NovelToon NovelToon
Jejak Luka Diantara Kita

Jejak Luka Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:763
Nilai: 5
Nama Author: sorekelabu [A]

Alya dan Randy telah bersahabat sejak kecil, namun perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua mereka demi kepentingan bisnis membuat hubungan mereka menjadi rumit. Bagi Alya, Randy hanyalah sahabat, tidak lebih. Sedangkan Randy, yang telah lama menyimpan perasaan untuk Alya, memilih untuk mengalah dan meyakinkan orang tuanya membatalkan perjodohan itu demi kebahagiaan Alya.

Di tengah kebingungannya. Alya bertemu dengan seorang pria misterius di teras cafe. Dingin, keras, dan penuh teka-teki, justru menarik Alya ke dalam pesonanya. Meski tampak acuh, Alya tidak menyerah mendekatinya. Namun, dia tidak tahu bahwa laki-laki itu menyimpan masa lalu kelam yang bisa menghancurkannya.

Sementara itu, Randy yang kini menjadi CEO perusahaan keluarganya, mulai tertarik pada seorang wanita sederhana bernama Nadine, seorang cleaning service di kantornya. Nadine memiliki pesona lembut dan penuh rahasia.

Apakah mereka bisa melawan takdir, atau justru takdir yang akan menghancurkan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan

Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan

Nadine berdiri di sudut ruangan dengan tangan menggenggam erat alat pel. Napasnya berat, pikirannya berkecamuk, dan bayangan pertemuannya dengan pria itu masih terputar di kepalanya. Sejak kejadian tadi, tubuhnya terasa lemas, dan entah mengapa, amarah yang ia pendam selama ini kembali menggelegak.

Di sudut ruangan yang lain, Randy mengamati Nadine dalam diam. Ini bukan pertama kalinya ia melihat gadis itu termenung saat bekerja. Ada sesuatu yang membebaninya, sesuatu yang membuat wajah lembutnya terlihat lebih sendu dari biasanya.

"Nadine?" suara Randy memecah keheningan.

Nadine tersentak, matanya membesar saat menyadari bahwa ia sedang diperhatikan. Ia buru-buru menundukkan kepala dan kembali fokus pada pekerjaannya. "Iya, Pak?"

Randy melangkah mendekat. "Kamu baik-baik saja?"

Nadine berusaha tersenyum, meski hatinya terasa berat. "Saya baik, Pak. Hanya sedikit lelah."

Randy menghela napas. "Aku sering melihatmu melamun akhir-akhir ini. Ada sesuatu yang mengganggumu?"

Nadine tidak menjawab. Ia tahu bahwa Randy adalah pria baik, tapi ia juga tahu bahwa berbicara tentang masalahnya bukanlah pilihan. Randy tidak perlu tahu, tidak ada yang perlu tahu.

"Saya harus kembali bekerja, Pak," katanya, mencoba mengakhiri percakapan.

Randy mengangguk, meski hatinya masih bertanya-tanya. Ada sesuatu yang disembunyikan Nadine, dan ia tidak tahu kenapa, tapi ia ingin tahu lebih jauh.

***

Di tempat lain, seorang pria duduk di kursi sofa apartemennya. Jarinya memainkan korek api, menyalakan dan memadamkan nyala api kecil itu berulang kali. Matanya kosong menatap ke depan, pikirannya kacau.

"Ayah tidak seharusnya bicara seperti itu,"

Suara bariton yang terdengar berat itu keluar dari mulutnya. Pria itu—Calvin—menatap ayahnya yang berdiri di dekat jendela dengan wajah dingin.

"Kenapa tidak? Ayah tidak mau dia mengganggu keluarga kita lagi," jawab sang ayah dengan nada tajam.

Calvin tersenyum miring, sebuah senyuman penuh kepahitan. "Mengganggu keluarga? Ayah sadar tidak, yang salah dalam hal ini adalah aku, bukan dia?"

Sang ayah menoleh tajam. "Jangan sok merasa bersalah, Calvin. Kau tahu siapa kita? Keluarga kita tidak boleh memiliki skandal semacam ini. Kau sudah tahu konsekuensinya."

Calvin tertawa kecil, tawa yang sama sekali tidak terdengar menyenangkan. "Konsekuensi? Ayah berbicara seolah aku ini tidak memiliki hati."

"Kau tidak boleh menunjukkan kelemahan. Bisnis kita, reputasi kita, semuanya dipertaruhkan! Jika orang-orang tahu apa yang terjadi, kita akan hancur."

Calvin memejamkan matanya, mencoba meredam perasaan bersalah yang selama ini terus menghantuinya. Sejak kejadian itu, ia tidak pernah memiliki keberanian untuk menghadapi Nadin. Tapi setelah pertemuan mereka tadi, ia sadar, gadis itu masih menyimpan luka yang ia sebabkan.

Dan sekarang, ia hanya bisa bertanya-tanya—apakah ada cara untuk memperbaikinya? Atau semua sudah terlambat?

Di sisi lain kota, Nadin berbaring di kasur kecil di kamar sewanya. Tangannya mengepal di atas perutnya, matanya menatap langit-langit dengan tatapan kosong.

Pertemuan tadi dengan Calvin mengguncang dirinya. Sejak peristiwa itu terjadi, ia mencoba melupakan, mencoba menjalani hidupnya seperti biasa. Tapi, seperti biasa pula, masa lalu selalu menemukan caranya untuk kembali menghantui.

"Sial..." bisiknya pelan.

Air mata menggenang di sudut matanya. Ia ingin kuat, ingin terlihat tak peduli, tapi hatinya tetap sakit.

Seandainya waktu bisa diulang, ia berharap tidak pernah mengenal pria itu.

Dan kini, ia hanya bisa berharap—agar Calvin tidak kembali ke dalam hidupnya dan menghancurkan apa yang tersisa dari dirinya.

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
Cicih Sutiasih
mampir juga di ceritaku, jika berkenan😊
sorekelabu: siap ka
total 1 replies
Cicih Sutiasih
aku sudah mampir, semangat😊
Cicih Sutiasih: jika berkenan, mampir juga di ceritaku
"Tergoda Cinta Mantan", 😊
sorekelabu: terimakasih ka😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!