karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggil Aku Mama
Ares menghampiri Satria yang terlihat sedang sibuk berbicara dengan para tamu penting yang baru saja datang dari luar kota bahkan luar negri, mereka semua rela jauh-jauh datang demi menyambut kembalinya satu-satunya pewaris perusahaan Wijaya group.
Tawa canda terdengar dari para pebisnis kelas dunia tersebut.
"Tuan, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan." bisik Ares di telinga Satria.
"Ada apa?" tanya Satria.
"Kita bicara di sana saja tuan." Ares mengajak Satria ke tempat yang lebih sepi.
"Tuan-tuan, silahkan nikmati acaranya. Saya tinggalkan sebentar karna ada suatu urusan." pamit Satria pada para tamu kehormatannya.
"Silahkan tuan Satria." balas salah seorang diantara mereka.
Kemudian Ares dan Satria berjalan ke arah belakang agar bisa berbicara dengan lebih leluasa tanpa mengganggu tamu yang lain.
"Ada hal penting apa yang ingin kau sampaikan, sampai kau berani mengganggu waktuku bersama para tamuku? Awas saja kalau tidak penting?!" pekik Satria.
"Terjadi sesuatu pada nyonya muda tuan." ucap Ares dengan wajah gusarnya.
"Apa istriku ngidam yang aneh-aneh dan menyusahkanmu?" tebak Satria. Ares menggelengkan kepalanya dengan sendu.
"Lantas ada apa?" desak Satria.
"M-mobil yang dikendarai nyonya muda mengalami kecelakaan tuan, dan mobil nyonya hangus terbakar." tubuh Ares bergetar hebat kala menyampaikan kabar duka tersebut.
"Apa? Lalu bagaimana dengan istriku?" tubuh Satria seketika ambruk ke atas lantai dengan posisi berlutut.
"Istri anda menghilang tuan. Para petugas hanya menemukan jasad nona Andrea yang sudah hangus terbakar saja. Sedangkan istri anda tidak ada dimanapun." balas Ares dengan lirih.
"Menghilang? Bagaimana bisa?" Ares menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Perasaan Satria campur aduk. Ada perasaan senang atas menghilangnya Ameena, karna besar kemungkinan Ameena masih hidup dan telah diselamatkan oleh seseorang.
Namun ada perasaan sedih pula karna Satria tidak tahu dimana keberadaan sang istri sekarang.
"Aku tidak mau tahu! Cari istriku sampai ketemu! Kalau tidak aku pastikan leher dan kepalamu akan berpisah!" titah Satria.
"Baik tuan." patuh Ares.
Ares langsung mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan Ameena di seluruh rumah sakit yang ada di ibu kota.
Satria juga tidak tinggal diam, pria itu ikut mencari keberadaan sang istri ke tempat-tempat yang biasa mereka datangi.
Namun setelah tiga hari berlalu, pencarian tak membuahkan hasil. Ameena belum juga ditemukan.
***
***
"Bagaimana keadaan Ameena dokter?" tanya Dera dengan wajah gusarnya.
Dera mengikuti mobil Ameena begitu mobil itu meninggalkan area hotel Louise.
Dera tersenyum puas begitu melihat mobil Ameena mengalami kecelakaan, namun senyum itu menghilang begitu Dera melihat Ameena diselamatkan oleh seseorang yang ia kenal.
Dera mengikuti orang yang menyelamatkan Ameena tersebut secara diam-diam, setelah beberapa saat barulah Dera menghampiri mereka dan mengaku-ngaku sebagai orang terdekat Ameena.
"Ameena mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Kalaupun Ameena sadar, aku khawatir Ameena tidak akan bisa mengingat kembali masa lalunya." ujar dokter Rodrigo, dokter yang menangani Ameena sekaligus orang yang telah membawa Ameena ke rumah sakit.
"Oh, Ameena yang malang. Setelah dianiaya suaminya, kini Ameena harus kehilangan ingatannya juga." Dera memasang wajah iba. Sedangkan dalam hatinya bersorak gembira.
"Baguslah kalau Ameena kehilangan ingatannya, itu Artinya Ameena tidak akan kembali pada Satria. Setelah Daniel membatalkan pernikahan kami, mana boleh Ameena hidup bahagia di atas penderitaanku." Batin Dera.
"Beberapa hari lagi aku akan dipindah tugaskan ke rumah sakit yang ada di singapura. Bagaimana kalau Ameena ikut denganku saja? Di rumah sakit yang ada di Singapura peralatannya jauh lebih canggih daripada rumah sakit yang ada di negara ini, jadi besar kemungkinan Ameena bisa segera sadar setelah di rawat di sana." Rodrigo menyarankan.
"Lagipula aku takut suami Ameena akan menemukan Ameena dan pria brengsek itu akan menganiaya Ameena kembali begitu tahu bayi Ameena masih selamat." Rodrigo merasa iba dengan nasib Ameena yang malang.
"Itu ide yang bagus dokter Rodrigo, aku setuju." antusias Dera.
"Dan tolong sembunyikan identitas Ameena agar suaminya tidak bisa menemukan Ameena dengan mudah." pinta Dera dengan wajah meyakinkan.
"Baiklah, itu bukan hal yang sulit untukku." balas Rodrigo.
"Dasar bodoh, mau saja percaya dengan kebohonganku." Dera tersenyum smirk.
Dera mengatakan pada Rodrigo kalau Ameena mengalami kecelakaan karna ulah dari suaminya sendiri. Suami Ameena tidak menerima kehamilan Ameena dan menuduh Ameena telah berselingkuh serta hamil anak dari pria lain.
Rodrigo percaya saja dengan ucapan Dera, karna Dera merupakan seorang aktifis HAM serta seorang psikolog yang telah menyelamatkan banyak orang. Termasuk salah satu pasiennya beberapa bulan yang lalu.
***
***
Lima tahun kemudian...
"Akhirnya aku kembali ke negara kelahiranku juga." Ameena menghirup udara dalam-dalam begitu menginjakan kakinya kembali di tanah air setelah bertahun-tahun menetap di Singapura.
Walaupun Ameena belum mendapatkan ingatannya kembali, namun Ameena yakin tempatnya adalah di negara ini.
"Mina benarkan rambutmu!" peringati bocah tampan yang berdiri tepat di samping Ameena.
"Kalau rambutmu berantakan seperti itu, kau tidak akan bisa mendapatkan papa baru untukku. Karna semua pria akan takut melihat penampilanmu yang menyeramkan." lanjut bocah lima tahunan tersebut.
"Aiden! Sudah berapa kali aku katakan untuk tidak memanggil namaku! Panggil aku ma-ma." Ameena mengingatkan sang putra dengan lembut.
"Panggilan mama itu harus ada pasangannya, yaitu papa. Sedangkan kau masih jomblo. Aku akan memanggilmu mama setelah kau memberikan papa baru untukku ok!" balas Aiden dengan wajah menggemaskan.
"Entah ini anugrah atau musibah karna memiliki anak sepertimu." Ameena kewalahan menghadapi sang putra yang kecerdasannya di atas rata-rata anak seusianya. Terbukti dengan Ameena yang selalu kalah berdebat dengan anaknya sendiri.
"Aiden sayang, kaukan tahu kalau mencari papa baru tidak semudah membeli maianan baru. Jadi kau harus bersabar ya." Ameena mengacak rambut Aiden dengan gemas.
"Hentikan Mina! Aku bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa kalau hari ini aku berulang tahun yang ke lima." Aiden menepis tangan sang mama dari atas kepalanya.
Bersambung.
Jangan lupa like komennya sebagai bentuk dukungan🥰