NovelToon NovelToon
Bukan Pernikahan Biasa

Bukan Pernikahan Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Desnisa

"Saya tidak merasa terjebak dengan pernikahan ini.Kamu tau,tak ada satu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.Semua atas kehendak Tuhan.Daun yang jatuh berguguran saja atas kehendak Tuhan.Apalagi pernikahan kita ini,terjadi atas kehendak-Nya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5

Baru saja Elang melangkah kakinya keluar dari kantor,tampak seorang gadis berdiri di depannya dengan tersenyum manis,masih dengan memakai stelan kantornya.

"Vania..." Sapa Elang agak terkejut

"Mas Elang,kok kamu kaget gitu?" Vania mendekat.

"Iya habisnya,kamu gak biasanya menemui aku di kantor." Elang menarik tangan Vania untuk berjalan menuju ke mobilnya.

"Aku kangen mas...oiya mas,kemarin seharian kamu gak jawab telepon aku,gak balas pesan aku.Kenapa,kamu sakit?" Tanya Vania begitu telah duduk sempurna didalam mobil sembari mengusap lembut lengan pria yang telah membuat hatinya cemas semalaman.

"Oh,itu...iya,mas merasa gak enak badan,maunya rebahan seharian.Pegang ponsel aja rasanya males banget.Maaf ya Van..." Elang mulai menjalankan mobilnya.Perasaan bersalah menyelimuti dirinya karena telah berbohong pada Vania.Selama menjalin hubungan baru kali ini dia berbohong pada kekasihnya itu.

"Tapi,tante Rieta kemarin telepon aku mas.Nanyain,apa mas ada bersamaku kemarin." Vania menatap Elang penuh selidik.

"Aku kemarin seharian ada di apartemen.Di rumah kan masih rame dengan saudara-saudara jauh yang belum pulang,setelah nikahan kak Gaga." Elang merasa lega menemukan alasan yang tepat.

"Mas,kapan kita menikah? Papa mama terus nanyain."

Elang tiba-tiba menge-rem mendadak mobilnya."Mas,hati-hati!" Vania mengusap keningnya yang terbentur dashboard.

"Maaf..." Elang hendak menyentuh kening Vania yang terlihat memerah dan sedikit bengkak tapi mengurungkannya dan kembali menjalankan mobilnya.

Vania mencebik kesal." Sakit loh ini mas,tolongin aku kek.Obatin atau apa..." Rengeknya.

"Aku kan lagi nyetir Van,di bawah situ ada kotak obat.Kamu obati sendiri."

Sembari mendengus kesal Vania mengambil kotak obat dan mulai mengobati keningnya.Bingung pada sikap Elang yang tiba-tiba berubah.Biasanya pria itu sangat protektif terhadap dirinya,dan tak kan membiarkannya terluka sedikitpun.

"Mas,kapan kita menikah...?" Vania kembali mengulangi pertanyaannya biar Elang tidak lupa.

"Secepatnya Van." Sahut Elang asal tetap fokus mengemudi.

"Secepatnya itu pastinya kapan? Umur kita sama-sama dua puluh tujuh tahun.Mungkin bagi kamu,usia itu tidak jadi masalah.Tapi bagi aku seorang wanita,usia itu sebuah momok yang menakutkan mas.Sangat menakutkan." Kini Vania menatap serius pada wajah Elang yang tetap fokus menyetir.

"Nanti kita atur waktu untuk membicarakannya ya." Sahut Elang.

"Benar mas? Janji ya..." Vania tersenyum senang dengan mata berbinar.

"Mas,kita gak mau mampir kemana gitu dulu,aku gak mau langsung pulang.Aku masih kangen sama kamu." Rengek Vania manja seraya menyandarkan kepalanya di lengan Elang.

"Aku masih merasa belum fit benar,lain kali aja ya." Elang melirik sekilas pada wajah Vania.Gadis itu mengangguk patuh.

Setelah mengantar Vania kerumahnya,Elang memilih kembali ke apartemennya.Dia terlalu malas untuk pulang kerumah.Belum lagi harus menjawab berbagai pertanyaaan dari sang mama setelah dirinya menghilang di acara pernikahan Galang.

Sementara dikantornya Salma baru selesai mengerjakan laporan yang di minta oleh atasannya di kantor.Setelah menyerahkannya.Gadis itu merapihkan meja dan tas kerjanya,bersiap untuk pulang.Baru saja akan memasukkan ponselnya kedalam tas,terdengar suara notif dari benda pipih itu.Ada pesan masuk dari Galang.

"Aku akan menjemputmu pulang kerja,ini aku lagi dijalan menuju ke kantor kamu.Kita harus bicara."

Salma langsung membalas."Untuk apa? Hubungan kita telah selesai."

"Please,ada yang ingin ku jelaskan padamu mengenai pernikahan ku waktu itu."

"Aku nggak bisa,hubungan kita telah selesai.Jadi nggak ada lagi yang perlu dijelaskan."

"Tolong,pernikahan itu bukan mauku,please,kamu harus tau kalau aku nggak pernah berniat mengkhianati kamu."

Apa maksudnya? Tak berniat mengkhianati tapi mau-mau aja menikah dengan wanita lain.Apapun alasannya,harusnya Galang menolak kalau memang berniat serius dengannya.Tapi pernikahan itu tetap berlangsung.Apa acara pernikahan semewah itu hanya main-main? Itu bukan lelucon.

"Tolong Salma,aku ingin bertemu denganmu." Satu lagi pesan dari Galang masuk.

Tak membalas,Salma memasukkan begitu saja ponselnya kedalam tas.Dan cepat bergegas pulang sebelum Galang sampai.Hatinya kembali terasa perih.Ingat peristiwa Sabtu pagi yang telah menghancurkan harapan dan perasaannya.Pria yang dicintainya malah menikah secara diam-diam dengan wanita lain sehari menjelang acara tunangan mereka berdua.

Selama ini hubungan mereka baik-baik saja dan tidak ada gelagat yang mencurigakan dalam sikap Galang.Namun bisa-bisanya di khianati setelah dua tahun berikrar sebagai sepasang kekasih.Andai...andai saja Galang memang benar hanya dipaksa,demi kerjasama dan hubungan baik dua keluarga.Bukan berarti Salma akan mentolerir dan mau kembali pada Galang.Tidak mungkin dia akan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Galang dengan perempuan itu.

Saat sampai di depan pelataran kantor,Salma bersyukur,Galang belum tiba.Dengan cepat wanita itu menghampiri tukang ojek mangkal di sebrang jalan.Biasanya dia berangkat dan pulang bekerja naik angkutan umum untuk berhemat.Tapi kali ini biarlah membayar agak mahal ongkos ojek demi menghindar dari Galang.

* * *

Sehabis sholat Isya,Elang merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Entah kenapa pikirannya selalu tertuju pada Salma,bukan pada Vania kekasihnya.

Mencoba mencari nomor telepon wanita itu di kontak telepon.Seingatnya,dia dulu pernah disuruh Galang untuk menelepon Salma,saat kakaknya itu mengalami kecelakaan.Ternyata Elang tidak menyimpan nomor telepon Salma,karena memang waktu itu dia tidak punya alasan atau kepentingan untuk menyimpan nomor Salma.

Tersenyum tipis,dan merasa aneh seorang suami tidak punya nomor telepon istrinya.Elang geleng-geleng kepala,kemudian bangkit dari tempat tidur.Menyambar jaket dan kunci mobil,dan berjalan menuju tempat mobilnya parkir.

Elang hendak menemui Salma di kosannya,untuk membicarakan mengenai hubungan mereka.Tepatnya mengenai pernikahan mereka.

Ketika hampir sampai,Elang melihat mobil Galang parkir tidak begitu jauh dari depan pagar kosan yang hendak dia tuju.Tampak Galang bersandar pada mobilnya sambil menelepon.

"Pasti kak Gaga mau nemuin Salma." Gumam Elang menghentikan laju mobilnya tak mau berpapasan dengan Galang.

Ada sekitar sepuluh menit Elang memperhatikan Galang dari jarak aman.Sebelum kakaknya itu pergi dengan kesal,terlihat dari dia menendang ban mobilnya dengan kasar.

Elang memajukan mobilnya di mana tadi mobil Galang parkir.Berharap Salma keluar dari kamar kosnya yang berada di lantai atas.Pria itu berdiri di samping mobilnya dan selalu melihat ke arah pagar saat terbuka,siapa tau Salma yang keluar.

Bosan menunggu,Elang masuk ke dalam mobilnya.Saat akan menyalakan mesin mobil,sesosok yang dia nantikan keluar dengan memakai stelan baju tidur panjang bermotif bunga-bunga dan kerudung berwarna hitam.

Entah kenapa hati Elang bersorak girang dan membuka kaca mobil hendak memangil Salma.

"Halo Salma istriku..." Panggil Elang begitu Salma melewati samping mobilnya.

Salma menghentikan langkahnya dan sedikit terkejut ada suara yang memanggil namanya tapi dengan embel-embel istri.Matanya tertuju pada Elang yang tersenyum manis sedikit menggoda dari balik pintu mobil.

"Mas Elang...sedang apa di sini?" Tanyanya heran.

"Sedang mengunjungi istriku." Jawab Elang enteng. Sementara Salma tertegun mendengar ucapan Elang.Karna dia sendiri sampai lupa bahwa dia telah menikah dengan Elang.Dan pria yang ada di hadapannya ini adalah suaminya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Elang kemudian turun dari mobil.

"Mau ke warteg mas,beli makan malam."

"Saya juga belum makan malam,sekalian ya." Elang membuka pintu mobil untuk Salma.

"Tapi wartegnya ada di sebrang jalan sana mas,dalam gang.Mobil kamu gak akan bisa masuk."

Elang keluar dari dalam mobilnya.Untuk sesaat Salma tampak terpesona dengan penampilan pria di hadapannya.

Elang semakin tampan dengan memakai celana panjang berbahan jeans warna biru langit,di padu kaos oblong berwarna putih.Rambutnya yang setengah basah dan agak berantakan membuat pemuda itu tampak seksi di mata Salma.Sepertinya Elang habis mandi karna dia tampak segar dan ada wangi aroma segar sabun yang tercium.

"Hei...kok malah bengong..." Suara Elang menyadarkan Salma.

"Eh i-iya...maaf" Sahut Salma tersipu malu.

Salma dan Elang berdiri berdampingan di pinggir jalan untuk menyebrang.Saat menyebrang,reflek Elang menggandeng tangan Salma.Seketika tubuh gadis itu menegang,kedua pipinya bersemu merah dan menatap wajah Elang yang fokus pada jalanan.Entah kenapa hatinya terasa berbunga-bunga.

Elang berpura-pura fokus pada jalanan,padahal sebenarnya pria itu melirik Salma.Ingin tau bagaimana reaksi gadis itu atas apa yang dilakukannya.Ada perasaan hangat mengalir ke seluruh tubuhnya ketika tangannya menggenggam tangan Salma.Bahagia! Itu yang dia rasakan.Dari sudut bibirnya ada sesungging senyuman sebab Salma tak menolak sentuhan tangannya.

"Ternyata makanan warteg enak juga ya." Ucap Elang sambil mengunyah menu pilihan Salma untuknya yaitu gulai tahu di campur labu siam dan tempe goreng.

"Enak mas,udah gitu harganya murah lagi." Sahut Salma.

"Kamu tiap hari makan di sini?"

"Hampir tiap hari mas,terutama saat makan malam dan hari libur.Kalau mas Elang pasti tiap hari makan di restoran ya?"

"Gak juga,saya lebih suka bawa bekal dari rumah.Karna masakan mami saya itu enak banget.Paling kalau lagi gak bawa bekal saya makan ketoprak dekat kantor.Ketopraknya enak banget.Suatu saat saya akan bawa kamu untuk mencoba ketopraknya,pasti kamu nagih."

Ternyata,mas Elang dan mas Gaga gaya hidupnya sangat berbeda.Mas Gaga dulu selalu membawa Salma ke restoran atau kafe mewah.Sementara Elang sangat sederhana,lebih suka masakan maminya dan ketoprak.Bahkan makan di warteg pun dia mau.Begitu menurut Salma.

"Aku bisa minta nomor telepon kamu?" Elang dan Salma saling tukar nomor telepon.Dan terus ngobrol sampai makanan mereka habis.

"Besok pulang kerja aku jemput kamu ya..." Ucap Elang begitu mengantarkan Salma kembali ke kosannya.

"Gak usah mas,takut ngerepotin." Tolak Salma.

"Mana ada seorang suami merasa kerepotan menjemput istrinya pulang kerja." Jawaban Elang sukses membuat wajah Salma bersemu merah.Hatinya kembali berbunga-bunga.

1
ngatun Lestari
modus ah Helena... elang jaga hatimu ya .istrimu bentar lagi juga nyampe...ketemu, dan kuharap kalian bisa bersama dengan bahagia sampai mau memisahkan...tanpa drama ulat keket
ngatun Lestari
Salma, nanti ketemu suami kamu ya di rantau
ngatun Lestari
ayo...semangat menulis lagi.. lanjut
mukhlisar Sar
kalau begini untuk membaca bertahan tahan gak usah aja novel ini disini
ngatun Lestari: jangan berkomentar yang tidak baik, maaf.
menulis juga butuh ketrampilan dn ketenangan juga kecerdasan, kalo tidak suka mendingan tinggalkan saja tidak usah dibaca. tapi jgn komentar yg merugikan penulis, kasian sudah mengeluarkan energi dan waktu juga ide yg tidak mudah.
total 1 replies
mukhlisar Sar
karya yg sangat bagus dengan alur ceritanya membuat kita penasaran untuk melanjutkan untuk membacanya
ngatun Lestari
lanjut...
ngatun Lestari
kalo jodoh tak kan kemana...yakinlah itu
ngatun Lestari
lanjut dong.... seru ini
ngatun Lestari
semangat...cerita yg bagus.
Hary Nengsih
klo gakbada restu mending pidsh aja gak bakalan bahagia kedepan nya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah salma jd rebutan ya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
elang plin plan
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah istri rasa pacar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!