Sinopsis :
Seakan tak percaya pada hidup yang seolah khayalan. Baru semalam ia tertidur karena kelelahan dan sekarang ia berpindah jiwa ke masa lampau, Chu Wei memasuki tubuh seorang janda berusia 32 tahun yang namanya sama dengan nya, memiliki 3 anak laki-laki yang sudah dewasa. Beruntung di keajaiban masih ada keajaiban, DING! 9"Sistem Pasar, beli dengan harga murah, jual dengan harga mahal" setidaknya ada sistem yang bisa membantu nya dari kelaparan.
"Ibu mertua saya sangat misterius sekarang, dia selalu mengeluarkan barang-barang secara misterius. Mengapa selalu mengumpulkan sayuran? Darimana uangnya itu datang? Namun saya tidak berani bertanya, asalkan ada makanan untuk di makan, itu sudah cukup."
Note : Update Minimal 1 Perhari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Chu Wei melirik anak-anak nya yang tak berkedip menatap barang yang ia bawa.
"Man Yue, ambilkan wadah"
"Baik Ibu"
Wadah di ambil, Chu Wei memasukkan semangkuk besar Kimchi dan menghidangkan nya di tengah-tengah meja makan.
"Semua nya makan lah! "
Semua nya langsung makan, mereka merasakan rasa kimchi yang agak berbeda dari acar lainnya.
"Acar sawi ini sangat lezat! " Gu Zhi.
"Rasanya sangat pedas, mulutku terbakar! " Gu Mao.
"Ibu, enak sekali! " Gu Yuzi.
Nasi putih yang masih mengepul di makan dengan kimchi sangat enak sekali, di tambah tumis kol yang Chu Wei beli dari sistem sangat nikmat.
Masing-masing anak-anak menghabiskan dua mangkuk nasi. Mereka penuh dengan energi.
Hari mulai gelap.
Man Yue dan Wu Hua Ning membersihkan dapur dan perlatan makan, sementara Chu Wei dan ketiga anak nya duduk di kursi.
Saat Chu Wei akan mengatakan beberapa kata, sebuah suara terdengar dari halaman luar pintu.
"Sungguh hal yang merugikan! Anak keluarga Gu kami menikahi wanita seperti anda! Semua harta peninggalan Ayah Gu Zhi berjumlah sepuluh tael perak, dan anda mensubsidi kan semua uang tersebut ke keluarga Chu anda dan anda malah di pukuli? Anda sungguh pantas mendapatkan nya! "
"Kamu menggali sayuran liar yang bahkan hanya di berikan kepada babi. Jangan berpura-pura menyedihkan, seolah-olah keluarga Gu memperlakukan mu dengan kasar! Kamu pel*cur jal*ng kecil memiliki uang untuk di berikan kepada ibumu, tapi kamu tidak punya uang untuk membeli makanan dan malah meminjam makanan. Betapa tidak tahu malu nya anda! "
Chu Wei memandang ke arah pintu masuk.
Wanita tua ini adalah Ibu mertuanya, dia telah berpisah rumah dengan nya sejak dulu. Hubungan mereka tidak dekat, mereka bahkan tidak pernah menyapa jika bertemu.
Chu Wei merasa lega karena identitas nya harus di pisahkan dengan keluarga Gu.
Wanita tua ini sungguh energik, dia hari yang sudah gelap ini dia masih berkeliaran di depan pintu halaman nya.
Chu Wei bukan tipe orang yang berdiam diri ketika di marahi. Ia berdiri dan berjalan keluar.
Melihat Chu Wei berjalan keluar, Nyonya tua Gu mengganti topik. "Menantu Gu Zhi, kemarilah! "
Wu Hua Ning berjalan mendekat.
"Ini ransum yang aku siapkan untuk ketiga cucu ku, jagalah! " Nyonya tua Gu melemparkan tas itu."Kamu sudah mau menjadi seorang Ibu, bersikaplah tegar! Kamu harus melakukan nya untuk orang lain, tapi pikiran kan lah anak yang ada di perut mu! "
Nyonya Tua Gu menatap tajam Chu Wei, lalu berbalik dan pergi.
*Ransum adalah kumpulan dari beberapa bahan pakan yang disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak selama 24 jam untuk hidup pokok maupun produksi sesuai dengan tujuan pemeliharaan.*
Namun maksud di sini menunjukkan jika Ransum yang di maksud Nyonya tua Gu adalah tas yang di dalamnya berisikan beberapa barang persediaan yang di susun sedemikian rupa.
Chu Wei ingat.
Pemilik tubuh asli akan bertengkar dengan nya dari waktu ke waktu, pemilik tubuh asli mengandalkan masa muda nya sehingga berbalik memarahi wanita tua itu setiap saat sampai dia tidak berdaya.
Wanita tua itu datang di malam hari untuk melampiaskan amarah nya kepada Chu Wei, namun ia pergi begitu cepat takut di marahi kembali oleh menantu perempuan nya dan merasa malu.
"Ibu... "
Wu Hua Ning memanggil dan memberikan tas itu kepada Chu Wei. Bahkan Nenek pun takut kepada Ibu mertuanya, apalagi dirinya. Jika dia menyinggung Ibu mertua nya, maka ia harus berlutut sepanjang malam.
Chu Wei awalnya tidak mau menerima subsidi dari Ibu mertua untuk anak-anak nya.
Namun ia berpikir dan bisa memanfaatkan itu untuk mengeluarkan makanan nya dari sistem pasar.
Chu Wei menerima nya lalu berkata."Sudah larut, ayo siapkan air untuk bersihkan wajah lalu tidur."
Menantu kedua mengambil sebaskom air dan meletakkan nya di depan Chu Wei. Pertama adalah Ibu mertua nya, saudara iparnya dan terakhir adalah diri dirinya.
Mulut Chu Wei bergerak-gerak.
Chu Wei tak habis pikir, satu baskom air di pakai untuk seluruh anggota keluarga mencuci muka. Air terakhir sudah keruh dan kotor. Sudahlah, ia tidak bisa meminta terlalu banyak karena ini adalah musim kemarau.
Gu Zhi menyiramkan air itu ke ladang nya yang kering.
Chu Wei tidak bisa tidur, ini adalah ranjang yang terbuat dari ilalang yang kering. Ia berguling-guling selama beberapa waktu hingga akhirnya bisa tertidur.
Ayam berkokok membangunkan desa Xinhua yang terlelap. Si bulat kuning sedikit demi sedikit mulai bersinar memberikan penerangan pada jalan desa yang berkelok.
Semua petani bangun pagi, mereka mulai melakukan aktivitas nya. Ke ladang, mencabut rumput, mencuci dan sebagai nya. Hari yang sibuk di mulai.
Chu Wei tidak bisa tidur, tempat tidur sangat lah keras. Saat tidur, ia merasa tidak nyaman dimana-mana.
Para petani di lapisan bawah tidak mampu membeli kapas sama sekali. Di desa bagian barat maupun utara tidak memiliki kebiasaan membakar/membuat perapian untuk menghangatkan badan. Memang perlu tubuh yang sehat untuk menahan dingin yang parah.
Chu Wei merasa ada beban berat di pundaknya. Sekarang ia tidak hanya harus mengisi perutnya seorang, melainkan ada anak-anak nya juga yang harus ia isi perutnya. Terlebih menantu perempuan pertama sedang hamil.
Chu Wei bangkit dan melihat. Beberapa anggota terlihat sedang sibuk menantu kedua sedang mencuci dan menantu pertama sedang membereskan halaman.
Anak pertama sedang bersiap-siap ke ladang, anak kedua bersiap-siap untuk mengambil air dan anak ketiga akan mencari kayu bakar sekaligus sayuran liar ke gunung. Semenjak Chu Wei memberikan penghargaan kepada nya, dia menjadi sangat bersemangat mencari tanaman liar di gunung.
"Semuanya tunggu sebentar! "
Chu Wei berseru kemudian berbalik ke dalam kamar.
Chu Wei membuka kantung ransum yang di berikan Nyonya tua Gu kemarin. Di dalam nya ada lima kati jagung yang mulai menghitam, sepertinya ini adalah sisa beras dari tahun lalu sudah berjamur.
Tidak masalah kamu makan makanan berjamur saat sedang miskin. Namun ia memiliki pasar sistem dan ribuan koin tembaga.
Chu Wei mengambil 5 kati jagung. Jagung di jaman ini di sebut millet.
*Millet ( / ˈmɪlɪts / ) [ 1 ] adalah kelompok rumput berbiji kecil yang sangat bervariasi, yang tumbuh luas di seluruh dunia sebagai tanaman sereal atau biji-bijian untuk pakan ternak dan makanan manusia.*
Lalu Chu Wei mengambil lagi 3 kati beras putih. Dia juga mengeluarkan 3 pon jamur tiram.
Harga jamur tiram per-pon nya adalah 2 koin tembaga. Beras putih modern 5 koin tembaga per kati nya dan millet jauh lebih murah, harga nya 3 koin tembaga per kati nya.
[ DING! 36 koin tembaga telah di gunakan ]
terus lanjut update nya thorr
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat yah