Akhir Sebuah Penantian

Sepulang nya dari makan malam biasa, mereka berdua langsung menuju unit apartemen nya tanpa mampir kemana-mana terlebih dahulu.

Angga langsung masuk ke dalam kamar, yang diikuti oleh Diandra. Tapi sedetik kemudian, Diandra berbalik hendak keluar lagi, "kenapa keluar?" Tanya Angga.

"Didi mau ngambil baju-baju Didi di kamar lama," balas Diandra.

"Kalau mau mindahin kesini besok aja, ini udah malam. Sebaik nya istirahat," titah Angga sambil berlalu menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.

Diandra segera membuka almari pakaian dan menyiapkan baju tidur untuk suami nya, kemudian meletakkan nya di atas tempat tidur. Kemudian dia melihat-lihat koleksi gaun tidur dan lingerie yang dikirim oleh mama mertua melalui kakak ipar nya, Diandra nampak kebingungan memilih.. hingga suara dingin sang suami mengagetkan nya.

"Ada apa? Kenapa bengong?" Tanya Angga yang melihat Diandra diam terpaku sambil menatap baju-baju nya di dalam almari.

"Kak, gaun tidur Didi yang di sini tipis-tipis semua.. apa tak masalah jika Didi mengenakan gaun tidur seperti ini?" Tanya Diandra sambil menunjuk kan gaun tidur terbuka dan super tipis pada suami nya yang baru saja keluar dari kamar mandi, tubuh atletis Angga hanya tertutup handuk yang dililitkan di pinggang. Diandra nampak terpesona melihat dengan nyata, pemandangan menakjubkan di hadapan nya.

Angga terdiam, menarik nafas panjang dan menghembus nya kuat-kuat. "Gak masalah, kalau udah selesai bersih-bersih langsung tidur aja," balas Angga dingin dengan berganti pakaian di hadapan istri nya.

"I,, iya kak,," ucap Diandra yang tersadar dari lamunan nya, dengan buru-buru dia segera berjalan menuju kamar mandi.

Saat Diandra keluar dari kamar mandi, lampu sudah di ganti dengan lampu tidur dan suami nya sudah merebahkan diri di sisi pembaringan dengan pembatas guling di tengah ranjang. Didi tersenyum dan kemudian melangkah menuju tempat tidur, dengan perlahan Diandra merebahkan diri nya di sisi yang lain.

"Tutupi tubuh mu dengan selimut," titah Angga dengan mata terpejam.

Diandra pun menarik selimut dan menutup tubuh nya hingga sebatas dada dengan selimut yang tebal. Dia mencoba memejamkan mata, terekam kembali semua kegiatan nya hari ini bersama sang suami. Senyum kecil terbit di sudut bibir nya, mengetahui sang suami sudah mulia mencair dan mau belajar membuka diri untuk nya.

"Seperti nya aku enggak perlu lagi berpura-pura dingin kayak kak Angga, menjadi diri sendiri pasti lebih baik. Jadi kalau pun kak Angga bisa menerima ku itu apa ada nya diri ku dan bukan karena sebuah kepura-puraan." Gumam nya dalam hati.

Tak lama kemudian, Diandra pun tertidur dengan tersungging senyuman manis di sudut bibir nya.

Angga yang belum juga bisa tertidur, memiringkan tubuh nya menghadap sang istri. Dia amati wajah cantik istri nya yang tengah terlelap, "kamu cantik, sangat cantik. Kamu juga baik.. tapi maaf, jika aku belum bisa mencintai mu. Aku akan belajar meski perlahan, dan ku harap kamu bersabar," lirih nya dalam hati, hingga akhir nya Angga pun terlelap

°°°°°

Angga terbangun di pagi hari dengan memeluk sang istri, guling yang menjadi pembatas kedua nya sudah raib entah kemana. Dengan perlahan Angga bergeser dan segera bangun dari tempat tidur, "hah,, kejadian lagi," gumam nya sambil bangkit berjalan menuju kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, Angga telah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Seperti biasa, dia hanya memakai handuk yang di lilitkan di pinggang. "Dia belum juga bangun rupanya,, lelap sekali tidur gadis ingusan itu?" Gumam nya dalam hati.

Angga berjalan ke sisi kiri tempat tidur, dan dengan perlahan membangunkan istri belia nya. "Di,, sudah pagi," panggil Angga sambil menepuk pelan tangan sang istri.

Diandra menggeliat, dan terkejut saat membuka mata nya ternyata hari sudah pagi, "maaf kak, Didi terlambat bangun," ucap nya panik, dan langsung berlari kecil menuju kamar mandi.

Secepat kilat Diandra mandi, dan tak berapa lama dia sudah keluar dan hanya membungkus tubuh indah nya dengan handuk kecil. "Maaf kak, Didi sampai lupa malah mandi di sini, padahal baju-baju Didi masih di kamar yang lama," ucap nya sambil berlalu keluar dari kamar utama menuju kamar nya yang lama.

Angga yang sedang duduk di sofa tertegun, dan mendesah kasar.

Tak berapa lama, Didi sudah datang kembali dengan dress rumahan yang pas membalut tubuh indah nya. Rambut nya yang basah, masih terlihat acak-acakan dan itu membuat nya semakin terlihat seksi.

"Kak, mau Didi buatin sarapan apa?" Tanya Diandra di ambang pintu sambil tersenyum manis.

Angga menatap tak berkedip wajah cantik dan tubuh seksi istri nya, "benar-benar sebuah maha karya yang sempurna," puji nya dalam hati.

"Kak,," panggil Diandra lagi, melihat suami nya hanya diam menatap nya.

"Kak Angga sayang,,, kok bengong?" Diandra mendekat dan mengibaskan tangan nya di depan wajah suami nya.

"Eh,, iya,, sarapan apa aja boleh." Balas Angga gugup, "em,, roti aja, sama susu. Kalau masak kayak nya enggak keburu, aku mau ngecek showroom yang di Bandung," ucap nya kemudian.

"Siap kak Angga ganteng," jawab Diandra yang melihat suami nya telah rapi dengan hem dan celana jeans kegemaran nya, Diandra segera berlalu menuju dapur yang diikuti oleh Angga di belakang nya.

Diandra kemudian membuat kan roti dengan selai kacang dan ditaburi keju kesukaan Angga, segelas susu juga sudah siap untuk di sajikan. Dia juga membuat untuk diri nya sendiri, roti yang hanya di olesi susu coklat dan segelas lemon tea.

Diandra membawa roti dan minuman tersebut ke meja makan, "ini kak, mau Didi suapin?" Ucap nya sambil mengerling nakal.

"Nih anak,, kambuh lagi genit nya," lirih Angga yang masih bisa di dengar Diandra.

"Genit sama suami sendiri, enggak apa-apa kan?" Balas Diandra sambil duduk di samping suami dewasa nya.

Mereka berdua pun makan dalam keheningan.

"Kakak mau ke Bandung?" Tanya Diandra menegaskan, sesaat setelah kedua nya menghabiskan sarapan pagi yang super simpel.

"Ya," jawab Angga singkat.

"Didi ikut ya? Didi kan belum pernah berkunjung ke Bandung.. kata nya di sana kota nya sejuk, dan juga nyaman," pinta Diandra merajuk.

"Lain kali aja, kalau pas opening." Tolak Angga halus.

Diandra mengangguk,, " iya deh,,, tapi nanti kita nginap ya kak, Didi pengin tahu kota Bandung di malam hari,," pinta nya menuntut.

"Kita lihat nanti ya," balas Angga sambil beranjak, "aku harus berangkat sekarang," pamit nya pada Diandra.

"Didi antar sampai basemen ya kak,," ucap Diandra sambil membereskan gelas kotor dan meletakkan nya di wastafel.

"Enggak perlu," tolak Angga, "mungkin aku pulang malam," lanjut Angga memberi tahu kan.

"Kalau Didi kangen, boleh telpon kan?" Tanya Diandra seraya tersenyum menggoda.

"Ck,, jangan mengada-ada," balas Angga sambil berlalu menuju pintu keluar.

"Kak,, salim dulu,," seru Diandra sambil berlari kecil mengikuti langkah lebar suami nya. Diandra kemudian mengambil tangan sang suami dan mencium punggung tangan nya, "hati-hati di jalan ya kak,, jangan lupa jalan menuju pulang," ucap Diandra seraya terkekeh.

"Ada-ada aja kamu," balas Angga sambil mengacak lembut kepala istri nya. Diapun segera berlalu, meninggalkan sang istri yang mengulas senyuman manis.