"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Kadal Berbisa
"Sayang.." Sapa Jeff saat dia masuk ke kamar nya, dia melihat sang istri tengah menggambar dengan tablet nya.
"Mas, baru pulang?"
"Iya, sayang. Mas capek banget nih, pengen di pijet." Ucap Jeff manja.
"Kemarilah, Mas." Jeff mendekat lalu merebahkan kepala nya di paha Queen, jemari lentik wanita itu memijat lembut kening suaminya.
"Pijatan mu selalu enak, sayang." Puji Jeff, dia mengecup mesra kening istrinya.
Queen tersenyum samar saat mencium aroma sesuatu dari suami nya. Ya, aroma suaminya tidak seperti biasa nya, seperti ada bau yang lain.
"Kamu belum mandi, mas?"
"Belum, kenapa?" Tanya Jeff santai, padahal dalam hati dia kelimpungan sendiri, khawatir kalau Kirana curiga. Padahal nyatanya perempuan itu sudah curiga pada suami nya.
"Bau mu berbeda, Mas. Tak seperti biasanya."
Jeff pura-pura mengendus tubuh nya, juga ketiak nya.
"Tidak, mungkin ini karena aku belum mandi sayang." Pria itu berkilah. Padahal dia sendiri tau kalau aroma parfum Kirana masih menempel di tubuh nya.
"Kalau begitu mandi lah, Mas." Ucap Queen, Jeff mengangguk dan segera pergi ke kamar mandi, meninggalkan Queen yang mati-matian menahan rasa sesak di dada nya.
'Mungkinkah kamu sudah berpaling Mas? Wanita mana yang mampu membuat mu berpaling Mas?' Batin Queen, dia ingin menangis tapi apa yang akan di pikirkan oleh Jeff nanti? Dia hanya perlu bersikap seperti biasa.
Meskipun hatinya di penuhi berbagai prasangka buruk pada sang suami, namun dia belum mempunyai bukti, bukankah dia harus percaya suaminya?
"Aku percaya suamiku pria setia, dia takkan melakukan hal semacam itu." Gumam Queen, sekuat tenaga meyakinkan hatinya.
Tak lama kemudian, Jeff sudah keluar dengan handuk yang melilit di pinggang nya hingga ke lutut. Kedua mata Queen membeliak saat melihat bekas cakaran di punggung suami nya, juga tanda kemerahan di leher nya. Itu bukan bekas gigitan nyamuk, tapi drakula. Ya, drakula.
"Mas, bekas apa di leher mu?" Tanya Queen, dia penasaran kiranya jawaban apa yang akan di berikan suaminya.
"Bekas? Bekas apa sayang?" Tanya Jeff sambil meraba leher nya.
"Bercermin lah, Mas." Jeff menurut, dia mematut diri di depan cermin. Mata nya melotot saat melihat bekas cupaang di leher nya, ini pasti Kirana yang melakukan nya, tapi kapan? Cukup mengherankan, karena dia tak sadar kapan perempuan itu memberi nya tanda merah.
'Alasan apa yang akan kau berikan Mas? Aku jelas tau itu bekas apa?' Batin Queen, dia tersenyum kecut saat melihat suaminya terlihat terkejut.
"Ini di gigit kadal sayang." Jawab Jeffran sekena nya.
"Kadal? Dimana kamu di gigit? Sebaiknya di periksakan saja, takut nya kadal nya berbisa." Pancing Queen dengan mimik wajah yang di buat-buat.
"Iya besok aku periksa kan sayang, hari ini Mas ada meeting siang bersama klien."
"Iya Mas, lalu tadi malam kamu tidur dimana?" Tanya Queen, membuat jantung Jeff terasa berhenti berdetak seketika.
"Mas tidur di hotel sayang, soalnya udah malem banget kalo mau pulang." Jawab Jeff beralasan. Memang tak sepenuhnya berbohong, karena semalam dia memang tidur di hotel, tapi bersama Kirana.
"Ohh baiklah Mas, lain kali kalau tidak pulang kabarin ya, jadi aku takkan menunggu."
"Iya sayang, Mas pakai baju dulu ya." Ucap Jeff, dia pun pergi dari hadapan Queen dengan terburu-buru.
'Mas, aku tau kamu berbohong. Kalau kamu tak jujur, aku yang akan mencari tau nya sendiri.' Batin Queen, menatap pintu ruang ganti yang baru saja tertutup dengan nanar.
Butuh waktu sekitar 15 menit untuk Jeff bersiap dengan pakaian nya, pria itu keluar dari ruang ganti dengan setelan jas rapih nya, rambut nya dia sisir ke samping seperti biasa, tapi yang berbeda adalah aroma parfum nya.
"Mas, pakai parfum apa?"
"Parfum yang biasa, kenapa sayang?"
"Aku tau, tapi kenapa pakai nya banyak-banyak?" Tanya Queen lagi, pasalnya aroma nya sangat kuat, apa mungkin suaminya memakai satu botol parfum?
"Tadi tumpah yang, jadi nya gini." Jawab Jeff, hari ini dia harus banyak memberi istrinya alasan yang dia karang sekena nya. Entah masuk akal atau tidak, yang penting istrinya itu percaya.
"Oohh, tutup yang bener lain kali." Ucap Queen memilih percaya saja.
"Iya sayang, Mas pergi dulu ya. Makan yang banyak, minum obat. Nanti mas pulang mau di bawain apa?" Tanya Jeff sambil mengusap wajah tirus sang istri.
"Mau martabak manis, Mas."
"Memang nya kata dokter boleh?"
"Bukan nya kemarin malam Mas bicara sama dokter Juna?"
"Ohh itu ya, kemaren gak jadi soalnya Mas di telepon klien." Jawab Jeff, padahal dia lupa dan malah bermalam dengan Kirana.
"Baiklah Mas, sebaiknya cepatlah pergi sebelum terlambat."
"Iya sayang, Mas pergi dulu ya." Jeff mengecup kening Queen dan pergi dari kamar itu.
Queen menatap kepergian sang suami dengan hati bergemuruh, secara logika saja mana ada yang bertemu dengan klien dengan aroma parfum sekuat itu? Sangat mencurigakan!
Belum lagi bekas cakaran dan tanda kemerahan di leher suaminya membuatnya curiga, di gigit kadal katanya? Kadal dari mana? Secara logika saja, suaminya selalu berada di dalam ruangan bersih dan terawat, jadi dari mana kadal itu berasal? Mengherankan.
"Kamu tak pandai berbohong, Mas!"
Di rumah sakit, Kirana sedang bertemu dengan dokter yang kemarin mengurus operasi ibu nya.
"Jadi, bagaimana keadaan ibu saya Dok?"
"Operasi nya berjalan lancar, tapi ibu Nona masih belum sadarkan diri." Jawab dokter itu, mata nya terus menatap ke arah Kirana yang terlihat cantik hari ini.
"Tapi Ibu saya bisa sembuh kan, Dok?"
"Penyakit nya cukup berat, untuk sembuh total hanya 5% saja."
"Sekecil itu, dok?"
"Ibu Nona telat di tangani, juga jadwal cuci darah yang harus nya di lakukan sebulan sekali, ngaret jadi 3 bulan sekali. Itu semakin memperburuk penyakit beliau, Nona."
"Ya, saya tau dan itu kesalahan saya, dok." Ucap Kirana lirih, andai saja dia mampu, pasti dia akan melakukan nya setiap bulan. Tapi, apa mau di kata? Gaji nya hanya mampu untuk membeli obat dan keperluan sehari-hari saja, kalau untuk cuci darah dan kemoterapi, biasanya Kirana menyisihkan terlebih dulu, setelah terkumpul barulah dia bisa membawa ibu nya berobat.
Tapi keadaan nya cukup menyulitkan, belum lagi rentenir yang hampir setiap hari mendatangi rumahnya untuk menagih hutang, itu menjadi beban tersendiri bagi Kirana.
.....
🌷🌷🌷🌷🌷