Nayna yang berencana pulang kampung untuk mengisi hari liburnya justru harus mengalami hal yang sangat tidak ia inginkan. Menikah !! yaa di usianya yang sudah 26 tahun dia memang belum memiliki rencana untuk menikah, namun hari ini ia harus menikah.
"Dengan siapa?" Batin Nayna bertanya-tanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Sulistianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
"Nay"Ucap Raka berusaha menyentuh bahu Nayna namun Nayna dengan sigap menepis tangan Raka yang hendak menyentuhnya
Nayna menatap Raka dengan tatapan yang tak dapat diartikan oleh Raka
"aku muak"Ucap Nayna, Berdiri lalu pergi meninggalkan Raka, Raka masih cukup terkejut mendengar ucapan Nayna,hingga ia tak mampu mengejar Nayna
"Nay kamu mau kemana?"Tanya Tejo yang melihat Nayna sangat kacau, Mengambil tas dan blezer lalu pergi meninggalkan kantor
Rina dan Mbak Tia saling menatap dan kembali berkelut dengan pekerjaan masing-masing, Sebenarnya ada rasa khawatir di benak Mbak Tia maupun Rina,Namun rasa kesalnya membuatnya menjadi egois. Mbak Tia berusaha menyingkirkan Egonya dan berlari keluar kantor mencari Nayna.
"Dia sudah pergi"Gumam Mbak Tia, terlihat raut penyesalan dari wajahnya
"Ayo dong Nay angkat telponnya"Ucap Mbak Tia yang telah menelpon Nayna berkali-kali namun hasilnya nihil.
Tampak Nicko yang berjalan kearah ruangan Raka dengan ekpresi yang terlihat marah, Mirna tak berani nyapa justru pura-pura tak melihat.
"RAKA"Teriak Nicko ,Raka yang sedang melamun menatap Kota Balikpapan dari kaca bening diruanga pun sontak berbalik dan menatap Nicko
"Maksud kamu apa, Bocorin pernikahan mu sama Nayna,Bukannya kalian sepakat buat sembunyikan ini"Tanya Nicko yang terlihat menggebu-gebu
"Kenapa?"Tanya Raka
"Aku sudah pernah bilang kan, Setelah kalian bercerai Nayna akan menjadi milik ku, lalu untuk apa kamu bocorin semuanya"Teriak Nicko
Rahang Raka tampak mengeras, urat disetiap tangannya semakin menonjol, Kepalan tangannya semakin keras, Tanpa aba-aba Raka Memukul wajah Nicko, Hingga Nicko terjatuh kelantai dengan darah yang mengalir dari ujung bibirnya,Tak terima dengan perlakuan Raka, Nicko membalas dengan 1 pukulan yang tak kalah keras Namun tak membuat Raka terjatuh ke kelantai.
"Nayna istri gue, Lo gak ada hak apapun"Ucap Raka menatap tajam ke arah Nicko
"Lo lupa, kalian nikah karna terpaksa, Dan lo lupa dengan perjanjian lo sama Nayna?"Tanya Nicko
"Kenapa Diam?"
"takdir berpihak ke gue, bukan lo"Sambung Nicko
Nicko pun meninggalkan ruangan Raka, Mirna menatap penuh keheran saat melihat sudut bibir Nicko mengeluarkan darah.
Raka membanting sebuah vas bunga kaca yang tak terlalu besar kelantai, Serpihan kaca berhambur dilantai, Hambusan nafas tak beraturan menandakan betapa marahnya Raka. Ia merasa dirinya saat ini benar-benar gila, Tanpa tau alasan dibalik semua ini apa.
"*apa aku jatuh cinta dengannya"
"atau ini hanya obsesi ku semata"
"atau hanya rasa peduli dengan teman serumah*"
"Aaaghhh"
berbagai pertanyaan bermunculan dikepala Raka. Ia benar-benar tidak paham dengan dirinya sendiri.
Nayna berjalan ditengah teriknya matahari,ia tak peduli banyak pasang mata memandangnya bahkan sesekali saling berbisik.
"Ciuman pertama ku" Gumam Nayna dengan air mata yang masih terus mengalir
"Aaaaghtt"
"Kenapa harus dia yang ambil,nyaris 26 tahun aku jaga diri menjaga semuanya kenapa,KENAPA...Harus dia"Omel Nayna sepanjang jalan, Namun tampak kekhawatiran menyelimuti wajahnya
"Sakitt..."Ucap Nayna meletakkan tangan kanannya diatas dada, Ia duduk bersimpuh ditrotoar jalan
"apa aku terlihat seperti perempuan murahan" tanya Nayna pada dirinya sendiri
"aku takut, Takut dengan masa lalu jika terulang"Gumam Nayna yang terus menangis
Nayna teringat sesuatu hingga membuatnya terburu-buru mencari angkutan umum.
Angkot yang ditumpangi oleh Nayna berhenti disebuah rumah panggung.
"Assalammualaikum bude" Ucap Nayna
Krek
suara pintu terbuka
Nayna yang melihat seseorang dibalik pintu itu pun segera memeluknya dengan erat
"Bude.."Ucap Nayna dengan suara isak tangis yang cukup keras hingga membuat Pakde berlari menghampiri mereka
"Naynaaaa"Ucap Pakde
"Kenapa ndok, ada masalah apa kamu sampai nangis kaya gini" Tanya Bude dengan nada lembut
"diajak duduk toh Bu" Ucap Pakde
Bude pun menuntun Nayna ke sebuah sofa, terlihat wajah khawatir dari raut wajah Pakde atau pun Bude
"Nayna kangen Mamah Bude" Ucap Nayna, walau pun tak sepenuhnya benar
Pakde dan Bude saling pandang dengan tatapan teduh.
"Kamu lagi ada masalah ya?"Tanya Bude
"Bude malam ini Nayna mau nginap disini boleh?"Tanya Nayna
"Ya boleh toh"Jawab Pakde
"Bude, Pakde ...Nayna boleh tanya?"Ucap Nayna yang terlihat mulai tenang
"tanya apa?"Tanya Bude
"Apa semua laki-laki seperti Papa?"Tanya Nayna, Bude dan Pakde yang mendengar cukup terkejut
"Enggak ndok, Buktinya Pakde tidak seperti Papa"Ucap Pakde
"Ndok...Jangan pernah kamu menyamakan sesuatu hanya karna satu kesalahan"Ucap Bude
"Tapi Bude..."Ucap Nayna
"Apa Nak Raka melakukan kesalahan sama kamu?"Tanya Bude
"Kalau Raka berani melakukan kamu dengan kasar, Pakde gak akan tinggal diam, Ayok jelaskan semuanya sama Pakde jangan ada yang ditutupin"Jelas Pakde yang tampak emosional
"sejujurnya..."Ucap Nayna
"Iya kenapa?"Tanya Bude
"sejujurnya Nayna dan Raka pisah ranjang Pakde, Bude"Ucap Nayna dengan suara pelan dan sedikit ketakutan, Pakde dan Bude yang mendengar cukup terkejut mereka tak pernah menyangka keponakannya akan melakukan hal seperti itu.
"Sejak kapan?"Tanya Pakde
"Sejak menikah...Nayna Hanya takut Bude"Ucap Nayna
Pakde mengusap wajahnya, sementara Bude beristifar
"Alasannya karna apa Ndok?"Tanya Bude
"selain Nayna tidak mencintai Raka, Nayna merasa takut dengan pernikahan Bude, Nayna takut akan mengalamin hal yang sama seperti Mama" Jelas Nayna yang tangisnya tak dapat di bendungnya
"Tapi Bude akhir-akhir ini Ini Nayna merasa aneh, Nayna Takut"Cicit Nayna
"Takut kenapa Ndok?"Tanya Bude
"Nayna takut...Bernasib sama kaya Mama, Nayna takut dengan semua hal yang gak bisa Nayna sebutkan Bude"Ucap Nayna
"Ndok..Pakde mau tanya?"ucap Pakde
"iya Pakde"Jawab Nayna yang kini menatap mata Pakde
"Apa Raka berbuat kasar sama kamu?Apa selama kalian berumah tangga tak ada hal-hal yang membuat kalian jatuh cinta?"Tanya Pakde
Nayna kembali terdiam mengingat bagaimana kasarnya Raka menciumnya, bahkan tanpa kesepakatan darinya, hingga membuat bibir Nayna terluka,Tapi tidak mungkin kan Nayna menceritakan Hal itu kepada Pakde dan Bude, Sebenarnya ini hanya masalah sepele bagi beberapa orang, Namun bagi Nayna ini bukan hanya melukai harga dirinya namun membuatnya mengingat masa kelam yang telah ia tutup rapat-rapat selama ini.
Nayna membalas pertanyaan Pakde dengan gelengan kepala. Bude beranjak dari duduknya pergi meninggalkan Pakde dan Nayna, Tak lama Bude pun kembali dengan membawa sebuah Album foto.
Bude membuka sampul Album dan tampak seorang anak perempuan dan laki-laki yang saling berpelukan satu sama lain, dan seorang anak laki-laki lain yang berdiri disamping mereka dengan membawa sebuah mainan mobil-mobilan berwarna merah.
"lihat kamu, Reza dam Jono disini terlihat menggemaskan kan?"Ucap Bude
Nayna masih terdiam, tak mengerti maksud dan tujuan Bude memperlihatkan Album foto lama kepadanya.
"Ini Adik mu dan ini kamu"Ucap Bude
"Ini Bunda dan Mama"Ucap Nayna
"Senyum kedua wanita ini begitu lebar kan?"Tanya Bude
"iya"Ucap Nayna
"begitulah cara Bunda dan Mama mu menyembunyikan semua deritanya" Ucap Bude
"Sama seperti mu"Sambungnya kembali
Nayna menatap Bude
"Bude tau Nak, Kamu banyak beban, Tapi kamu selalu menutupi semuanya dengan senyuman, Tapi hari ini kamu datang kerumah Bude dengan semua rasa yang berkecamuk didalam diri mu, Nak... lepaskan semua bebas,rasa marah dan takut mu, Dan mulai hidup baru, Kamu dan Raka sudah suami istri entah itu kalian menikah karna cinta atau tanpa cinta kamu harus mendengar setiap ucapan suami mu, Percaya sama Bude...Tidak semua laki-laki memiliki keburukan yang sama, dan tidak semua laki-laki memiliki kebaikan yang sama"Jelas Bude
"Apa selama 20 tahun ini kamu masih belum bisa memaafkan Papa mu?" Tanya Bude
Nayna terdiam, Ia bahkan tak mampu berpikir,Papa...? hanya satu kalimat yang terucap, dengan sorot mata tajam.
Rasa traumanya membuatnya berhati dingin dan arogan, terutama terhadap lawan jenis.
***
**Maaf baru update, Author lagi sibuk banget soalnya.
jadi menurut kalian ada apa dengan masa lalu Nayna**?
👍❤️❤️❤️