Dor,,, dor
"Dasar wanita bodoh" ucap Alex.
"K-kenapa?"ucap Saviera terbata-bata.
"Sayang, apakah masih lama? aku sudah tidak sabar untuk menikmati harta kekayannya ini loh" ucap Alexsa.
Saviera dan Lexsa merupakan sahabat, akan tetapi Alexsa tidak pernah senang dengan apa yang Saviera dapatkan.
"K-kau menusuk ku Lex-sa" ucap Saviera terbata-bata.
"Kau itu adalah perempuan bodoh yang pernah aku temui,, hahahah" tawa Alexsa menggema di ruangan itu.
Dor,,,
Tembakan terakhir, berhasil membuat Saviera kehilangan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kediaman Keluarga Sanjaya
Sherlock yang baru saja di kirimkan kepada Saviera membuat William terkejut, pasalnya alamat itu sama persis dengan alamat rumahnya.
"Kenapa?" tanya William.
"Tidak apa-apa, saya akan mengantarkan mu" ucap William.
"Saya bisa sendiri, anda bisa mengantarkan saya untuk kembali ke perusahaan anda mengambil mobil saya" ucap Saviera menolak ajakan William.
"Saat ini sudah jam lima sore, lebih baik saya antarkan ke alamat itu,,, saya tau alamat itu dimana" ucap William.
"Hufff,,, baik lah" ucap Saviera.
Entah kenapa Saviera seperti tidak memiliki tenaga untuk membantah keinginan William. Meskipun keinginan William masih dalam batas wajar.
Setelah selesai makan, William mengajak Saviera untuk pergi ke suatu tempat yang mungkin bisa membantu Saviera untuk memilih pakaian yang cocok untuk mendatangi alamat barusan.
"Makasih ya den,,, sering-sering mampir kemari ya" ucap mang Cecep ketika melihat uang bayaran yang di berikan William sangatlah banyak.
William sendiri tidak membalas ucapan mang Cecep, ia langsung pergi meninggalkan rumah makan itu untuk pergi ke tujuannya selanjutnya. Saviera sendiri tidak tahu kemana ia akan di bawa oleh William, menurutnya William pasti akan membawanya langsung ke alamat tadi.
Dua jam kemudian
William dan Saviera sampai di sebuah moll yang di kota itu. William langsung menarik tangan Saviera untuk memasuki toko baju, saat William sampai di toko para pelayan pun datang menghampiri dirinya.
"Ada yang bisa di bantu tuan?" ucap salah satu pelayan.
"Tolong pilihkan dress yang cocok untuk kekasih saya" ucap William kepada pelayan.
Pelayan lain yang hendak mendekati William langsung mengurungkan niatnya karna tau kalau William sudah memiliki kekasih. Sedangkan pelayan yang sudah terlebih dahulu melayani William langsung mengajak Saviera untuk mengikuti dirinya.
"Baik tuan, mari nona" ajak pelayan itu.
Sebenarnya Saviera ingin menolak keinginan William untuk mencarikan dirinya dress tapi kalau di pikir-pikir kembali tidak pantas bertamu ke rumah seseorang dengan pakaian yang seharian sudah di pakai pasti bau dan banyak kuman-kuman yang menempel di baju.
Pelayan itu menunjukkan berbagai macam dress yang cocok di tubuh Saviera. Setelah mengambil lima macam dress Saviera langsung pergi ke ruang ganti untuk mencoba baju yang di pilihkan karyawan barusan.
Sedangkan William sedang menunggu Saviera seraya memainkan handphone nya, ia ingin bertanya kepada orang tuanya terkait orang tuanya yang datang ke kampus, apa ada hubungan dengan seseorang yang Saviera selamatkan. Namun saat ingin menelfon orang tua William, Saviera keluar dari ruang ganti.
William yang melihat penampilan Saviera dari atas sampai ke bawah langsung terpana dengan kecantikan Saviera yang semakin bertambah.
"Hmm,,, Bagaimana?" tanya Saviera meminta penilaian dari William.
"Bagus, coba yang lainnya" ucap William.
"Ok" ucap Saviera menuruti keinginan William.
Dress demi dress telah di ganti dan William memutuskan untuk membeli kelima baju yang telah digunakan Saviera barusan, karna menurutnya Saviera semakin cantik bila menggunakan dress.
Selesai membayar dress milik Saviera, William mengajak Saviera untuk memasuki salon langganan mamanya itu.
"Ngapain sih kita kesini?" tanya Saviera.
"Sudah ikut saja" ucap William.
"Permisi tuan muda, ada yang bisa kami bantu?" ucap pelayan salon yang sudah mengenal William.
"Tolong dandani kekasih saya, buat dia terlihat lebih fresh" ucap William.
"Baik tuan muda, mari nona ikut dengan saya" ajak pelayan itu.
Mau tidak mau Saviera harus mengikuti pelayan salon itu. Sebenarnya Saviera enggan untuk datang ke salon, apa lagi waktu yang di habiskan untuk merias satu wajah saja bisa berjam-jam.
Dua jam kemudian
Saviera telah selesai di dandani oleh pegawai salon itu, ketika Saviera melihat wajahnya yang tampak lebih segar dan selama proses nyalon Saviera juga mendapatkan pijitan yang cukup enak di bagian pundak dan kepala.
Selesai berdanda Saviera di arahkan untuk pergi keruangan khusus yang terdapat di salon itu, ruangan itu biasanya di pergunakan untuk tamu yang ingin mengganti baju dan kebetulan Saviera membawa baju ganti.
Dari kelima dress yang telah William belikan untuknya, Saviera lebih memilih menggunakan dress yang berwarna hitam. Karna menurutnya dress inilah yang tertutup. Selesai mengganti pakaian, Saviera langsung pergi ke menghampiri William yang sedang asik dengan handphone nya.
"Ayok" ucap Saviera mengajak William untuk pergi karna saat ini jam sudah menunjukkan pukul 19.30.
"Hmmm,,, ayok" ucap William terpana dengan kecantikan Saviera.
Setelah membayar salon, William dan Saviera pun pergi meninggalkan salon tersebut. Sesampai di parkiran mobil lagi-lagi William membukakan pintu untuk Saviera memasuki mobil selanjutnya barulah dirinya yang memasuki mobi.
"Kenapa sih pegang-pegang mulu" kesal Saviera karna sedari tadi William selalu menggenggam tangannya seakan-akan induk ayam takut kehilangan anaknya.
"Tidak apa-apa,," ucap William.
"Lalu kenapa sedari tadi anda mengaku-ngaku sebagai kekasih saya, kita belum pernah jadian ya" ucap Saviera kesal.
"Belum? Berarti sekarang sudah, coba liat tangan kita selalu tergenggam dan hal ini akan saya pertahankan selamanya" ucap William.
Malas menjawab ucapan William, Saviera memilih untuk diam. sedangkan William melihat Saviera diam langsung menyalakan mobilnya untuk pergi ke tujuan mereka selanjutnya.
Di perjalanan, tidak ada percakapan antara Saviera dan William. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Tanpa mereka sadari mereka sudah memasuki gerbang mention itu.
Saviera yang tersadar merasa bingung dengan penjaga mantion yang di siapkan oleh sang pemilik mantion dengan mudahnya membukakan pintu pagar mention itu.
"Tidak usah heran, mari kita turun" ucap William yang sudah menghentikan mobilnya di tempat biasanya ia memarkirkan mobilnya.
Saviera bingung dengan perkataan William, seolah-olah William mengetahui siapa pemilik mantion ini. Ingin rasanya Saviera bertanya namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat pintu mantion itu sudah terbuka. Ia bisa melihat tante yang pagi tadi ia selamatkan.
"Loh? Kok bisa bareng?" tanya Karina.
"Maksud tante?" tanya Saviera bingung.
"Ia maksud tante kok kamu bisa barengan dengan anak tante,,," ucap Karina.
"Tamu baru datang malah di interogasi, di suruh masuk dulu ma baru tanya-tanya" tegur William kepada Karina.
"Eh,,, astaga sampe lupa, ayok masuk" ajak Karina kepada Saviera.
Saviera yang mendengar William memanggil tante di hadapannya dengan sebutan mama pun cukup terkejut namun rasa terkejutnya ia tutupi dengan wajah ramahnya di hadapan sang tuan rumah.
"Silahkan duduk" ucap Karina mempersilahkan Saviera duduk di ruang tamu yang sangat mewah itu.
"Baik tante" ucap Saviera.
"Bi,,, bikinin minum" ucap William sudah yakin kalau mamanya akan lupa dengan hal itu.
Karina yang hendak bertanya pun cengengesan kepada sang putra pasalnya ia lupa mengambil minuman untuk tamu karna rasa penasarannya barusan.
"Kok kalian bisa bareng?" tanya Karina penasaran.
"Kami sudah,,,,"
up up up....../Drool//Drool/