NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:368.9k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu si menyebalkan

"NANA!!!"

Nana nyaris tak bisa menyeimbangkan tubuhnya saat Rossa menyeruduknya seperti banteng.

"Wow, Rossa!! Kamu mau bikin kita jadi tontonan semua orang? Kamu hampir bikin kita jatuh bareng-bareng," kata Nana yang kini memeluk sahabatnya itu.

"Aku kangen kamu, Na," ucap Rossa. "Kamu apa kabar? Si bajingan Edward itu, apa masih ganggu kamu?"

Nana tersenyum kemudian menggeleng. "Nggak. Dia nggak ganggu aku lagi, kok."

"Kenapa ekspresi wajah kamu kayak gitu?" tanya Rossa dengan sorot mata curiga. "Apa kamu sama Edward diam-diam balikan lagi?" tebaknya.

"Mana mungkin, Ros. Sebaliknya, aku sudah gugat cerai dia."

"Apa?" pekik Rossa terkejut. "Ka-kamu serius?"

"Tentu saja. Sebentar lagi, aku akan lepas dari laki-laki itu, Ros."

Wajah Nana terlihat sangat sumringah. Seolah-olah, dia baru saja melepaskan satu beban berat dari pundaknya.

Hatinya terasa baik-baik saja. Tak ada perasaan takut kehilangan sama sekali.

"Tapi, Na... apa kamu yakin kalau kamu nggak akan menyesali keputusan kamu ini, nantinya?"

"Nggak akan," geleng Nana. "Faktanya, aku baik-baik saja sejauh ini meski tanpa Edward. Hidupku tetap berlanjut. Bahkan, akhir-akhir ini, hatiku terasa lebih sumringah. Mungkin, selama ini aku bertahan, karena merasa kalau hanya dia yang aku punya. Hanya dia yang bisa aku jadikan rumah untuk pulang."

"Na..." Rossa menepuk pundak sahabatnya. "Kamu nggak sendirian. Kamu punya aku. Aku juga bisa kok, jadi tempat kamu untuk pulang," lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

"Ya, aku tahu. Makanya, aku jemput kamu sekarang," sahut Nana sambil tertawa.

"Kalau begitu, ayo kita pulang! Kita pesta di apartemenku!" ajak Rossa sembari menggandeng tangan Nana.

*

*

*

Pikiran Edward benar-benar terasa kacau. Semuanya berjalan semakin rumit dari hari ke hari. Ketiadaan Nana di rumah menimbulkan keheningan yang benar-benar terasa.

Edward merasa sepi. Meski ada Silva di rumahnya, namun Nana tetap yang Edward inginkan.

"Siapa yang minta Silva untuk menjemputku tadi malam?" tanya Edward menginterogasi kedua sahabat baiknya.

Ekspresi wajahnya terlihat marah. Membuat Andro dan Samuel seketika menjadi gugup.

"Memangnya, ada apa, Ed?" tanya Andro ingin tahu.

Brak!

Edward memukul meja dihadapannya.

"Jawab saja!" bentaknya yang membuat Andro dan Samuel jadi berjingkat kaget.

"A-aku," jawab Samuel terbata.

"Shit!" umpat Edward kesal.

"Memangnya, ada apa, Ed?" tanya Andro lagi.

Ia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi kepada Edward. Pasalnya, Andro jarang sekali melihat Edward dengan ekspresi sefrustasi ini.

"Aku tidur dengan Silva tadi malam," jawab Edward.

"Terus, dimana masalahnya?" tanya Samuel. "Bukannya, kalian memang sudah tinggal serumah? Aku rasa, tidur bersama bukanlah masalah. Toh, kalian juga saling mencintai, kan?"

"Siapa bilang kami saling mencintai?" sergah Edward cepat.

"Bukannya, memang seperti itu, ya?" sahut Samuel. "Selama ini, kamu selalu menuruti apapun keinginan Silva. Bahkan, kamu selalu bela Silva kalau ada yang ganggu dia. Kamu bahkan lebih memilih menemani Silva dibanding Nana dalam setiap keadaan, kan?"

Mendengar kalimat terakhir Samuel, Edward langsung merasa tertampar. Memang benar, dia selalu lebih memilih menemani Silva dalam setiap keadaan dibanding Nana.

Bahkan, saat Nana sekarat gara-gara jatuh di jurang waktu itu pun, Edward tetap memilih menemani Silva dan membiarkan Nana sendirian menuju ke rumah sakit.

"Ya, kamu benar. Aku selalu lebih mengutamakan Silva dibanding Nana. Tapi, bukan berarti aku mencintainya, kan?"

"Apa maksud kamu, Ed?" tanya Samuel.

"Aku nggak cinta sama Silva, Sam. Aku baru sadar sekarang kalau ternyata yang aku cintai adalah Nana."

Bugh!

Tinju Samuel melayang begitu cepat ke wajah Edward. Sudut bibir sang sahabat bahkan sampai robek dan mengeluarkan darah.

"Sam, apa yang kamu lakukan?" hardik Andro kaget.

"Silva bukan mainan, Ed!" kata Samuel penuh amarah. "Selama ini, dia sudah menahan begitu banyak hinaan hanya demi bisa bersama kamu. Dia rela menutup kedua telinganya dari suara sumbang orang-orang yang mengatainya sebagai perempuan simpanan. Semuanya demi siapa? Demi kamu, Ed!"

Sambil mengelap ujung bibir yang berdarah dengan ibu jari, Edward tampak mendengkus kasar. Sesaat, dia tampak tersenyum sinis.

"Kenapa malah kamu yang marah?" tanya Edward kepada Samuel. "Silva saja, santai tuh. Asal dia menerima uang dariku, dia tidak akan mempermasalahkan apapun. Tapi, kamu!"

Edward menunjuk wajah sang sahabat. "kenapa malah kamu yang jadi emosi? Apa jangan-jangan , justru kamu yang suka sama Silva?"

Ekspresi wajah Samuel mendadak panik. Dia pun kembali duduk di kursinya seraya berusaha menetralkan amarah yang sempat terusik.

"Mana mungkin aku suka sama Silva. Aku hanya menganggap dia sebagai sahabat saja. Makanya, aku nggak terima kalau kamu menyakitinya."

Edward mengangguk-anggukkan kepalanya seraya tersenyum sinis. Dia bukan orang bodoh yang dengan mudah bisa ditipu oleh Samuel.

Dia juga tidak buta. Selama ini, Edward sudah tahu bahwa Samuel punya perasaan lebih kepada Silva namun dia berpura-pura tidak tahu apapun.

"Aku masih ada kerjaan. Aku pergi dulu!" pamit Edward yang buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.

"Ed, tunggu dulu!" teriak Andro.

Namun, Edward tak menggubris sama sekali panggilan sang sahabat.

"Kamu keterlaluan, Sam!" ucap Andro seraya berdiri dari kursinya.

"Aku lepas kendali. Aku nggak bermaksud seperti itu," tukas Samuel merasa bersalah.

Dia menyesali dirinya yang terlalu cepat emosian.

"Sudahlah! Pertemuan hari ini, cukup sampai di sini saja. Kapan-kapan kita ngobrol lagi," pamit Andro yang juga ikut pergi meninggalkan tempat itu.

"Sial!" ucap Samuel kesal seraya memukul meja dengan tinjunya.

Selang hampir sepuluh menit setelah Edward dan Andro pergi, Samuel pun ikut bersiap untuk meninggalkan tempat itu.

Ia membayar bill terlebih dulu sebelum mengambil jas yang sebelumnya ia sampirkan disandaran kursi.

"Nana?" seru Samuel saat tak sengaja berpapasan dengan Nana didalam restoran bintang lima tersebut.

Nana pun reflek memutar bola matanya malas. Kenapa dia harus bertemu dengan salah satu antek-antek Edward di tempat ini.

"Na, ngapain kamu di sini?" tanya Samuel dengan nada meremehkan. "Bukannya, kamu sudah diusir sama Edward ya, dari rumahnya? Terus, kamu dapat uang darimana untuk makan di sini?"

"Apa aku harus melaporkan setiap detail kehidupanku ke kamu, Samuel?" sahut Nana dengan sinis.

"Nggak harus sih," jawab Samuel sembari menggaruk ujung pelipisnya. "Aku cuma ingin tahu saja, darimana kamu dapat uang setelah dicampakkan oleh Edward? Kamu..." Samuel menatap Nana dari atas ke bawah.

"...nggak sampai jual diri, kan?" lanjutnya bertanya dengan ekspresi yang benar-benar menyebalkan.

Plak!

Hanya dalam dua detik, pipi Samuel sudah tertoleh ke samping akibat tamparan keras Nana.

"Kamu!!!" tunjuk Samuel.

Mereka langsung jadi pusat perhatian semua orang. Bahkan, dua orang pelayan laki-laki sudah mendekat hendak memisahkan mereka.

"Nggak apa-apa," ucap Samuel. "Kalian nggak perlu pisahkan kami. Kami nggak bertengkar, kok."

"Sekali lagi kamu mengatakan hal yang nggak pantas tentang aku, maka lihat saja akibatnya!" ancam Nana dengan sorot mata yang sangat tajam.

"Uuuuhhh...takut," ejek Samuel.

Namun, Nana memilih untuk mengabaikan saja pria itu. Dia sudah cukup malu karena jadi tontonan saat ini.

Akan tetapi, ucapan Samuel yang begitu lantang didetik berikutnya membuat Nana jadi habis kesabaran.

"Na, daripada kamu jual diri ke orang yang nggak jelas, gimana kalau kamu jual diri ke aku saja? Aku bisa kasih kamu uang dua kali lipat lebih banyak dibanding para pria yang sudah kamu layani sebelumnya. Sebut saja! Kamu buka harga berapa?"

1
Amriati Plg
Ending yang memuaskan puas baca nya
Amriati Plg
Cinta masa lalu yang tak sampai
Amriati Plg
Awas aja klo nanti nana luluh sama edward lagi n ngk jadi cerai
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!