Kisah seru sepasang sahabat dari Masa Sekolah, Kuliah, hingga bekerja saat ini, Tidak ada yang tau jodoh seseorang, hingga akhirnya mereka di satukan dalam ikatan perjodohan oleh kedua orang tuanya
Munculah kisah-kisah seru dan kocak di perjalanan hidup keduanya, setelah liku-liku percintaan yang kandas di tengah jalan, Teman dan sahabat yang saling mendukung dengan semua kehebohanya hingga akhirnya keduanya bersatu dalam sebuah ikatan
Percikan Asmara dan cinta akhirnya tumbuh diantara keduanya, namun mampukah mereka menghadapi badai ujian yang datang menghantam hubungan yang di jalaninya sampai ke pelaminan?
Yuk ikuti Cerita selanjutnya
Kisah ini merupakan lanjutan dari karya Author yang pertama yaitu "POWER OF WOMAN"
Salam dari Sinho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 (Berjauhan)
Satria sengaja meluangkan waktu siang itu, untuk kembali pulang dan membantu Istrinya berkemas mempersiapkan diri untuk berangkat ke Kalimantan bersama dengan rombongan dari perusahaannya, Ira tersenyum melihat Satria yang menge cek kembali barang-barang yang akan di bawanya
"Sudah yang, aku dah cek ulang karena kok tadi" ucap Ira
"Aku bantu cek lagi yang , takut ada yang ketinggalan, nanti kamu malah repot lo" jawab Satria
Ira hanya tersenyum Kemudian, segera mandi dan berganti pakaian, kali ini dia menggunakan baju santai dengan perpaduan celana dan kaos yang di lapisi dengan blazer, penampilan Ira semakin menampakkan aura kecantikan dan usia yang terlihat lebih muda, Satria menghampiri istrinya kemudian mencium pipinya
"Sangat Cantik, belum kamu tinggal aku sudah kangen" ucap Satria sambil memeluk istrinya
"Mau ikut?" Goda Ira
"Kalau ikut, aku jamin kamu gak akan bisa ngapa-ngapain selain melayaniku, apa kamu mau pak Agam kecewa?"
Ira terkekeh dengan perkataan suaminya yang konyol dan super mesum, setelah di rasa siap keduanya kini berjalan keluar apartemen, masuk kedalam mobil menuju ke bandara, sampai disana terlihat semua tim sudah datang dan siap untuk terbang, Satria memeluk istrinya sebentar kemudian mendekat ke arah pak Agam
"Saya titipkan Ira ke anda pak, saya percaya pak Agam bisa menjaganya dengan baik"
"Tentu saja Satria, terimakasih sudah memberikan ijin istrimu untuk ikut pergi bersama tim kita"
Keduanya saling senyum dan menunduk lalu melanjutkan perjalanan menuju ke pesawat, dalam hati Satria terbesit rasa khawatir, namun segera dia tepis untuk mengurangi beban pikirannya
Didalam pesawat kebetulan Ira duduk bersama dengan Ana dari Devisi pengembangan yang tak lain adalah kekasih Andre sahabat Satria, keduanya menyamankan duduknya dan berbincang seputar pekerjaan, dua Jam kemudian pesawat sudah mendarat dan semua tim kini sudah ada dalam satu mobil menuju ke tempat peristirahatan, kebetulan kali ini sudah di sediakan satu perumahan besar, tepatnya seperti sebuah Villa di dekat perusahaan untuk di tempati
Ronald melihat Ira kesusahan membawa koper besarnya hingga kemudian membantunya, sebenarnya Ira sudah menolak namun Tangan Ronald langsung menyahut kopernya dan menyeretnya masuk, semua orang dalam Tim kini sudah menempati kamar tidurnya masing-masing
Tiba saat makan malam, Ira dan Ana segera membantu menyiapkan makanan yang baru saja datang, tak lama kemudian semua kini berkumpul untuk menikmati hidangan malam
"Sebaiknya malam ini kita istirahat dulu, besok pagi kita berkumpul di ruang tengah untuk menyiapkan segalanya sebelum jam 10 kita menuju ke perusahaan"
"Itu akan lebih baik kak, fisik kita juga perlu di perhatikan"
Setelah itu semua mengisi waktu malamnya dengan berjalan-jalan dan bersantai menikmati pemandangan Villa, Ira duduk di teras belakang Villa sambil tersenyum saat memeriksa isi pesan dari suaminya di dalam handphone, dan tak berapa lama suara seseorang mengagetkan nya
"Ada yang sudah kangen dengan sang kekasih rupanya"
"Eh, pak Ronald, ini lagi balas pesan dari suami" ucap Ira
"Aku mau minta maaf atas kejadian tempo hari, aku tidak bermaksud_"
"Maaf pak, tidak usah dibicarakan lagi, saya anggap itu tidak pernah terjadi dan saya permisi dulu mau ke dalam untuk beristirahat" sahut Ira yang selalu berusaha menjaga jarak dan menghindari Ronald
Ronald terkejut ketika Ira langsung berdiri dan berlalu pergi meninggalkannya begitu saja, ada rasa sakit di hati Ronald ketika Ira kini berusaha menghindari nya
"Jangan sampai masalah pribadimu mengganggu kerja kita Ronald, kendalikan dirimu, Ira sudah memiliki suami sekarang" ucap Agam
"Kak Agam, sejak kapan kakak disana?"
"Baru saja, dan aku melihat kesedihan dan kecewa di matamu"
"Sudahlah kak, aku tidak apa-apa, sebaiknya kita istirahat dulu" ucap Ronald sabil berjalan pergi meninggalkan Agam
Keesokan paginya semua sudah berkumpul di ruang tengah dengan mempersiapkan data sesuai dengan tugas masing-masing, Ronald terakhir datang dan duduk di sebelah Ira, saat Ira hendak beranjak Ronald sengaja menginjak kaki Ira untuk menahan agar Ira tidak bisa bergerak, mendapat perlakukan itu Ira menoleh ke arah Ronald dan mata keduanya bertatapan saling memberikan peringatan, akhirnya Ira mengalah karena tidak ingin ribut di depan semua Tim yang sedang konsentrasi dengan tugasnya
"Singkirkan kakimu pak Ronald" ucap Ira lirih
"Asal kau tetap diam di tempatmu, akan aku lepas" jawab Ronald sambil tersenyum
"Kau_, ingin aku tendang?!" Kata Ira
"Silahkan kalau kau ingin kita ribut di depan semua orang" jawab Ronald santai
"Aku tidak akan beranjak, singkirkan kakimu" ucap Ira
Ronald tersenyum penuh kemenangan dan kemudian melepaskan injakan kakinya, Ira berusaha menahan rasa jengkel dan konsentrasi lagi dengan pekerjaannya, pak Agam menoleh sebentar ke arah Ira dan Ronald sejenak ketika merasa ada yang tidak beres dengan keduanya, Ronald membalas tatapan Agam dengan tersenyum untuk meyakinkan bahwa tidak sedang terjadi apapun
"Kalian semua sudah siap?" Tanya Agam
Semua menjawab sudah siap kemudian membereskan semuanya untuk pergi ke acara pertemuan penting di perusahaan yang bekerja sama
*
Sementara itu Andre segera masuk keruangan Satria dan memberikan kabar kalau Imelda meminta bertemu bersama dengan sekretarisnya, tak berapa lama kemudian muncul Rio yang kini sudah duduk ikut ngobrol dnegan keduanya
"Jadi gimana Sat, Imelda sebentar lagi kesini untuk tanda tangan kontrak dengan kita" kata Andre
"Ya sudah gak apa-apa, aku perlu bertemu dengannya juga, lagian tanda tanganku yang di butuhkan disana nanti" jawab Satria
"Gak usah takut, kita kawal loe nanti" ucap Rio
"An*jir, berasa tahanan nih gue" sahut Satria
"Ya biar loe gak macem-macem sama si Imelda" kata Andre
"Cukup gue macem-macem in Ira aja, dah mantep banget, ngapain nyari yang laen" sahut Satria
"Ya kali aja, loe kedinginan di tinggal Ira tiga hari" ucap Rio
"Nggak, Ira bisa nga*ngetin gue jarak jauh lewat handphone" jawab Satria
"Anjrit, kepuasan lewat handphone maksud loe?" Tanya Andre terkejut
"Bukan, nge*res banget pikiran loe, tiga hari gak akan buat gue nekad ngelakuin hal macam itu, kambing!" Ucap Satria jengkel
Sementara Rio sudah terkekeh mendengar perdebatan gila dua orang didepannya, hingga kemudian terdiam saat Andre memandangnya dengan tatapan membunuh
"Sorry sorry, sudah kalian gak usah natap gue penuh na*fsu gitu" ucap Rio dan kemudian mendapat lemparan gulungan kertas dari kedua sahabatnya
Sesaat kemudian datanglah Imelda bersama dengan sekretarisnya, semua terpana melihat tampilan Imelda yang hari ini tampak begitu berani, sementara Satria hanya menghela nafas panjang saat melihat tingkah Rio dan Andre, terjadilah perbincangan panjang Seputar kontrak kerja yang sudah di setujui oleh keduanya, entah sengaja atau tidak Imelda yang duduk tepat di depan Satria melipat kakinya hingga tampak kaki bagian atasnya yang polos tanpa tertutup apapun
"Maaf Sat, aku kira perbincangan kita kali ini sudah cukup" ucap Imelda
"Hem, aku juga merasa ini semua sudah sangat jelas"
"Bagaimana kalau kita makan siang bareng?, Untuk merayakan awal kerja sama kita" ucap Imelda
"Baiklah, kita beramai-ramai merayakannya"
"Aku setuju, kebetulan aku sudah booking tempat di Resto mewah yang pemandangannya cukup menarik"
Satria hanya tersenyum kemudian menginjak kaki kedua temannya yang di sisi samping kiri dan kanan dirinya dan masih asik menikmati pemandangan panas di depannya, keduanya terkejut meringis kesakitan kemudian berdiri dan mengikuti langkah Imelda yang sudah tersenyum melihat tingkah Satria dan teman-temannya, Imelda dan sekretaris nya masuk ke dalam mobil di susul dengan Satria dan kedua temannya yang yang juga menaiki mobil sendiri
Perbincangan di dalam mobil Satria
"Gila sat, itu Imelda gak salah pakek rok minimalis banget gitu?" Ucap Andre
"Tau, tanya sendiri ma orangnya sana" ucap Satria
"Ampun dah Sat, bagian bawahku hampir meronta lihat kepolosan tubuhnya, bang*sat tu cewek, main polosan gitu aja" ucap Rio
"Aku sih biasa saja, masih bagus punya punya Ira, yang hampir tiap malam aku nik*mati saat tidur bareng" ucap Satria sengaja
"Brengsek mulut loe, bikin gue hor*ny tau!" Teriak Rio yang lagi nyetir
"Hahaha"
Andre dan Satria langsung tertawa melihat wajah aneh Rio yang sedang menahan sesuatu
Bersambung
Kisah ini kelanjutan dari Karya Author yang pertama "POWER OF WOMAN"
Masih bisa Up sekali sehari 1 Episode
Jangan lupa berikan dukungan Author
LIKE LIKE LIKE LIKE
KOMEN KOMEN KOMEN
FAVORIT FAVORIT FAVORIT
HADIAH HADIAH HADIAH
VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE
Imanmu setipis kulit bawang di belah 1000 bang Sat.. 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
Pantes mereka cocok karena karakternya sama!
Sama2 ngga bisa tegas ke perempuan!
Satria yang paling fatal!
Ntar klo sampe kehilangan perusahaan n Ira baru nyesel..
Makanya jadi laki2 kudu punya sikap!
Katanya pemilik perusahaan tapi ngga ada bijak2nya! 🤦🏻♀️
Menurutku Satria ini kurang tegas sebagai laki2 apalagi laki2 yg sudah punya istri
Tapi dari awal sebelum nikah pun Satria ini terlalu baik hingga lupaa batasan dg mantan
Bahkan setelah nikah pun masih ajaa ngga tegas.. seolah masih ngasu harapan dan mauu ajaa di bego2in sama Imelda
Harusnya sebagai laki2 yg sudah punya istri bisa ngasi batasan tegas sama Imelda 😤🤦🏻♀️