!" teriak Jino menjawab permintaan Sota sambil menuruni satu demi satu anak tangga. 

Setelah Soya memastikan Jino turun kelantai bawah, gadis itu berjalan mendekat ke arah Alex. Dia menatap dingin pria itu membuat Alex spontan memundurkan tubuhnya ke belakang. 

"Aku bisa melakukan semua hal yang nggak pernah akan Om bayangkan. Tetapi jika Om masih mau menjalani ini dengan baik-baik, jangan aneh-aneh dan berbuat macam-macam!" tegas Soya, mata bulat itu menatap bagai elang yang siap menerkam mangsa yang ada dibawahnya. Tetapi jika Alex mundur hanya karena ancaman Soya tentu Soya salah besar. Justru apa yang Soya lakukan ini membuat Alex lebih bersemangat untuk menaklukkan hati sekeras baja milik Soya. 

"Kita lihat. Siapa yang akan tunduk nantinya. Jika sekarang kau menganggap takdir ini karena para orangtua itu tidak masalah. Namun aku akan merubah semua pendapatmu, segera!" tegas Alex. 

Alex mendekat, menyentuh kepala Soya dan mengecup kening Soya dengan cepat. Soya yang tak bisa menghindar hanya bisa mengepalkan kedua tangannya, geram kepada Alex yang selalu seenaknya sendiri. 

Alex menjauh dia merogoh kantung piyamanya dan menuju pintu untuk membuka benda persegi panjang yang terkunci itu. "Silahkan," ujar Alex dengan senyum tengilnya. 

Soya yang tak ingin berlama-lama dengan pria di hadapannya ini demi kesehatan jiwa dan raganya meraih jaketnya dang langsung keluar tanpa menoleh kembali. Alex menarik ujung bibirnya menatap kepergian Soya. Setelah Soya tak lagi terlihat, Alex mengunci pintu itu dan menghubungi seseorang. 

"Halo, Wa?" ucap Alex pada seseorang yang sedang menikmati pekerjaannya. 

"Tolong cari seseorang untuk mengikuti kemanapun Soya pergi!" tegas Alex. 

Dewa sang asisten yang ada di seberang sana hanya bisa mengernyit mendengar penuturan sang Bos. 

"Kau dengar, tidak!" seru Alex. 

"Iya Pak!" jawab Dewa dengan sedikit kesal. 

Dasar asisten gadungan," lirih Alex yang masih bisa didengar oleh Dewa. 

"Dan satu lagi. Pastikan seseorang itu lebih jago dalam hal beladiri dari pada Soya!"

"Memangnya, kenapa, Pak?" tanya Dewa. 

"Pokoknya carikan saja dan saya mau besok orang itu sudah ada di ruangan saya."

Sambungan telepon Alex putus secara sepihak. Sedangkan Dewa berada di ujung telepon mengumpat kesal dan menyumpahi bos gilanya itu. Karena bukan sekali dua kali. Bos dudanya ini meminta sesuatu yang tidak masuk akal dilakukan dalam satu hari. 

1
Celtic_nant
Upp
Celtic_nant
Up
Celtic_nant
UP
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
Up
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
Bagus 😎👍
Asmainiati Pelis
apa soya punya ibu tiri
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
up
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
Up
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
˙˚ʚ(Virly)ɞ˚˙
Siapa sangka
I and yu🧋
Bagus
Zahra
Ternyata Rasya anak dari istri pertama Wijaya toh. baru ngeh aku
Zeren
Ternyata Yara Nyonya Wijaya/Smile//Smile/
Zeren
Hana jangan kelamaan milih entar kurebut loh!!
Ell
Semalam update jam brp thor?
Ell
Oww Abg e Soya ta..
Duh makin penasaran nih kelanjutannya.
Ell
Hahaha Lex/Smug//Doge/. Gmau nyari istri kedua ta?
Zeren: Wkakawk
Zeren: Wkakawk
total 2 replies
Ell
Siapa nih?? Mama tiri Soya kah?
Fitri Prasetyo
Alex, ini pr untukmu.. menyembuhkan bathin istrimu, dan menyatukan anak ayah itu.. 💪🏻💪🏻🥰
Shi Siaonan
Alex sama Soya makin iya iya yaa!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!