NovelToon NovelToon
AIRILIA

AIRILIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:996
Nilai: 5
Nama Author: Irla26

Airilia seorang gadis yang hidup serba kekurangan, ayahnya sudah lama meninggal sejak ia berusia 1 minggu. Airilia tinggal bersama ibunya, bernama Sumi yang bekerja sebagai buruh cuci. Airilia merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya bernama Aluna yang berstatus sebagai mahasiswa yang ada di banjar.

Pada suatu hari, Airilia kaget mendengar Sumi terkena kanker darah. Airilia yang tidak tau harus kemana mencari uang, ia berangkat ke banjar untuk menemui Aluna, agar Aluna mau meminjamkan uang untuk pegangan saat Sumi masih di rawat dirumah sakit.
Alih-alih meminjamkan uang, Aluna justru membongkar identitas Airilia sebenarnya. Aluna mengatakan bahwa Airilia anak pelakor yang sudah merebut ayahnya. Sumi yang berlapang dada merawat Airilia semenjak ibunya mengetahui ayahnya meninggal karena kecelakaan. Aluna yang menuntut Airilia harus membiayai pengobatan Sumi sebagai bentuk balas budi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irla26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Dinda

Setelah menerima telepon dari Aluna, Asih segera keluar dari kamarnya. Ia akan pergi menemui Sumi untuk memberi tahu Sumi bahwa anaknya Aluna meminta dikirimin uang. Namun saat melewati dapur, Asih melihat putrinya Yuni sedang ingin membuang sayur sop yang berada di dalam mangkok.

"Yuni, jangan dibuang, mubazir". Asih segera mengambil mangkok yang berada di tangan Yuni.

"Enggak mubazir kok, bu. Sayur udah basi, emang ibu mau makan sayur sop itu?".

"Ya enggaklah, bisa-bisa ibu sakit perut. Cepat kamu ambilkan kantong plastik". Yuni mengambil kantong plastik didalam laci meja dan memberikan kepada Asih.

"Buat apa bu?kenapa sayurnya di masukkan kedalam kantong?".

"Berisik banget kamu. Ibu mau memberikan pada ayam tetangga, sana pergi". Yuni segera pergi mendengar Asih mengusirnya.

Melihat Yuni sudah masuk ke kamarnya, Asih mengendap- endap keluar lewat samping rumah. Sesampainya dihalaman rumah Sumi, Asih melihat Sumi sedang menyapu teras rumahnya.

"Sumi...Sumi". Sumi menoleh kebelakang, ia melihat Asih menghampirinya sambil membawa kantong plastik hitam ditangan kanannya.

"Eh mbak Asih, ada apa, ya?". Sumi merasa aneh melihat gelagat aneh tetangganya itu, namun ia tetap berfikir positif.

"Tadi Aluna nelpon saya, katanya ia butuh uang dan menyuruh saya aja untuk mengantar uangnya ke bank, karna Luna butuh uang sekarang".

"Astaghfirullah, kemarin saya lupa kirim uang untuk Luna. Tunggu sebentar, ya". Asih mengangguk dan senyum menyeringai yang tidak diketahui siapapun.

Selang beberapa menit, Sumi keluar membawa beberapa lembar uang puluhan yang diikat menggunakan gelang karet.

"Maaf ya, jadi ngerepotin mbak Asih. Uangnya pecahan semua totalnya ada Rp.700.000". Sumi menyerahkan uang itu kepada kepada Asih.

"Enggak papa kok, namanya tetangga kita saling bantu. Oh, ini ada sedikit sayur sop buat mbak Sumi, kebetulan saya bikin banyak".

"Wah, terima kasih banyak. Kebetulan sekali kami udah lama enggak makan sayur sop". Sumi menerima pemberian Asih. Asih tersenyum dan mengangguk"Sama-sama, saya pergi dulu ya, takutnya kalau kesiangan bank bisa tutup".

Sumi masuk membawa sayur sop yang diberikan Asih. Saat di dapur, Sumi melihat putrinya sedang menggoreng tempe.

"Lia, ini ada sayur sop dari bibi Asih. Tolong kamu hangatkan, ibu mau sholat Zuhur dulu. Nanti kalau selesai sholat, kita makan bersama". Airilia mengangguk dan mengambil panci untuk menghangatkan sayur sop. Namun saat membuka kantong plastik itu, Airilia kaget melihat sayur sop itu berbuih dan berlendir.

"Astaghfirullah, sayurnya udah basi. kenapa bibi Asih memberikan sayur sop yang udah basi?". Airilia menangis, ia memikirkan bagaimana mengatakan kepada Sumi bahwa sayur sop yang diberikan Asih ternyata basi.

"Ya Allah..., aku harus bagaimana?aku enggak mau liat ibu sedih. ibu udah lama ingin makan sayur sop, namun belum kesampaian karna uangnya hanya cukup untuk beli beras".

Saat mendengar pintu kamar Sumi terbuka, Airilia sengaja menjatuhkan sayur sop itu ke lantai. Airilia kembali menangis saat Sumi menghampiri dirinya.

"Lia, kenapa kamu menangis?apa yang terjadi, nak?". Sumi menghampiri dan menenangkan Airilia yang sedang menangis.

"Bu, maafkan Lia. Lia enggak sengaja menjatuhkan sayur sop karena tangan Lia licin". Sumi memeluk Airilia, ia melihat sayur sop yang diberikan Asih berserakan di lantai.

"Enggak papa, tapi kamu enggak ada yang lukakan?". Airilia menggeleng, ia merasa bersalah sudah membohongi Sumi.

"Tapi bu, gara-gara aku, ibu enggak bisa makan sayur sop itu".

"Udah, ibu enggak papa. Yuk kita makan, nanti nasi dan tempenya dingin".

Saat Sumi dan Airilia sedang makan siang, tiba-tiba mereka mendengar pintu rumah mereka diketuk seseorang dan memanggil nama Aluna.

"Siapa ya, bu?biar aku aja yang buka pintunya, ibu istirahat aja dulu". Airilia berjalan menuju pintu rumahnya. Saat membuka pintu, Airilia melihat seorang perempuan yang seusia dengan kakaknya Aluna. Perempuan itu memakai dress hitam polos dan rambut panjang bergelombang.

"Cari siapa ya?". Perempuan itu melihat penampilan Airilia dari ujung kaki sampai kepala, dimana Airilia memakai baju kaos ungu dengan dihiasi pita di kedua lengannya.

"Perkenalkan saya Dinda. Saya kesini mau cari Aluna?apakah benar rumah Aluna?".

"Benar, tapi kak Luna enggak ada disini. Kak Luna sedang ada di banjar, ada apa ya nyari kakak aku?".

"Boleh saya masuk". Airilia persilahkan Dinda untuk masuk. Dinda duduk diruang tamu, ia melihat kondisi rumah Aluna yang hampir mau roboh.

"Lia, siapa yang datang?". Sumi keluar dari kamarnya karena ia mendengar Airilia berbicara dengan seorang perempuan. Sumi melangkah keruang tamu, ia melihat seorang perempuan sedang duduk diseberang Airilia.

"Ada apa ya?". Sumi duduk di samping Airilia, ia penasaran dengan perempuan itu.

"Perkenalkan nama saya Dinda, kedatangan saya kemari untuk mencari Luna?".

"Putri saya Aluna enggak ada dirumah. Ada apa, nak Dinda mencari putri saya?". Sumi memandangi perempuan bernama Dinda itu.

"Tujuan saya mencari Luna, karna Luna selingkuh dengan suami saya. Aluna telah merusak rumah tangga saya". Airilia dan Sumi terkejut mendengar perkataan Dinda, sedangkan Dinda meneteskan air matanya karena menceritakan rumah tangga yang dibangunnya hampir tiga tahun harus berantakan karena orang ketiga.

"Putri saya enggak mungkin ngelakuin itu. Mungkin aja nak, Dinda salah orang karna banyak yang namanya Luna dikampung ini". Dinda mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, ia memperlihatkan foto Aluna dan Reza yang berada disebuah cafe.

"Apa benar Aluna ini anak, tante?". Sumi syok melihat foto anaknya Aluna sedang berpelukkan dengan seorang laki-laki.

"Enggak...enggak mungkin putriku Aluna ngelakuin itu". Sumi menangis, badannya gemetar. Airilia melihat Sumi histeris, ia memeluk dan menenangkan Sumi.

"Sebaiknya tante pulang, ibu saya sedang enggak enak badan". Airilia mengusir Dinda secara halus, Dinda yang situasinya tidak memungkinkan untuk bercerita, ia pun memutuskan untuk pergi dari rumah Airilia.

"Bu, yuk ke kamar. Biar Lia antar ibu. Ibu butuh istirahat". Airilia memapah Sumi yang masih menangis menuju kamar.

\*Bersambung\*

1
R-man
cerita nya menarik !!
Maximilian Jenius
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Madison UwU
Menyentuh
indah 110
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!