NovelToon NovelToon
Maula

Maula

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:96.1k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Maula, harus mengorbankan masa depannya demi keluarga.

Hingga suatu saat, dia bekerja di rumah seorang pria yang berprofesi sebagai abdi negara. Seorang polisi militer angkatan laut (POMAL)

Ada banyak hal yang tidak Maula ketahui selama ini, bahkan dia tak tahu bahwa pria yang menyewa jasanya, yang sudah menikahinya secara siri ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

Setelah di manfaatkan oleh keluargaku sendiri, kini si bodoh ini kembali di manfaatkan oleh orang lain.

Aku seperti kapas yang terombang-ambing oleh angin, seperti layangan putus yang entah dimana akan terjatuh.

Namun sebelum aku jatuh, aku akan mempersiapkan diri agar bisa jatuh dengan posisi baik.

Aku harus semangat mengambil hati anak-anak. Aku nggak rela jika ada wanita yang nggak baik menjadi ibu tiri mereka, nggak ihklas. Cukup aku yang merasakan bagaimana kejamnya ibu tiri.

Aku tidak akan membiarkan Naka dan Hazel tertindas dan sengsara sepertiku hanya gara-gara ibu tiri yang jahat.

Jika anak-anak mau menerimaku, maka tidak ada pilihan lain untuk bu Ella dan pak Aril menolakku.

"Oh iya, pak" Kataku membuyar fokus pak Aril yang sedang mengemudikan mobilnya.

"Iya!" Dia menolehku sesaat sebelum kembali fokus ke depan.

"Tadi Hazel sempat berpesan supaya pak Aril jangan dekat-dekat mbak Airin, kenapa?" Tanyaku sedikit ragu sebenarnya.

Dia tersenyum tipis, tak langsung menjawab.

Tangan kirinya menarik rem tangan di dekat perseneling untuk menghentikan laju mobil, sebab traffic light kini sedang menyala merah.

Setelah mobil terhenti, baru dia menjawab. "Mungkin Hazel cemburu karena dia berfikir Airin akan menggantikan posisi bundanya, mengingat aku, dewi dan Airin sangat dekat"

"Tapi jika itu alasannya, sepertinya nggak mungkin" Aku menyangkalnya. "Ku lihat mbak Airin orangnya baik, dia sayang sama anak-anak, dia pasti akan menjadi ibu yang baik buat Naka dan Hazel. Seharusnya Hazel senang karena ada wanita baik seperti mbak Airin yang mau jadi ibunya"

"Itu menurut pemikiranmu, beda dengan pemikiran anak-anak. Hazel akan kehilangan kasih sayangnya, rasa sayang Airin mungkin akan berubah. Dulu dengan anak sahabatnya, tapi kalau aku dan dia menikah, otomatis statusnya juga berubah menjadi anak sambung. Biasanya ada persaingan ketat antara ibu tiri dengan anak tiri"

"Menurutku tidak jika si ibu sambung memiliki hati yang baik. Buktinya aku sendiri, aku tidak pernah merasa cemburu pada ibu tiriku jika ayah lebih mementingkan dirinya. Aku tidak merasa bersaing dan malah senang jika ayah lebih mengutamakan istri, karena bagaimanapun seorang suami akan hidup selamanya bersama istrinya, sementara seorang anak, mereka akan mencari kebahagiaannya sendiri"

Ku lihat lampu mereh berubah hijau, pak Aril melepas rem tangan dan mobil langsung kembali melaju.

"Kan sudah ku bilang, pemikiran setiap orang itu berbeda"

"Pasti ada hal lain yang membuat Hazel tidak mengizinkan pak Aril dekat-dekat dengan mbak Airin"

Dari raut wajah pak Aril, dia seperti terkejut mendengar ucapanku, namun hanya sesaat.

"Hal lain apa?"

Aku bergeming dengan pertanyaannya.

Tidak mungkin memberitahu pak Aril soal mbak Airin yang ingin melenyapkannya.

Aku ini siapa? Hubunganku dengan pak Aril tidak lebih kuat di bandingkan dengan hubungan pak Aril dengan mbak Airin yang sudah terjalin sejak lama. Lagi pula aku tidak memiliki bukti, dia pasti tidak mempercayaiku. Hazel saja yang jelas putrinya mengatakan bahwa sang ayah tidak akan percaya kata-katanya. Apalagi aku yang baru di kenalnya.

"Terus, kalau seandainya ada pihak yang ingin pak Aril dan mbak Airin menikah gimana?"

"Pihak yang mana?"

"Bu Ella, mungkin?" Jawabku asal.

"Sepertinya tidak mungkin. Tapi jika mungkin, maka Airin harus melepas karirnya. Mamah sudah tahu wanita seperti apa Airin itu, dia memang baik, sayang pada keluargaku, bahkan sudah di anggap keluarganya sendiri. Tapi dia sangat ambisius, tidak mungkin mau melepas karirnya untuk merawat anak-anak yang bukan darah dagingnya"

"Tapi jika bu Ella menyuruh kalian menikah, apa bapak bersedia menikah dengannya?"

"Tentu saja mau, pria mana yang nggak mau menikah dengan wanita cantik seperti Airin"

Jawabannya kenapa membuat kepalaku seperti di jatuhi bom atom? Serasa hancur berkeping-keping.

Entah sedang meledekku atau memang serius dengan jawabannya, keduanya tak bisa aku bedakan.

Sambil menyunggingkan senyum seakan tanpa rasa bersalah, dia menatapku sekilas lalu berkata.

"Aku nggak akan menikah dengannya, istriku pernah bilang kalau ada banyak sisi gelap yang Airin miliki. Salah satunya dia suka mabuk, merokok, dan klubing. Nggak mungkin kan aku kasih ibu baru buat Naka dan Hazel dengan track record nggak baik seperti itu. Bisa mempengaruhi anak-anakku nanti"

"Ibu kandung saja terkadang ada yang tidak bisa mendidik anaknya menjadi anak baik" Tambahnya melirik spion samping karena mobil hendak menyebrang jalan dan masuk ke area sekolah. "Apalagi ibu sambung dengan kebiasaan buruk. Aku tidak mau mengorbankan mereka. Ini saja lagi takut dan kepikiran soal kata-katamu waktu itu"

Kalimatnya yang terakhir, membuatku seketika menoleh ke samping kanan.

"Kata-kataku yang mana?" Tanyaku tak mengerti.

"Yakin kamu nggak ingat? Kamu pernah menyumpahiku, loh"

Detik itu juga aku mengingat-ingat sumpah yang pernah aku keluarkan.

Aku pastikan karmamu akan jatuh pada putrimu.

Sekelebat kalimat itu langsung terngiang di ingatanku.

"Aku minta maaf" Ujarku akhirnya.

Dia tak meresponku. Dan mobil kini sudah terparkir di halaman sekolah anak-anak.

****

Naka dan Hazel tampak begitu bahagia bertemu kembali dengan sang ayah setelah tiga bulan berpisah. Mereka berteriak kegirangan dan langsung berlari menghampiri pak Aril.

Aku sendiri turut bahagia melihat bagaimana pertemuan mereka yang sangat mengharukan.

Semoga saja mereka akan terus bersama, dan tersenyum seperti ini.

Dua anak itu kini berada dalam dekapan ayahnya.

"Apa kabar anak-anak ayah?" Pelukan mereka terurai, pak Aril mendongak karena dia saat ini tengah berjongkok.

"Baik yah!" Sahut Naka. "Ayah kapan pulang?" Imbuhnya bertanya.

"Tadi pagi, pas kalian berangkat sekolah" Pak Aril bangkit, seraya mengusap puncak kepala anak-anaknya "Kita jalan-jalan dulu sebelum pulang, iya"

"Nggak pulang ke rumah dulu, yah?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Hazel.

"Kita langsung aja"

"Nggak pamit sama nenek, dong?"

"Nenek lagi nggak di rumah, pulangnya juga nanti malam, mau sekalian jemput kakek"

"Kakek juga mau pulang?" Tanya Naka.

Pak Aril mengangguk menjawabnya.

"Ayo kita let's go" Ucapnya kemudian.

Kedua putra-putrinya masing-masing menggandeng tangan ayahnya.

Aku melangkah di belakang mereka sambil menikmati keakraban ayah dan anak ini.

Lagi-lagi aku merutuki diriku sendiri.

Andai ayah seperti pak Aril, aku nggak masalah meski memiliki ibu tiri yang kejam.

Mendengkus lirih, ku bukakan pintu mobil bagian penumpang untuk Hazel setelah langkah kami sampai di samping mobil.

Tadinya aku mau duduk bersama Hazel di belakang, tapi Naka langsung menerobos masuk dan duduk di sebalah sang adik.

"Ibu di depan aja sama ayah" Celetuk Naka. "Kata bunda anak kecil nggak boleh duduk di depan"

Aku termangu, sedikit tak percaya dengan ucapan Naka. Setelah tersadar ku bantu Hazel mengenakan sabuk pengaman. Sementara Naka bisa melakukannya sendiri dan aku langsung menempatkan diri di jok samping kemudi.

Jarak antara sekolah ke mall lumayan jauh, biasanya di tempuh dalam waktu dua puluh lima menit jika dengan kecepatan sedang.

Selama dalam perjalanan, tidak ada obrolan apapun. Kami sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Naka dan Hazel juga sibuk sendiri melihat kartun di ponsel ayahnya.

Sekitar dua puluh lima menit kemudian, mobil akhirnya sampai di Mall.

Aku menggandeng tangan Naka begitu keluar dari mobil, sedang Hazel berada dalam gendongan ayahnya.

Kami langsung jalan menuju lantai lima di mana permainan timezone ada di sana.

Aku tak begitu suka dengan permainan timezone, jadi aku hanya duduk sembari tersenyum melihat betapa asiknya mereka bermain.

Semua permaian bahkan mereka coba, ayahnya juga tak mau kalah dan turut bermain bersamanya.

Tak ada rasa bosan selagi menemani mereka bermain, namun saat ingin buang air kecil membuatku terpaksa harus meninggalkan ketiganya.

Aku berpamitan pada pak Aril sebelum ke toilet.

Sesampainya di toilet, tak ada siapapun di dalam sana, aku langsung masuk ke salah satu kamar kecil yang berjejer ada sekitar lima ruangan.

Masih di dalam toilet, tapi pintu sudah ku buka sedikit, aku mendengar suara dua orang wanita tengah mengobrol sambil membetulkan make up.

Saat ku intip, aku terhenyak karena dua orang itu salah satunya adalah Airin.

Mereka sedang mengobrol mengenai mbak Dewi.

Aku diam, menajamkan pendengaran untuk menguping pembicaraan mereka.

Sebuah kebetulan yang luar biasa. Semoga saja Airin serta temannya nggak tahu aku ada di sini.

1
sryharty
Airin bener2 wanita iblis,,orang tuanya yang salah koruptor malah ga terima
semoga cepet ada petunjuk buat menjebloskan Airin ke penjara
biar ga makin banyak korban dari keiblisan Airin
Adiba Shakila Atmarini
alhamdulillah..
Syirfa Ratih
Airin...ntar kl semua udh terbongkar aq yg plg kenceng menertawakanmu lho....lihat aja nanti
yellya
airin msh di atasa angin 😏😏😏
Miko Celsy exs mika saja
mba anne kpn mrk hidjp tanpa beban ,,,kasihan maula teromang ambing hidupnya,,semoga pak faril jg bisa lbh tegas lgi,,,
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
berat amat idup mu Maula .....
Adiba Shakila Atmarini
rindu.....lagi sibuk ya..persiapan lebaran..setelah lebaran up yg bnyak ya thor..
Dresta Wijayanti: Alhamdulillah
semoga ya..
Anne: iya ini sibuk sekali.
insya Allah up banyak nanti setelah lebaran sampai selesai
total 2 replies
yellya
jgn2 ulah airin ini 🤔🤔🤔
tiara
semoga kejahatan Airin segera terungkap yah biar kapok tuh masuk penjara seumur hidup
Ainisha_Shanti
curiga jatuhnya buk Ella angkara Airin
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
adeh faril pangkat gede kaga bisa apa nyewa orang buat selidiki Airin masa kudu Maula disuruh ....pemalas ...
Sri Wahyuni
semoga kak othor semakin rajin up nya karena selalu d tunggu para readers.... ceritanya semakin seru dan menarik 😍
Yayuk Bunda Idza
Airin yang ngambil
Anne: typo /Smile//Smile/
total 1 replies
Esin naufal
helehh.. hadiahnya enak di pak faril semua..
sryharty
bener2 bikin jantung dag Dig duh
semoga kebusukan Airin cepet ke bongkar
sryharty: jangan sampe si Airin berulah dan menghasut Bu Ella
buat meminta pak Aril
untuk menikahi ulet bulu..
ga Sudi banget aku
total 1 replies
Tiah Fais
lanjut kak
Miko Celsy exs mika saja
mba anne semakin menantang dan senakin tdk sabar menunggu up nya ,,,trimakasih
Moer Aza
semangat thor.up terus ya kak🙏
Adiba Shakila Atmarini
akhirnya up..bahagianya..lnjut up ya
Adiba Shakila Atmarini
bener2 saya intip setiap menit ni..sibuk bngt ya thor buat persediann lebaran..tapi tetap setia menunggu ko 💓💓
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!