Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Amanda Hilang
Kabar menghilangnya Amanda sudah merebah kemana-mana.
Arnold dan Leon yang sedang berada di mansion pun tak luput dari keterkejutan dan tegang.
Maudy?
Dia sudah menangis di pelukan Leon, dia bahkan hampir tak sadarkan diri saat tau bahwa Putri sambung atau sahabat nya telah di culik.
-
"Mas, cepat cari Amanda"
"Aku takut dia kenapa-napa, dia itu anak perempuan"
Leon memeluk Maudy dengan lembut, tak lupa juga tangannya mengusap lembut pucuk kepala sang Istri.
"Sayang, hei tenanglah. Ingat, kamu sedang hamil dan gak boleh sedih berlarut"
"Kamu tau siapa Amanda kan, dia wanita kuat dan tangguh. Aku yakin, dia bisa menjaga diri sampai kita menemukannya nanti" jelas Leon lembut.
Maudy menganggukan kepala di pelukan Leon.
Arnold menghampiri sang Adik, dia mengecup lembut pucuk kepala sang Adik.
"Tenanglah, Amanda juga keponakan Abang dan Abang akan mencari nya sampai ketemu dalam keadaan sehat"
"Kamu coba tenang, lihatlah kasian baby jika kamu tegang dan stres begitu" jelas Arnold lembut.
Maudy melepaskan pelukannya, dia lalu mengusap lembut perut nya yang sudah buncit tersebut.
"Kamu jangan keluar kamar sama sekali, walau ada yang mengetuk sekalipun ya"
"Ingat, jika terjadi apapun atau ada yang menyerang ke mansion ini, kamu masuk ke dalam ruangan yang sudah Abang kasih tau kemarin"
"Meskipun itu sekalipun penjaga, jangan kamu ajak atau buka pintu kamar. Setelah kita berdua pergi, kamu masuk ke ruangan itu dan bawa ponsel dan cemilan"
Arnold dan Leon membisikan hal tersebut pada Maudy,
"Aku mengerti Mas, Abang. Kalian selalu hati-hati ya" ucap Maudy dengan lirih.
Leon mengantarkan Maudy ke kamar dengan memeluk pinggang nya posesif.
Sedangkan Arnold menunggu di ruang keluarga dengan ponsel di tangannya.
-
"Ayo berangkat" ajak Leon yang baru saja keluar dari kamar.
"Ayo" balas Arnold.
Ekor mata Arnold melihat pergerakan yang tak biasa di balik tembok menuju ke ruang makan.
"Ternyata kau pengkhianat nya" lirih Arnold dengan tersenyum kecil.
*
Leon dan Arnold pergi dengan mobil yang sama,
Kali ini Leon yang mengemudikan mobil nya sedangkan Arnold bertukar kabar bersama Azka.
Mobil pun melaju ke arah pinggiran Kota, karena Azka menemukan titik dimana Amanda di bawa kesana.
Namun,
Lokasi tersebut ternyata cukup memakan waktu lama, karena lumayan jauh dan juga jalanan yang cukup terjal.
🍀
Sedangkan di sebuah Rumah yang lumayan mewah,
Amanda sudah sadar sepenuh nya, dia hanya terlihat santai sambil duduk di kursi dengan tanga serta kaki di ikat.
"Tidak sesuai ekspetasi, aku yakin Ayah dan yang lainnya akan susah menemukan lokasi ini atau tidak akan mudah menempuh perjalanan yang jauh" gumam Amanda sambil menatap ke arah jendela.
Hingga.
Krieett.
Pintu terbuka dan menampilkan sosok yang sudah bisa Amanda tebak.
Kaget?
Tidak!
Amanda malahan tersenyum sinis pada sosok laki-laki yang baru saja masuk ke ruangan itu.
"Apa kabar sayang, sudah lama aku menantikan moment ini"
"Apa kamu bahagia bertemu dengan saya"
Hahahaha.
Amanda tertawa dengan sangat keras, dia menatap pria di hadapannya dengan santai dan sinis.
"Apa kabar juga Om Arthur, sesuai dugaan ku bahwa kaulah dalang di balik semua ini"
"Apa katamu, apakah aku bahagia? Tentu saja aku bahagia, karena akan membuatmu jeraaaa"
Brak.
.
.
.