Keiko yang hendak menolak perjodohan yang di lakukan ayahnya seketika menerimanya tanpa pikir panjang setelah bertemu dengan pria tersebut.
Pria dengan sejuta pesona membuat dirinya bergetar, Hingga bertekad membuat pria itu jatuh dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku pingsan?
Semakin kalian rajin komen dan like,
Semakin rajin author update
Jadi jangan lupa tinggalkan jejak
...****************...
Jonathan terlihat tergesa gesa masuk ke dalam rumah mamanya ketika mendengar kabar jika Keiko tidak sadarkan diri dalam waktu dua jam.
Pria itu dengan rasa panik yang luar biasa melangkahkan kakinya dengan lebar kemudian melempar tas nya ke sembarangan arah ketika sudah sampai di rumah.
Berlari ke arah tangga kemudian menerobos masuk dimana sebuah kamar yang tidak jauh dari ujung tangga.
Brakkk
Dia membuka pintu di hadapannya dengan kasar.
Bisa dia lihat mama nya terlihat menangis sembari menggenggam tangan Keiko yang masih memejamkan matanya.
"Apa yang terjadi?"
Pria itu langsung melontarkan pertanyaannya dengan nafas naik turun, Bergerak mendekat ke arah Keiko yang terbaring di atas tempat tidur.
"Mama tidak tau, Mama meninggalkan Keiko karna ingin menyiapkan sebuah roti untuknya, Saat kembali mama pikir dia tertidur, Namun saat mama membangunkannya Keiko seolah dalam keadaan pingsan"
Harumi menjelaskan dengan panik apa yang terjadi, Dia juga cukup bingung apa yang terjadi pada Keiko.
"Mama tenanglah semua akan baik baik saja"
Jonathan berusaha menenangkan mamanya meski dia juga sedikit panik dengan kondisi Keiko, Tunangannya.
"Sudah menghubungi dokter?"
"Dokter Tomi sedang berangkat ke luar negeri, Dan dia akan mengirimkan temannya untuk memeriksa keadaan Keiko"
Jawab Harumi cepat pertanyaan putranya, Kemudian kembali menatap Keiko yang masih enggan membuka matanya.
Namun sebelum dokter datang, Keiko terlihat menggerakkan jari lentiknya, Kemudian mata indah itu perlahan terbuka.
"Keiko"
Seru Harumi cepat.
Keiko mengerjabkan matanya perlahan, Berusaha bangun dari posisinya dimana rasa pening tiba tiba terasa di kepalanya
Dia pikir apa yang terjadi.
"Ada apa denganku?"
Tanya Keiko yang memijit pelipisnya yang tiba tiba berdenyut, Jonathan terlihat membantunya agar memperbaiki posisi duduknya.
"Kamu pingsan sayang, Mama pikir kau hanya tertidur"
Jawab Harumi yang dimana Keiko bisa melihat mata wanita paruh baya itu sedikit sembab menatapnya. Dia bertanya tanya apakah mama Jonathan menangisnya?
Keiko merasa aneh mendengar jawaban itu, Dirinya pingsan? Itu hal yang baru terjadi padanya, Sebab dari kecil hingga sekarang gadis itu tidak pernah pingsan, Bahkan saat dirinya mengalami alergi yang parah.
Namun belum sempat Keiko menimpali, Seorang pria paruh baya ber jas putih masuk kedalam ruangan, Bisa Keiko tebak jika pria itu seorang dokter ketika melihat stetoskop yang menggantung di lehernya.
"Kamu di periksa lebih dulu"
Sahut Jonathan yang perlahan menyingkir dari posisinya.
Keiko tidak mengatakan apapun, Terlebih menolak, Dia masih bingung dengan keadaan, Hingga membiarkan dirinya di periksa oleh dokter itu.
"Sepertinya hanya kelelahan dan dehidrasi, Tidak ada yang perlu di khawatirkan"
Pria berjas putih itu berbicara setelah memeriksa keadaan Keiko.
Keiko semakin mengerutkan keningnya, Dia kelelahan? Dia pikir apakah analisa dokter itu tidak salah? Dia sama sekali tidak merasa lelah, Bahkan dia tidak melakukan apapun lalu bagaimana bisa dia lelah.
Tapi gadis itu tetap diam, Mengunci mulutnya membiarkan dokter itu berbicara sejenak pada Jonathan.
"Apa ada yang tidak nyaman?"
Harumi bertanya ke arahnya, Membuat lamunannya buyar saat itu.
"Tidak ada, Mama"
Keiko menjawab dengan cepat, Berusaha Tersenyum di balik kebingungan nya.
"Maafkan mama, Seharusnya mama menemanimu"
Harumi berkata penuh penyesalan, Terlihat menundukkan kepalanya beberapa waktu.
Keiko yang melihat itu segera menggelengkan kepalanya.
"Ini bukan salah, Mama, Tidak masalah tidak ada yang perlu di khawatirkan mama, Aku baik baik saja"
Keiko berusaha menenangkan wanita paruh baya itu, Dia pikir ini juga bukan kesalahan wanita itu.
"Setelah beristirahat aku akan mengantarmu kembali"
Suara Jonatahan terdengar, Pria itu terlihat duduk di samping Keiko.
Keiko langsung menganggukkan kepalanya, Ya dia harus kembali ke rumah, Atau mungkin papanya akan menelfon nya dengan panik nanti.
...****************...
Masih di Jepang
Amora, Wanita itu terlihat baru saja menyelesaikan panggilannya dengan seseorang.
Wanita itu terlihat mendengus kasar, Menatap wajahnya dari pantulan cermin yang ada di hadapannya.
"Ini semua karna pria tua sialan itu, Jika saja dia membuatku menikah aku sudah menjadi nyonya Blade saat ini"
Amora mendesis dengan penuh kemarahan, Dia menyalahkan semua yang terjadi pada ayahnya yang telah meninggal beberapa minggu yang lalu.
Dia pikir andai saja ayahnya tidak menikahkan nya dengan rekan bisnisnya, Mungkin dia saat ini hidup dengan gelimangan harta dari keluarga Blade.
Sejak menginjak SMA dia mendekati Jonatahan, Berusaha memikat pria itu dengan cara halus agar meliriknya, Dan semuanya tentu saja berhasil, Jonathan mencintai dirinya dengan sangat gila, Rela menentang kedua orang tuanya sendiri demi dirinya.
Saat impiannya menjadi nyonya Blade ada di depan mata, Ayahnya dengan bodohnya menghancurkan semuanya tanpa sisa.
Dia sempat berfikir jika dia kembali mungkin Jonatan masih menerima dirinya, Mengingat bagaimana pria itu mencintainya.
Tapi siapa sangka jika pria itu telah bertunangan, Dan akan menikah tidak lama lagi, Terlebih gadis itu memiliki dukungan orang tua dari Jonatahan yang dari dulu tidak bisa dia dapatkan.
"Kau hanya bisa menjadi milikku Jonatahan, Apapun yang terjadi kau hanya akan menjadi milikku"
Desis Amora dengan penuh kemarahan.
...****************...
Prancis
Di sebuah ruangan yang gelap dan lembab, Terlihat seorang pria terduduk di bawah lantai yang basah itu, Kedua tangannya di ikat dengan tali yang ukurannya cukup besar.
Tak
Tak
Tak
Suara langkah kaki terdengar, Membuat pria itu seketika bergidik takut dengan tubuhnya yang mulai gemetar.
Siluet seorang pria muncul di hadapannya, Sosok yang memiliki tubuh besar dan tinggi yang tiba tiba menampakkan diri membuat dirinya takut setengah mati.
Dia tau pria itu, Pria mengerikan yang begitu di takuti oleh seluruh dunia, Pria yang juga menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya karna menyinggung pria itu.
"Kau berkeliaran cukup lama hingga membuatku jengah, Aeron"
Hanya satu kalimat yang di ucapkan pria itu dan berhasil membuat sebuah cairan yang cukup bau mengalir di bawah kakinya, Dia terkencing dalam rasa takut luar biasa yang mendesaknya.
"Maafkan saya tuan, Ini di luar kendali, Mereka meminta saya melakukan ini tuan, Maafkan saya, Bebaskan saya, Ampuni saya tuan, Saya akan melakukan apapun yang anda minta"
Pria itu berkata dengan suara bergetarnya, Menatap pria di hadapannya dengan jutaan ketakutan.
Dia membenturkan kepalanya berkali kali di bawah lantai yang kotor itu. Tidak peduli dengan kondisinya, Saat ini otaknya hanya memikirkan bagaimana caranya mendapatkan pengampunan dari pria mengerikan di hadapannya.
Sedangkan sosok pria yang di sebut sebut mengerikan itu hanya berdiri diam di hadapannya, Menatap Aeron di hadapannya seolah sang elang sedang memindai mangsanya.
Ujung bibir pria itu tertarik, Menciptakan senyum mengerikan yang mampu membuat semua orang merasakan takut yang luar biasa
"Apa kau pernah mendengar Orlando Tiernan pernah memaafkan musuhnya, Aeron?"
Suara itu terdengar begitu dingin dan menusuk, Seolah menembus seluruh lapisan kulit Aeron yang membuat tubuh pria itu menggigil.
"Hugo bawa dia ke penjara Sinister"
Sahut pria itu yang kemudian beranjak dari sana
Meninggalkan Aeron yang tampak histeris setelah mendengar penjara Sinister, Baginya Itu adalah tempat yang paling menakutkan dan menyeramkan di dunia. Beberapa klan mafia jelas tau bagaimana mengerikannya penjara itu, Hingga mereka akan memikir dua tiga kali mengusik seolah Orlando Tiernan yang jelas saja tidak memiliki kata ampun dalam memberi pelajaran pada musuhnya.
Dan penjara Sinister, Begitu di takuti di dunia hitam, Sebab penjara Sinister sangat mengerikan membuat orang orang di sana lebih memilih untuk mati dari pada di kirim ke penjara itu.
Selamatkan si kei abang lando