Di pungut oleh Ayahnya untuk menggantikan adik tirinya menikahi anak haram dari keluarga ternama.
Dia di tolak mentah-mentah oleh anak haram keluarga ternama itu, tapi pada akhirnya dia tetap menikah.
Dia harus menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak menyenangkan karena suaminya begitu membenci dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Amaya mengambil duduknya dengan nyaman setelah sebentar dia saling berpelukan dengan Vanka dan menanyakan kabar satu dengan yang lainnya.
"Kau pasti mengalami banyak kesulitan sebelumnya, aku benar-benar meminta maaf karena itu semua terjadi di luar ekspektasiku." ucap Amaya lalu menghela nafasnya memperlihatkan benar ekspresi wajahnya yang terlihat bersalah kepada Vanka. "Aku sungguh tidak tahu kalau pria yang bernama Edward itu sangat kurang ajar, Padahal dia tahu benar bagaimana rasanya menjadi anak haram dari satu keluarga berada bukan?"
Amaya menahan rasa marah karena apa yang dilakukan oleh Edward begitu membekas di kepalanya, dan sulit sekali rasanya untuk dilupakan. Ah, kalau saja bertemu lagi dengan pria itu di lain waktu saat dia sudah sangat siap, Tentu saja dia akan memberikan pelajaran dan membalas dendam yang sudah mulai menumpuk di hatinya.
"Oh, orang yang menyanderaku dan juga mengancam ku itu namanya Edward?" tanya Vanka penasaran.
Amaya menatap Vanka dengan tatapan bingung. Sebenarnya, apa yang sudah dilakukan oleh anak buah Edward sampai-sampai membuat Vanka terlihat seperti orang bodoh? Padahal, beberapa waktu lalu dia diculik dan disandera oleh Edward bukan? tapi kenapa ekspresi wajah Vanka seperti tidak merasakan ketakutan dan trauma sama sekali seolah-olah disandera oleh anak buah Edward adalah hal yang sama sekali tidak membuatnya takut. Ah, Apakah Vanka sebenarnya sudah lupa kalau dia belum lama ini diculik hanya karena dekat dengan Ron yang memiliki wajah cukup tampan?
Amaya membuang nafasnya dengan tatapan kesal, meraih lengan Vanka mendekatkan tubuh Vanka agar mereka bisa saling menatap dengan jarak yang sangat dekat lalu berkata, "Apa kau tidak merasa bahwa seharusnya kau trauma, kan baru saja di sekap?"
Vanka tersenyum menatap Amaya lalu menjawab, "Sebenarnya, waktu pertama aku tahu mendapatkan tekanan dan juga diancam oleh seseorang, aku memang merasa sangat takut. Apa lagi, saat orang itu membawa beberapa anak buahnya untuk menahanku dan tidak membiarkanku keluar dari rumah. Tetapi, gara-gara hal itu, aku jadi bisa libur bekerja dan tidak pusing memikirkan bagaimana aku akan mendapatkan makanan hari itu. Mereka bukan hanya memberikanku makanan dan minuman setiap harinya, orang yang datang pertama kali itu bahkan memberi cek yang nominalnya cukup memuaskan."
Amaya terperangah tak percaya mendengar cerita dari Vanka. Apa-apaan sebenarnya?! Mana ada orang yang baru saja disekap dan juga dikurung di dalam rumah tidak bisa keluar ke manapun, terlihat begitu senang seolah-olah menjadi tawanan adalah hal yang menyenangkan. Amaya melepaskan lengan Vanka, mengalihkan pandangan dari Vanka sebentar sembari terus berpikir, sebenarnya untuk apa Edward melakukan hal-hal aneh dan tidak masuk akal seperti itu?
Amaya mengusap wajahnya dengan frustasi, sungguh dia jadi pusing kalau memikirkan atau membicarakan tentang pria yang namanya Edward. Yah, entah bagaimanapun caranya dia memperlakukan Vanka selama ini karena, nyatanya Edward memang menjadikan Vanka sebagai bahan sandera hanya untuk menekannya saja kan? Lagi pula, Edward sengaja memperlakukan Vanka dengan baik supaya Vanka bisa betah menjadi sandera saja.
"Tidak tahu lah!" Kesal Amaya.
Ron membuang nafasnya, "Jadi, yang akan kau lakukan mulai dari sekarang?" tanyanya.
Amaya nampak berpikir sebentar sebelum dia menjawab pertanyaan itu. Amaya mengingat, Ada banyak hal yang harus dia lakukan mulai dari keluarga Dorent yang harus mendapatkan hukuman dari apa yang sudah mereka lakukan terhadap Amaya dan juga Ibunya. Tetapi, Kalau Amaya bergerak secepat itu, tentu saja Edward akan mencurigainya dan mudah untuk menemukan keberadaannya. Jadi, yang bisa Amaya lakukan adalah, mencari cara untuk mengubah identitasnya.
Amaya menatap Ron dan bertanya, "Ron, buat identitas palsu untukku?"
Ron menatap Amaya dengan tatapan serius lalu menjawab, "kalaupun aku bisa, aku sepertinya tidak ingin membantumu sama sekali tentang hal itu."
Amaya berdecih kesal. Yah, Ron sedang menghindari hal-hal yang akan membuatnya kembali tersandung masalah hukum.
"Hei, kau tidak akan tertangkap polisi semudah itu lagi! Kau tahu benar bahwa saat itu kau dijebak bukan? Aku tidak akan menjebakmu, jadi tolong bantu aku ya?" ucap Amaya dengan ekspresi yang terlihat begitu memohon.
Ron membuang nafasnya. Sebenarnya, dia bukannya tidak ingin membantu Amaya dalam membuat identitas baru, hanya saja orang berharap untuk sementara ini Amaya tidak melakukan apapun yang akan mengundang kecurigaan orang-orang yang sedang mengincarnya. Yah, Ron menyadari benar bahwa bukan hanya satu pihak yang tengah mencari keberadaan Amaya, ada pihak lain tapi Ron sendiri masih tidak tahu dan belum yakin benar tentang hal itu.
"Tetaplah tenang dulu Sampai aku benar-benar bisa membuatkan identitas baru untukmu. Tetapi, jauh lebih baik Kalau kau menarik diri sampai namamu benar-benar cukup untuk mereka lupakan. Ada banyak hal yang tidak bisa aku jelaskan sekarang ini padamu, Tapi percayalah dengan apa yang aku ucapkan ini. Mundur lah dulu, kau sudah tidak bisa lagi menggunakan tatanan make up lusuh untuk mengecoh orang, jadi diamlah dan Jangan melakukan apapun sebelum aku memberikan izin padamu." Ucap Ron tegas.
Amaya hanya membuang nafas sebanyak tapi dia tidak mengatakan apapun lagi karena dia tahu benar bahwa, tidak mungkin Ron mengatakan semua itu jika tidak ada alasan serius yang belum bisa dibicarakan secara langsung kepadanya.
"Jadi, Aku benar-benar tidak akan memiliki aktivitas? Kira-kira, sampai berapa bulan?" tanya Amaya penasaran.
Ron terdiam sebentar, menatap Amaya dengan tatapan serius dan berkata, "Bulan depan, datanglah ke sebuah pesta. Orang yang akan menikah itu adalah, kekasihku sebelumnya. Aku sudah pernah berjanji kepadanya akan menikahi dia sebelum aku tertangkap polisi, Tolong antarkan barang yang sudah pernah aku janjikan akan aku berikan kepadanya secara langsung."
Amaya mengangguk setuju. Yah, datang ke pesta juga adalah hal yang lumayan karena selain bisa memakan makanan yang enak dan juga mahal, dia bisa melihat situasi dan menemukan peluang pekerjaan.
Di sisi lain.
Pelayan rumah yang selama ini menjadi mata-mata di rumah Edward dan bekerja atas perintah Jacob telah ditemukan oleh Lukas. Rupanya, bukan hanya satu atau dua orang saja, tapi ada 6 orang!
Edward tersenyum miring dengan tatapan kesal menatap satu persatu orang tersebut. Yah, keenam orang itu tertunduk ngeri di hadapan Edward. Tetapi anehnya, Kenapa saat berada di belakang Edward mereka begitu berani hingga tidak merasa terbebani sama sekali untuk dijadikan mata-mata?
Edward membuang nafasnya lalu berkata,"karena kalian sudah terlanjur bekerja untuk Jacob, maka mulai dari hari ini kalian harus juga bekerja padaku dan kalian akan selalu diawasi 24 jam."
Keenam orang itu mengangguk dengan kompak.
"Kalau begitu, kabari Jacob dan katakan padanya bahwa Amaya sudah berada di rumah ini lagi!"
lamalama jadi malas baca.
Semoga sukses selalu n lancar rejekinya🤗🤗🤗 ❤️❤️❤️🤲🤲🤲👍👍👍💪💪💪😘😘😘