NovelToon NovelToon
Alvaro'S Diary

Alvaro'S Diary

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:828
Nilai: 5
Nama Author: Wèizhī

Alvaro Ardiwinata adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang terlahir dari keluarga kaya. Namun, meskipun hidup dalam kemewahan, dia merasa tidak pernah menjadi bagian dari keluarga tersebut. Dia lebih dianggap sebagai "anak pelayan" oleh kedua orangtuanya, Jhon dan Santi Ardiwinata. Setiap kesalahan, besar atau kecil, selalu berujung pada hukuman fisik. Meskipun ia berusaha menarik perhatian orang tuanya, mereka tidak peduli padanya, selalu lebih memperhatikan adiknya, Violet. Violet yang selalu mendapat kasih sayang dan perhatian lebih, tapi di balik itu ada rasa iri yang mendalam terhadap Alvaro.

Sementara itu, Alvaro berusaha menjalani hidupnya, tapi luka psikologis yang ia alami semakin mendalam. Saat ia beranjak dewasa, ia merasa semakin terasingkan. Tetapi di balik penderitaan itu, ada harapan dan usaha untuk menemukan siapa dirinya dan apakah hidup ini masih memiliki makna bagi dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wèizhī, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

Disinilah sekarang para anggota keluarga Gintara berkumpul. Di ruang keluarga. Dengan Alvaro yang kini tengah duduk di sofa single ruangan tersebut. Tampak semua tatap mata mengarah padanya.

"Nak, apa yang terjadi padamu?," tanya Bunda Lily dengan nada khawatirnya.

"Tidak... Tidak ada," jawab Alvaro.

"Ugh... Aku harus menjawab apa?!" Teriak Alvaro dalam batinnya.

"Al. Sebenarnya apa itu?! Kenapa begitu banyak luka ditubuhmu?! Bahkan wajahmu saja sudah hampir terlihat seperti tomat busuk!," ucap Angga sembari memegang kedua sisi wajah Alvaro dengan kedua tangannya.

"Ssshhh" ringis Alvaro merasakan sakit pada luka yang tak sengaja tersentuh oleh tangan Angga.

"Ah, maaf!," ucap Angga meminta maaf dengan perasaan menyesalnya yang lalu ia menarik kembali tangannya.

"Kau tak apa?," tanya Xavier.

"Bibi! Ambilkan kotak P3K!" Titah Ayah Samuel pada salah satu pelayan disana.

Setelah pelayan itu membawakan kotak P3K nya, Bunda Lily meminta Alvaro untuk membuka pakaiannya lagi. Namun Al menolak dengan keras hingga pada paksaan berikutnya ia menyetujuinya.

Alvaro membuka kancing kemeja nya satu-persatu dan lalu membuka pakaian itu perlahan. Karena jika langsung dibuka, itu akan terasa sangat sakit saat para luka itu bergesekan dengan kain pakaiannya.

Semua orang yang disana begitu terkejut melihat banyaknya luka yang ada ditubuh anak remaja itu. Bahkan Bunda Lily hampir pingsan dibuatnya, untungnya Ayah Samuel langsung membantu Bunda Lily agar tak terjatuh.

"Ya ampun..." Tampak Bunda Lily merasakan lemas pada kakinya. Ia tak kuat melihat begitu banyak luka tersebut, ingin rasanya ia menangis saat membayangkan betapa menyakitkan nya itu.

"Ini... Kenapa begitu banyak?!," tanya Xavier tak percaya, ia membulatkan matanya dan menatap nanar ke arah Alvaro.

Tampak sebuah lebam dan luka cambuk menghiasi punggungnya. Terdapat luka sayatan pada lengan kiri dan kanannya. Juga terlihat luka pukulan diwajah dan dadanya. Semuanya benar-benar tampak berantakan. Bahkan dibawah kakinya tampak beberapa luka bekas injakan beling.

Ayah Samuel langsung menelisik satu persatu luka tersebut, karena Bunda Lily sepertinya tak akan sanggup untuk melakukan hal itu.

"Ini harus dibawa kerumah sakit" ucap Ayah Samuel yang sontak membuat Alvaro mendongak dan menatapnya.

"Tidak!," ucapnya yang entah kenapa ia terlihat panik.

"Kenapa tidak, kau harus diobati dengan benar!," ucap Angga.

"Tidak... Jika ke rumah sakit... Papa... Dia akan memukulku...," gumam Alvaro, dan hal itu membuat Xavier berdecak dan mengusap wajahnya kasar.

Bukan merasa kesal, Xavier hanya merasa bersalah. Semua pasang mata itu menatap tak percaya dengan apa yang di gumamkan oleh Alvaro.

Ayah Samuel tampak terdiam dan lalu dia berjongkok di depan Alvaro. Ayah Samuel menatap Alvaro lembut dan penuh kehangatan, ia lalu mengusap surai hitam Alvaro dengan penuh kasih.

"Alvaro. Apa kau mau menjadi bagian dari kami?," tanya nya, tidak, itu bukan pertanyaan tapi pernyataan.

Alvaro menatapnya tak percaya. Apa yang di ucapkan oleh Ayah Samuel membuatnya shock. Alvaro lalu beralih menatap Xavier, Angga, dan Nyonya Lily.

"Kenapa?...," tanya nya

"Tak ada. Aku hanya menginginkanmu menjadi putra bungsu ku" ucap Ayah Samuel tegas dan yakin.

"Ini tak baik... Ini bukan hal baik... Itu pasti hanya sejenis membeli mainan dan membuangnya saat tak menyenangkan lagi" batin Alvaro tak mempercayai semua itu.

"Maaf... Tidak, aku ingin pulang saja" ucap Alvaro menolaknya

"Huh? Pulang... Kemana?... Apakah aku punya tempat untuk pulang...?," batinnya yang entah kenapa ia merasa tak nyaman menyebut kata sebelumnya.

"Huft... Pikirkan lah perlahan, tapi sebelum itu, kita obati dulu semua luka ini. Ayo" usul Xavier yang hendak mengajak Alvaro ke rumah sakit.

"Tidak... Aku tak ingin kesana" tolak Alvaro. Ia kekeuh tak ingin pergi, karena menurutnya rumah sakit adalah tempat yang hanya akan membawanya pada hal tak baik saja.

Pernah sekali ia dibawa ke rumah sakit oleh bibi pelayan di kediamannya. Tapi saat disana, bukannya dirawat dan istirahat, ia malah mendapat pukulan dan cacian dari keluarganya terutama ayahnya.

"Lelah...," batin Alvaro.

Tatapan mata yang kosong dan tubuh yang penuh luka. Sungguh, apakah ada ayah yang sekejam itu pada putranya sendiri apalagi yang di klaim sebegai 'Anak Kandung'.

"Baiklah. Kalau begitu kau kami obati disini saja!," tegas Angga membuat keputusan.

Beberapa saat dan banyaknya penolakan, akhirnya Alvaro menyetujui untuk diobati. Dengan telaten Bunda Lily mengobati luka-lukanya dari yang besar hingga kecil. Semua sudut dan setiap inci tubuhnya diobati dengan penuh perasaan dan kehangatan keluarga Gintara.

"Aku ingin seperti ini sedikit lebih lama...," batin Alvaro tak menginginkan semua hal ini berakhir begitu cepat.

---

Di kediaman Ardiwinata, Violet tengah dalam mood yang buruk. Di kamarnya yang besar dan wah itu, ia mengacak-acak semua barangnya. Sekarang kamarnya itu tampak seperti kapal pecah.

"Sial! Dimana benda itu?!" Tampak ia merasa frustasi karena tak dapat menemukan benda yang ia cari.

"Sial! Sial! Sialan!! Jika benda itu tak ada... Bang Rion akan memarahiku!!" Teriaknya merasa frustasi.

Violet menghentak-hentakkan kakinya dan lalu ia menggusar rambutnya dengan kasar. Setelah mencak-mencak selama beberapa menit, ia keluar dari kamarnya dan meminta pelayan untuk membersihkan semua kekacauan yang ia buat.

"Sialan! Aku harus menemukannya lagi!," batinnya tampak gelisah.

Violet mulai mengatur emosinya dan lalu ia merubah ekspresi nya menjadi biasa saja. Setelah itu, Violet kembali berjalan menuju ruang keluarga dimana semua anggota keluarganya ada disana kecuali Rion dan Alvaro.

"Kak Clarionne!" Sapa nya saat ia bertemu dengan Clarionne yang tengah duduk santai dengan sebuah tablet ditangannya.

"Kak... Kenapa kakak mengabaikanku?," tanya Violet merasa sedih.

"Ugh... Jenapa sih si Clarionne ini?! Bikin mood makin jelek aja!," batinnya merasa kesal yang entah kenapa berbeda sekali dengan ekspresinya yang tampak menyedihkan saat ini.

"Apa?!" Tanya Clarionne dingin.

"Clar, bersikaplah baik-baik!," ucap Santi memperingati putrinya itu.

"Jangan bersikap begitu dingin pada adikmu" ucap Bhram ikut menimpali.

Tampak diam-diam Violet tersenyum senang dengan perlakuan orangtua nya terhadapnya itu.

"Adikku itu Alvaro. Sedangkan Violet adalah adik dari Alvaro," ucap Clarionne yang lalu ia berdiri dari duduknya dan meninggalkan mereka semua.

"Huft... Anak itu, sudahlah, biarkan saja dia sayang. Kemarilah," ucap Santi yang lalu Violet langsung duduk di sampingnya dengan ekspresi sedihnya dan tampak murung.

"Ma, apa kakak gak suka yah sama aku?," tanya nya sedih.

"Mana mungkin. Sifatnya kan memang sepertin itu, dingin dan cuek" jawab Santi.

"Tidak. Aku tak begitu bodoh. Kak Clarionne sepertinya memang tak menyukaiku, dan akhir-akhir ini dia memperlihatkannya secara terang-terangan!," batin Violet dengan perasaannya yang semakin merasa gelisah.

Sedang disisi Clarionne. Perempuan berkemeja hitam dengan jam digital dilengannya itu, tengah menatap layar laptopnya dengan ekspresi datarnya. Tampak juga wajah seorang pria yang sepertinya mereka sedang melakukan Video Call.

"Clar, jangan terlalu jelas menunjukkan rasa tak suka mu padaku, dong~" ucap pria berjas putih itu diseberang tempat sana.

"Tidak. Aku hanya tak suka dengannya. Kalau kau, itu hal lain" ucap Clarionne.

"Begitu ya... Padahal dia kan adik kita yang menggemaskan~" ucap pria tersebut dengan senyumannya.

"Terserah. Kau menyuruhku untuk mencari Benda Itu, tapi itu tak ada di kamarnya," ucap Clar.

"Apa?! Bagaiamana bisa?! Jelas-jelas aku memintanya menyimpannya dengan baik. Tak mungkin adik kita menghilangkannya" ucap pria tersebut tampak terkejut.

"Entahlah Rion. Aku tak ingin terlibat lebih dalam, kau urus saja sendiri!," ucap Clarionne yang ternyata tengah berbincang dengan Rion melalui laptop nya itu.

"Clar. Menurutmu apakah kau tak terlibat? Dengan memperhatikan 'Anak itu' saja, sudah membuktikan bahwa kau terlibat. Apalagi melihatmu yang membela nya sedemikian rupa, sepertinya kau mencoba memberontak ya" ucap Rion menjadi semakin serius.

"Aku memberontak? Sepertinya begitu. Lalu kau mau apa?!," tanpak Clar menjadi semakin dingin.

"Kalau begitu aku harus cepat bertindak. Sampai jumpa, Clar, adikku sayang~" ucap Rion dengan senyuman manis yang entah mengapa terlihat mencurigakan, lalu ia menutup teleponnya.

...✧✧✧✧✧...

Alvaro's Diary

Ini sungguh mengejutkan, mereka menawarkan sesuatu yang sangat tak biasa. Keluarga Gintara, bersikap hangat padaku. Bahkan mereka mengobati luka ku. Aku ingin dekat dengan mereka, tapi aku takut Papa akan marah... Bagaimana ini...

...✧✧✧✧✧...

...End Of Chapter 8...

...✧✧✧✧✧...

1
Unknown
Halo guys. terimakasih mau nyempetin baca karya ku ini. mungkin masih banyak kurangnya dalam beberapa hal, tapi aku usahain ceritanya agar tetap seru. sekali lagi terimakasih sudah mampir. and tinggalkan jejak, oky?! ~
Hebe
Saya enggak sabar untuk membaca kelanjutannya thor!
Izuku_Uzumaki
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!