Reyhan Giovano, seorang mafia tampan, pria yang berusia 29 tahun itu memiliki dendam yang sangat besar kepada seseorang yang sudah memfitnahnya menjadi tersangka pembunuhan.
Di hari yang bahagia untuknya, saat dia akan melamar kekasihnya, dia malah mendapati calon mertuanya mati mengenaskan, membuat hidupnya malah berakhir tragis harus mendekam di balik jeruji besi selama 7 tahun, sehingga kekasihnya begitu sangat membenci Reyhan. Dan dia juga harus kehilangan adik yang sangat dia sayangi.
Karena itu Reyhan tidak akan tinggal diam, setelah dia keluar dari penjara dia akan membuat perhitungan kepada orang-orang yang terlibat pembunuhan terhadap calon mertuanya, dengan memanfaatkan seorang putri dari salah satu musuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Masa Kecil
Hari ini Klara pergi berkunjung ke rumah Andreas, salah satu teman dekat ayahnya, Anton, sakaligus bos ayahnya juga.
Klara mengenal sosok Andreas adalah orang yang baik, makanya dia tidak percaya saat dulu Reyhan mengatakan bahwa Andreas yang membunuh ayahnya.
Dari dulu dia sering di bawa ke rumah Andreas oleh Anton, sampai dia pernah di minta Andreas untuk mengajari Jenny belajar.
Hubungan Jenny dan Klara lumayan akrab waktu kecil, saat itu Jenny masih berusia 10 tahun, dan Klara sudah berusia 15 tahun. Namun karena orang tua Jenny bercerai dan Jenny ikut ibunya, Dan akhirnya Klara sudah tidak bertemu lagi dengan Jenny kala itu.
Saat ini... Klara berjalan dengan santai sambil memperhatikan wajah Jenny yang sudah dewasa di ruang tengah , wajah Jenny tidak berubah , masih cantik seperti dulu.
"Oh Klara, ada apa?" sapa Andreas sambil berjalan menuruni tangga satu persatu.
Klara sedikit membungkukan badan pertanda hormat, "Kebetulan Klara tadi lewat sini Om, waktu itu Klara melihat di TV yang memberitakan tentang pejabat itu, Leon, dia akan segera menikah dengan Jenny. Makanya Klara datang kesini ingin menemui Jenny, sepertinya Jenny sudah pulang dari Singapura ya Om. Hmm... kita sudah lama sekali tidak bertemu lagi."
Andreas tertegun mendengarnya, dia tidak langsung merespon perkataan Klara, Andreas duduk di ruang tengah dan mempersilahkan Klara duduk disana, "Silahkan duduk, Klara."
"Iya om." Klara pun duduk disana.
"Om minta Maaf karena tidak bisa datang ke pesta pernikahan kamu kemarin."
"Oh tidak apa-apa om, Klara mengerti om sangat sibuk sekali. Tapi Jenny dimana ya Om?"
Andreas berpikir sejenek sambil menghela nafas, "Jenny jarang ada di rumah, dia sering menginap di rumah temannya. Ya begitu lah Jenny dia tidak bisa diam, kamu tau sendiri kan bagaimana Jenny?"
Klara menganggukan kepala sambil tersenyum, "Iya Klara mengerti om, tapi Klara boleh minta nomor ponselnya?"
"Hmm... kebetulan ponselnya jarang aktif Klara, nanti saja kalau Jenny pulang, Om suruh Jenny pergi menemuimu, kau kerja di kantor kepolisian bukan?"
"Iya om, cuma Klara jarang di kantor." Klara pun memberikan kartu id nya pada Andreas, "Disini ada nomor Klara, tolong beritahu Jenny untuk menghubungi Klara kalau nanti Jenny pulang."
"Iya, tentu saja." Andreas membawa kartu Id Klara.
Andreas tidak tau bahwa sebenarnya ponsel Jenny itu ada di Leon, Leon sengaja menyembunyikannya karena takut ketahuan kalau Jenny kabur gara-gara dia hampir saja mau memper kosanya.
Sementara itu Leon masih tidak fokus di acara amalnya, banyak wartawan yang terus mewawancarainya. Membuatnya kepalanya hampir mau pecah.
"Pak Leon , kenapa Anda sendirian sekarang? Tidak membawa calon istrimu lagi seperti waktu itu?"
"Bagaimana persiapan nanti untuk menjelang masa pemilihan umum?"
"Bagaimana persiapan pernikahan anda dengan calon istri anda? "
"Tanggal berapa kalian akan menikah? Betapa beruntungnya calon istri anda!"
"Tolong beritahu tips kepada kami semua untuk menjadi pengusaha yang sukses seperti anda!"
Banyak sekali wartawan yang bertanya kepadanya, dan Leon harus menjawab pertanyaan mereka dengan ramah, padahal di hatinya sedang kesal setiap ditanyai soal pernikahan.
"Soal tanggal pernikahan itu nanti saja kamu belum memutuskannya kebetulan kami sedang sama-sama sibuk." jawab Leon begitu ditanyai soal pernikahan.
"Bagaimana bisa pak Leon? Bukan kah bulan ini kalian akan menikah?" tanya wartawan itu lagi.
"Hmm... iya benar, nanti saja saya akan memberitahu kalian jika kami sudah menentukan tanggal pernikahan kami." setelah mengucapkan itu, Leon segera masuk ke dalam mobil.
"Hahhh sial, kenapa sulit sekali menemukan Jenny. Awas saja kalau aku menemukanmu lagi, aku tidak akan melepaskanmu!" gerutu Leon, pelan.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
