"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengikuti Pria Asing...
Kereta berhenti disebuah bangunan berbentuk kubah besar, beberapa penari pria turun dari dalam kereta menuju bangunan didepan.
Aisyah berpindah tempat dari dalam kereta langsung masuk kedalam bangunan kubah besar.
"Wow !!!, ini sungguh menarik wahai jam antik kuno !!!", ucap Aisyah sembari mengangkat sedikit rok panjangnya agar sepatunya tidak menginjak roknya.
"Benar nona, hamba sendiri baru melihat bangunan seindah ini !", kata jam antik kuno lalu lepas dari dalam saku baju Aisyah.
Bangunan kubah besar itu memiliki dinding berbentuk lingkaran penuh dengan hiasan kaca bening yang mengkilat, saat cahaya terang masuk mengenai dinding-dinding kaca akan terbias cahaya pelangi terang yang memancarkan sinar warna-warni didalam bangunan kubah besar ini.
Terlihat lantai kaca bening yang dibawahnya terdapat kolam air berisi ikan-ikan yang berenang kian kemari.
Dari luar, bangunan kubah besar tampak biasa saja dan terlihat seperti bangunan sederhana, tidak mencolok sama sekali tapi saat masuk kedalam kubah mata akan langsung terpana dengan keindahan bangunan unik ini.
Aisyah hampir melupakan tujuan utamanya yaitu mengikuti pria asing didalam bangunan kubah besar.
"Kemana pria asing itu !?", kata Aisyah seraya menoleh kearah samping kanan dan kiri.
"Sepertinya pria yang nona maksud itu !", kata jam antik kuno.
Berdiri sosok pria dengan rambut peraknya yang bercahaya didepan Aisyah seraya menyeringai.
"Keluarlah nona !", ucap pria asing itu.
"B---bagaimana dia tahu aku mengikutinya wahai jam antik kuno !?", bisik Aisyah bingung.
"Hamba, hamba tidak mengetahuinya nona !?", sahut jam antik kuno lalu pergi menghilang secepatnya.
"Astaga !?", ucap Aisyah. "Jam antik kuno itu benar-benar menempatkan diriku dalam jurang kematian yang dalam !?"
"Kenapa kamu mengikutiku ?", kata pria asing bernama Aidl. "Keluarlah ! Tidak perlu bersembunyi !"
"AHA...Ha..., lebih baik aku tetap seperti ini saja !", jawab Aisyah nyengir.
"Terserah ! Sebenarnya kamu tidak perlu bersembunyi seperti itu karena ini adalah istanaku dialam asing ini !", kata Aidl cepat.
Pria bernama Aidl lalu membalikkan badannya dan berjalan menuju kearah sebuah dinding berlapis emas. Aidl lalu merapalkan mantera seraya mengangkat kedua tangannya keatas.
Dinding berlapis emas itu lalu terbuka lebar layaknya pintu, rombongan penari pria lalu masuk kedalam ruangan yang ada didalam dinding berlapis emas.
"Ayo masuk kedalam atau kamu hanya mau menunggu diluar sana dan berdiri saja ?", kata Aidl menolehkan kepalanya.
"Eh !? Baik, baik, aku akan masuk kedalam !? Apa tidak berbahaya disana !?", kata Aisyah masih dalam wujud bayangan transparan.
"Apa kamu pikir ini sarang buaya ?", kata Aidl tertawa kecil.
"Sarang buaya lebih aman daripada masuk kedalam ruangan yang asing dan belum pernah aku temui !?", sahut Aisyah.
"Kamu pikir aku akan membunuhmu didalam sana ?", kata Aidl merengut.
"Pikiranku tidak pernah sebaik yang kamu perkirakan bahkan aku tidak pernah mempunyai pikiran yang positif !", kata Aisyah datar.
"Hmph !?", gumam Aidl. "Ternyata kamu masih kecil !"
Aidl melangkahkan kakinya memasuki lorong-lorong dengan suasana penuh bintang bertaburan. Terlihat dikanan dan kiri lorong terdapat planet yang berputar pelan.
Benar-benar ruangan yang ajaib dan penuh misteri alam yang menyimpan banyak rahasia.
"Tempat apa ini ?", kata Aisyah ketika mengikuti Aidl didalam lorong.
"Ini disebut lorong tak terbatas dalam Astronomi harus dibedakan dari astrologi, yang merupakan kepercayaan bahwa nasib dan urusan manusia berhubungan dengan letak benda-benda langit seperti bintang atau rasinya, lorong ini berhubungan dengan nasib serta urusan manusia !", kata Aidl tersenyum tipis.
"Apakah kamu semacam dewa atau malaikat ?", kata Aisyah penasaran.
"Aku tidak seperti itu, karena aku hanyalah orang yang mempelajari ilmu falak dan lorong ini hanyalah sebuah objek visual yang menggambarkan perputaran nasib manusia atau yang disebut juga takdir !", kata Aidl lalu menghentikan langkah kakinya.
"Takdir !?", kata Aisyah.
"Benar seperti takdir yang mempertemukan kita berdua di negeri antah berantah ini ! Siapa namamu ?", kata Aidl.
"Namaku Aisyah ! Salam kenal dariku !", kata Aisyah seraya menangkupkan kedua tangannya didepan dada.
"Namaku Aidl pemilik istana kubah ini ! Hosh amadid ! Az molaaghat e shoma khosh-bakhtam !", kata Aidl seraya menundukkan kepalanya.
"Terimakasih ! Terimakasih !", kata Aisyah gugup setengah tidak memahami ucapan Aidl, si pria asing.
"Mersi ! Khoshbakhtam !", sahut Aidl terlihat senyuman mengembang diwajahnya yang berseri-seri.
Aidl membawa masuk kedalam ruangan kubah lebih dalam lagi bahkan seakan kubah besar ini tidak memiliki batasan akhir ruangan. Mungkin dikarenakan bentuk bangunan ruangan kubah besar ini berbentuk lingkaran sehingga tidak terlihat batas ruangan didalam ruangan kubah ini.
"Kita akan kemana dan kamu akan membawaku kemana ?", tanya Aisyah heran.
"Aku mau memberi sesuatu kepadamu sesuai janjiku jika kamu mau membantuku !", kata Aidl.
"Apa ? Boleh aku tahu itu ?", kata Aisyah terbengong.
"Hai nona ! Bukankah aku sudah mengatakan padamu tadi malam untuk memberikanmu Bintang Roh ?", kata Aidl tertawa kecil pada Aisyah.
"Benarkah ? Seperti apakah bintang roh itu ?", kata Aisyah.
"Tunggu sebentar ! Aku akan mengeluarkan teropong dari dalam alam ghaibku !", kata Aidl dengan ekspresi wajah serius.
"Bintang Roh ?", kata Aisyah.
"Iya benar, aku akan memberikannya kepadamu !", kata Aidl. "Sebentar ! Teropong ini memang agak sulit untuk dikeluarkan dari alam ghaib !"
Pria asing bernama Aidl lalu mengeluarkan sebuah teropong ajaib berwarna Biru pirus dan teropong itu bisa berubah terus panjang dan memanjang.
Aidl merapalkan sebuah mantera ajaib dari mulutnya dan keluarlah huruf-huruf mantera dalam bahasa Persia kuno mengelilingi seluruh bagian ruangan kubah besar.
"Nokhost..., doovom..., sevom...!!!", ucap Aidl sembari memejamkan kedua matanya rapat-rapat.
Cahaya berwarna biru pirus kemudian keluar dari dalam teropong ajaib itu lalu muncul sebuah bintang memancar terang benderang dari cahaya berwarna biru pirus.
Bintang itu sangat cantik sekali dan berwarna Biru Pirus seperti warna samudera, biru sedikit kehijau-hijauan.
"Ini sangat cantik sekali Aidl !", kata Aisyah berbinar-binar.
"Iya, bintang ini yang disebut Bintang Roh !", kata Aidl lalu menyerahkan bintang tersebut kepada Aisyah.
"Bintang Roh berbinar-binar terang memancar memenuhi tangan Aisyah saat ia menyentuh tangannya !", kata Aisyah takjub.
"Tapi kamu harus bisa menjinakkannya agar Bintang Roh bisa kamu pergunakan saat kamu membutuhkannya !", kata Aidl.
Aisyah mulai mengerti dengan maksud Aidl, lalu berdiri tegak ditengah-tengah ruangan kubah besar lalu mencoba memasuki ruang bawah sadar untuk melihat wujud asli Bintang Roh.
"Halet chetore?"
"Kabarku baik-baik, aku Aisyah pemilik barumu wahai Bintang Roh !", kata Aisyah lalu membuka kedua matanya perlahan-lahan.
"Hosh amadid ..."
"Salam...", kata Aisyah.
"Aku punya ujian untukmu Nona Aisyah pemilik hamba !", kata Bintang Roh.
"Ujian apa yang harus aku tempuh agar aku bisa menggunakan dirimu wahai Bintang Roh ?", kata Aisyah.
Aisyah berada disebuah ruangan serba putih penuh dengan awan putih berterbangan melayang-layang diruangan alam ghaib. Ia hanya melihat dirinya sedang berdiri melayang seorang diri dengan Bintang Roh yang terbang diatas Aisyah.
"Cobalah melepas ikatan cahaya yang mengikat tiang pancang yang menancap didalam tanah ini !", kata Bintang Roh pada Aisyah.
"Baiklah ! Aku akan melakukannya, jika aku tidak mampu melakukannya, apakah kamu tidak akan menjadi milikku ?", kata Aisyah.
"Ini hanya syarat ujian dari langit untuk anda diakui kemampuannya oleh langit dan bumi serta agar nona lulus ujian menjadi pemilik Bintang Roh secara sah !", kata Bintang Roh.
"Baiklah jika itu adalah syarat ujian untukku akan aku lakukan !", kata Aisyah.
"Silahkan menyelesaikan ujian tahap pertama !", kata Bintang Roh.
"Saya akan melakukannya !", kata Aisyah lalu berpindah tempat mendekat kearah tiang pancang.
Saat Aisyah menyentuh ikatan cahaya yang mengikat tiang pancang yang menancap didalam tanah. Tubuh Aisyah tiba-tiba terpental keras jauh dari tiang pancang.
"Huussshhh...!!!", suara tubuh Aisyah melesat mendekati kembali tiang pancang yang menancap didalam tanah.
Berkali-kali tubuh Aisyah terlempar jauh dari tiang pancang yang menancap didalam tanah.
Wajah Aisyah berkeringat, pakaian yang menutupi tubuhnya basah oleh keringat tapi tatapan Aisyah masih sangat tajam seperti elang saat menatap kearah tiang pancang. Ikatan cahaya terang yang mengikat tiang pancang masih belum dapat ia lepaskan.
"Apakah kamu akan menyerah ?", kata Bintang Roh.
"Tidak ! Aku tidak akan menyerah sampai aku berhasil !", kata Aisyah.
"Jangan memaksakan diri nona !", ucap Bintang Roh cemas.
"Percayalah padaku ! Aku akan mendapatkanmu Bintang Roh !", kata Aisyah lalu melompat kearah tiang pancang dan berpindah tempat dengan sangat cepat.
Tangan Aisyah menyentuh cahaya yang mengikat tiang pancang seraya menggenggamnya erat-erat. Ia merasakan tangannya terbakar serta terlihat asap putih keluar dari sela-sela tangan Aisyah. "Panas !! Tanganku sangat panas sekali !!!", batin Aisyah sembari meringis menahan panas yang membakar tubuhnya.
Aisyah berusaha untuk bersikap dengan tenang serta memejamkan kedua matanya perlahan-lahan, ia menarik nafasnya dalam-dalam serta mulai melantunkan ayat-ayat suci. Ia berdiri melayang dengan sikap hikmat dan berdoa. Sikap yang merupakan tingkat ketinggian level batin.
Bibir Aisyah tidak hentinya melantunkan doa suci sembari tangannya memegang ikatan cahaya yang mengikat tiang pancang. Ia tidak merasakan lagi panas yang tadi ia rasakan saat tangannya memegang ikatan cahaya.
Rasa dingin mulai berganti menjalar diseluruh tubuh Aisyah, tubuhnya kini bergetar hebat sekali saat rasa dingin menyerang dirinya.
Pakaian yang ia kenakan tampak berkibar-kibar terkena hembusan cahaya terang yang memancar dari ikatan cahaya, perpindahan rasa panas menjadi rasa dingin membuat Aisyah bergetar kencang dan hampir membuat Aisyah kehilangan kesadarannya. "A---apa i---ini...!?", kata Aisyah dalam hatinya.
"Nona Aisyah ! Apa anda baik-baik saja ?", kata Bintang Roh gelisah.
Bintang Roh tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Aisyah yang sedang gemetaran karena sebelum ujian selesai Bintang Roh hanya akan diam tergantung di alam tak sadar. Jika Aisyah tidak dapat melewati ujian ini sampai selesai maka ia tidak akan dapat memiliki kekuatan Bintang Roh dan hanya mendapatkan Bintang Roh sebagai benda mati.
Mata Aisyah berubah menjadi putih tanpa pupil hitam, ia terlihat terus melafalkan doa dari bibirnya.
Tiba-tiba seluruh tubuh Aisyah dikelilingi oleh banyak bintang yang hampir menutupi seluruh tubuhnya dan terdengar suara ledakan dasyat keluar dari arah Aisyah.
"JEDDDAAARRR...!!!", suara ledakan dasyat terdengar berkali-kali.
Bintang Roh hanya mampu terdiam ketika melihat pemandangan menakutkan yang ada didepannya tanpa bergeming sedikitpun.