Seorang gadis sederhana berusia 19 Tahun merupakan anak dari seorang petani yang menjadi mahasiswi kedokteran dan sudah menempuh semester 3. Mengejar cita-cita menjadi seorang Dokter, untuk menggapai cita-cita dengan membiayai pendidikannya ia harus bekerja di sela-sela kuliahnya. Namun, ada suatu hal yang sebenarnya ia sembunyikan dari semua orang!
Keinginannya menjadi seorang Dokter sirna ditelan ombak terjang oleh sebuah keterbelengguan dengan seorang pria. Yang di mana keluarga pihak pria datang meminta ia menikah dengan putranya dan sebelum hal itu terjadi ia sempat menolak.
Namun, Takdir tetap membawanya dalam perangkap itu sehingga harus menggugurkan cita-citanya yang tidak bisa dilanjutkan.
Dia terus terbelenggu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki penyakit aneh disembunyikan dari semua orang!
Dia menjadi salah satu seorang wanita di dunia ini yang tidak membuat seorang Tuan tidak bereaksi pada penyakitnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnrfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Hari berlalu
2 Minggu Kemudian~~
Penghujung akhir tahun sudah di depan mata.setelah menggeluti ujian semester akhir, akhirnya para mahasiswa/siswi bisa bernafas dengan bebas tanpa harus memiliki beban berat dalam pikirannya.mereka tinggal menunggu hasil akhir yang akan diumumkan dalam 5 hari lagi.setelah itu, mereka tinggal menikmati masa liburan semester ganjil selama 1 bulan.
Dikarenakan ujiannya sudah dilaksanakan dengan lancar tanpa hambatan, sehingga membuat Dini kembali bekerja pada pagi sampai malam hari lagi.
ia benar-benar terpuruk dan kurang bersemangat dalam menjalani hari-harinya dari sejak ujiannya dilangsungkan, ia sangat menghawatirkan hasil ujian yang akan keluar dengan skor yang terpampang nyata di papan pengumuman.
"Baguslah jika kau sudah menyelesaikan ujian mu itu, kembali bekerja dan penuhi tanggung jawab mu!" Ucap Arya
"Baik, Presdir." Ucap Dini murung tidak bersemangat keluar dari ruangan Arya dengan lunglai
Arya meratapi kepergian dini dan melihat dari punggungnya yang merasa tidak bersemangat sama sekali.
"Ada apa dengannya? dia terlihat tidak bersemangat pada hari ini. Apakah dia sudah bosan bekerja di sini, atau dia sedang sakit?" Gumam Arya sambil mengerutkan dahinya
Di koridor perusahaan~
Dini berjalan menuju dapur dengan lunglai, pandangan mata kosong, dan memasang wajah murung.
"Hey kau!! Kemari..." Ucap karyawan wanita memanggil Dini
Dini terhenti, dan langsung menatap ke arah sumber suara tanpa menunjukkan ekspresi apapun hanya datar.
"Sa-saya..." Ujar Dini meyakinkan bahwa benar ia yang di panggil
"Iya kau memangnya siapa lagi." Ucap karyawan itu tidak sopan
"Maaf.ada yang bisa saya bantu?" Ujar Dini dengan sangat sopan
"Tolong antarkan dokumen ini pada divisi produksi.perusahaan kita sedang membangun proyek baru bersama perusahaan lain, dan kali ini akan meluncurkan produk baru.ia memintaku untuk mengantarkan dokumennya, tapi aku ingin pergi ke toilet.bisakah kau pergi dan memberikan ini padanya." Ucap Karyawan itu
"Tentu saja.saya akan memberikan nya pada divisi produksi."
"Baiklah, ambil ini, dan sampaikan apa yang sebenarnya terjadi, kenapa aku tidak bisa mengantarkannya.setelah kau selesai, antarkan juga aku teh." Ucap karyawan itu dengan tergesa-gesa karena sudah tidak kuat ingin pergi ke kamar mandi
"Baik." Jawab Dini melangkahkan kaki pergi menuju ruang divisi produksi yang berada di lantai 24 dengan menaiki lift
Sampai di ruang divisi produksi~
Pertama Dini mengetuk pintu sebelum masuk, setelah mendapatkan jawaban dari dalam untuk mempersilahkan masuk, ia baru membuka pintu dan memasuki ruangan.
"Permisi, Tuan.saya ingin memberikan dokumen produksi yang anda minta." Ucap Dini sopan
"Baiklah, letakkan saja di atas meja.aku akan membacanya setelah selesai membaca dokumen ini." Ucap orang itu tanpa menatap ke arah Dini
"Baik, Tuan.Permisi..." Ucap Dini selesai menjalankan tugasnya dan bergegas mengerjakan pekerjaan lain untuk membuat teh dan kopi, terutama kopi Presdir
Setelah selesai membuat kopi dan teh, ia memberikan pada setiap karyawan.itulah pekerjaanya setiap hari, entah sampai kapan berakhir...
Di ruangan CEO~~
Arya tidak bisa memfokuskan dirinya bekerja, ia hanya menyenderkan duduk di atas kursi CEO nya dengan melamun kan apa yang sebenarnya terjadi pada Dini hari ini.
niat awal ia merasa sedikit senang pada akhirnya orang keterbelengguan nya sudah mulai masuk bekerja seperti biasa setelah diberikan syarat pada malam hari diharuskan bekerja namun, selama 2 Minggu setiap malam hari itu, ia bisa dikatakan tidak pernah melihat dini.karena sejak pagi dan malam ia harus menghadiri acara-acara industri yang relevan, berbagi tantangan dengan rekan dan mentor, memulai kelompok pertemuan lokal, dan masih banyak lagi bersama para klien lainnya.
Asisten Damar yang berada di meja samping dekat Arya, merasa bingung kenapa sedari tadi Arya hanya berdiam diri duduk seolah sedang memikirkan sesuatu.padahal banyak pekerjaan yang menunggu harus dikerjakan, dari dokumen yang harus segera diputuskan dan ditanda tangani, visi misi yang dibuat, dan persiapan strategi.
"Damar, apakah kau tahu apa yang terjadi pada wanita itu?" Tanya Arya di sela lamunannya mengeluarkan suara
"Maksudmu Dini? memangnya apa yang terjadi?" Tanya Damar
"Apa kau tidak melihatnya hari ini.aku rasa dia sudah bosan bekerja di sini."
"Aku belum bertemu dengannya dari tadi pagi.aku pikir dia tidak akan bosan bekerja di sini karena dia harus mengum-..." Kalimat terakhir Damar terhenti karena ia mengingat sesuatu yang membuatnya tidak jadi mengatakan lebih lanjut
"Mengum...? mengum apa?? kenapa kau memberhentikan perkataan mu?" Ucap Arya sorot mata tajam
"Ah, tidak ada.aku ingin mengatakan jika nona dini tidak akan bosan dan keluar dari pekerjaanya.karena, ia harus mengumpulkan uang untuk membiayai kuliahnya." Ungkap Arya
"Itu adalah masalahnya bukan masalah ku kenapa ia terlahir bodoh.dia tidak tahu diri dan hanya menyiksa diri dan keluarganya, jika ia tidak memiliki banyak uang seharusnya ia tidak perlu berkuliah kedokteran."
"Seseorang akan melakukan apapun untuk mengejar cita-citanya tanpa melihat kondisi yang sedang ia alami.jika ia lulus dan menjadi dokter yang hebat, bukankah ia bisa menaikkan derajat orang tuanya.dan pada kenyataannya adalah dulu kau sangat menginginkan menjadi seorang Dokter." Ucap Damar
"Aku tidak ingin mendengar orang lain menasehati ku, dan jangan pernah mengingatkan ku pada masa lalu.akhir-akhir ini kau selalu membela wanita itu, apakah kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku." Cetus Arya
"Tidak ada yang ku sembunyikan, aku hanya kasihan padanya.selain berkuliah ia juga harus bekerja untuk membayar biaya kuliahnya."
"Ck, kau begitu munafik.kau hanya mengasihani orang yang tidak berguna." Cetus Arya Langsung fokus pada laptop mengerjakan pekerjaannya
"Andai kau tahu kebenarannya Arya.kau tidak tahu betapa hebatnya wanita itu.jika kau mengetahui kebenarannya, mungkin kau tidak akan menghina wanita yang keji dimatamu itu, yang ada kau akan mengaguminya.tapi aku pikir kau tidak akan mengerti, karena kau sama sekali tidak memiliki hati." Gumam Damar dengan tatapan nanar menatap sahabatnya yang semakin angkuh