Tuan Dave Anderson dalam usianya yang terbilang muda, dirinya sudah mempunyai segalanya. Pemimpin Intel Group itu memiliki karier yang sangat sukses, harta berlimpah, dan otak yang cerdas. Tapi semua yang di milikinya itu percuma, karena di dalam hidup Dave tidak akan pernah ada kata hubungan cinta.
Jingga gadis yatim piatu yang sangat berani, masuk kedalam kehidupan Dave Anderson. Akankah sosok Jingga bisa membuat seseorang Dave Anderson mau menjalani sebuah hubungan?
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
"Kekasihnya? Yang benar saja!" Seloroh Jingga, dengan tersenyum tipis. "Aku ini hanya -- " Jingga terdiam. Dirinya bingung dengan posisinya sendiri. Kalau disebut asisten pribadi tuan Dave, tapi kenyataannya dirinya tidak pernah bekerja apa pun untuk tuannya. Hanya sekali saat membuatkan kopi untuk tuan Dave, tapi setelah itu. Yang Jingga kerjakan hanya duduk diam di ruang kerja milik tuan Dave.
"Hanya apa?" tanya Mike, yang masih penasaran ada hubungan apa antara Jingga dengan Dave. Karena setahu dirinya, Dave tidak pernah membiarkan satu orang pun apa lagi seorang wanita untuk berada di dekatnya.
"Aku hanya seorang asisten di mansion milik tuan Dave."
"Assisten di mansion Dave?" gumam Mike, yang dijawab anggukan kepala oleh Jingga. "Tapi kenapa kau ada di ruang kerja Dave?"
"Aku asisten di mansion dan di tempat kerja tuan Dave."
"Oh .. " Mike yang bingung, berusaha mencerna perkataan Jingga. Dilihatnya kembali wajah Jingga dengan lebih teliti. Wajahnya lumayan cantik, tampilannya sederhana. Tatapan mata Mike ke arah Jingga terhenti, saat pelayan restauran mengantarkan makanan ke meja mereka.
"Makanlah!" Seru Mike.
Jingga hanya menganggukkan kepalanya, dengan mulut yang menahan air liurnya yang terasa akan menetes. Makanan yang di depannya sungguh menggugah selera. Baru saja tangan Jingga, ingin menyentuh makanan yang ada di depannya. Sebuah suara yang memanggil namanya, menghentikan gerak tangannya.
"Nona Jingga, kita pulang sekarang!"
"Jo .. " pekik Jingga, dengan wajah yang terkejut.
"Jo, apa yang kau lakukan di sini?" Mike yang tidak kalah terkejutnya, menatap pada wajah Jo yang selalu tanpa ekspresi.
"Nona Jingga, kita harus pulang sekarang!" Jo berkata, tanpa menjawab pertanyaan dari tuan Mike. Karena tugasnya saat ini, adalah mengantarkan nona Jingga pulang secepatnya ke mansion. Dan menjawab pertanyaan Tuan Mike, bukan bagian dari pekerjaannya.
"Lima belas menit lagi ya Jo, aku ... " Jingga menatap hidangan makanan yang belum disentuhnya, dengan mulut yang terbuka.
Mike yang melihat tatapan mata Jingga, tidak bisa menahan rasa ingin tertawanya. Baru pertama kalinya, Mike melihat wanita yang bersikap apa adanya dan tidak menjaga imagenya sama sekali. "Jo, biarkan Jingga memakan makanannya dulu. Nanti biar aku yang akan mengantarkan Jingga ke mansion Dave."
"Nona, tuan bilang. Kalau anda tidak segera pulang ke mansion, maka gaji anda akan di potong tiga puluh persen." Jo berkata, tanpa mempedulikan perkataan tuan Mike. Sudah cukup dirinya dimarahi oleh tuan Dave, dan harus menjalankan hukuman lembur selama satu Minggu. Dan Jo tidak ingin kalau tuan Dave, sampai memarahinya kembali dan menambah hari lemburnya. Karena tidak segera membawa nona Jingga pulang ke mansion.
"Memotong gaji?" Mike yang menyahut perkataan dari Jo. "Jo, bilang pada -- "
"Kita pulang sekarang!" Jingga memotong perkataan Tuan Mike, lalu bangkit dari duduknya.
"Tu-tunggu dulu! Kau duduk dan selesaikan makanmu terlebih dahulu. Urusan Dave, biar aku yang menanganinya."
"Terima kasih tuan, tapi lebih baik aku segera pulang. Tapi kalau anda tidak keberatan aku ingin meminta --" Jingga terdiam, dan ragu-ragu untuk mengatakannya.
"Katakan, aku pasti tidak akan keberatan." Mike merasa Jingga pasti ingin meminta nomer ponselnya. "Tidak ada yang bisa mengabaikan pesona dari seorang Mike Abraham." gumam Mike dalam hati, dengan tersenyum lebar.
"Aku ingin makanan milikku di bungkus, untuk di bawa pulang. Boleh?" tanya Jingga dengan tersenyum tipis.
"What? Eh, maksudku tentu saja boleh!" ucap Mike, dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Akan aku pesankan makanan yang baru untukmu."
"Tidak, jangan yang baru! Yang ini saja, agar tidak mubazir." Sahut Jingga.
Dengan menghela napas, dan menahan urat malunya. Mau tidak mau Mike memanggil pelayan, dan meminta pelayan itu untuk membungkus makanan yang ada di atas meja.
Setelah melihat pelayan pergi, Mike menatap Jingga dengan intens. Mike merasa wanita seperti Jingga adalah wanita yang sangat unik, beda dari kebanyakan wanita yang pernah di temui olehnya.
Sementara Jo, yang dari tadi diam dengan wajah tanpa ekspresinya. Sempat menghela napasnya dengan berat. Jo tidak menyangka, jika Nona Jingga menyamakan sebuah restauran mewah dengan sebuah warung makan pinggir jalan.
tapi apa spesial ny, jingga? mike Dave tampan, tajir smpe klepek"?
seperti makhluk kasat mata /Facepalm//Facepalm//Grin/
kayaknya jingga itu anak mereka ya.
Kaka adik donk sm jeny
tapi bagus jingga, /Casual/