Nona ketiga Xiao Xinyi di paksa menikahi Adipati Ling Yun menggantikan kakak tertuanya yang terus berusaha untuk mengakhiri hidupnya.
Siapa yang tidak tahu jika Adipati Ling Yun selalu berselisih dengan Tuan besar Xiao. Dua keluarga besar yang saling bertentangan itu di anugerahi pernikahan Kaisar Jing Hao.
Bersedia ataupun tidak salah satu wanita dari kediaman Xiao harus menikah menjadi Nyonya utama kediaman Adipati Ling Yun. Intrik dalam pernikahan yang berlandaskan politik menjadikan Nona ketiga Xiao Xinyi harus membuat rencana untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setatus yang cukup berguna
Nyonya utama Ling mengajak menantunya pergi ke salah satu tempat makan paling terkenal. Setiap satu hidangan membutuhkan sepuluh tahil untuk membelinya. Hanya orang-orang kaya yang mampu masuk membeli hidangan dengan harga tinggi. Di salah satu ruangan pribadi mereka berdua menikmati setiap hidangan yang telah di pesan.
Mereka melanjutkan berbelanja setelah selesai sarapan. Nyonya utama Ling menarik menantunya menuju ke salah satu toko kain paling terkenal. Dia memilihkan banyak kain indah juga yang terbaik. Harga tidak perlu di katakan lagi. Yang pasti bisa di gunakan untuk menyewa satu kedai dalam dua bulan.
"Ibu ini sudah sangat banyak. Bagaimana jika kita kembali?" Xiao Xinyi memeluk lengan Ibu mertuanya.
Nyonya utama Ling juga mendapati jika semua barang yang ia beli sudah melebihi batas maksimal dari kereta. "Baik, tapi kamu juga harus memilih perhiasan. Barang di kamar kamu terlihat masih sangat sedikit."
Mendegar itu Xiao Xinyi hampir menarik Ibu mertuanya untuk segera pulang. Tumpukan perhiasan di dalam kamarnya bahkan harus di tata dengan teliti agar muat. Dan jika dia menambah lagi tentu harus ada meja baru atau lemari baru khusus untuk menyimpan perhiasan.
Gadis itu di tarik keluar dari toko kain menuju ke toko perhiasan yang ada di sebelah. Saat masuk perhiasan berjejer sangat menyilaukan kedua matanya. Ada begitu banyak wanita muda dan nyonya kediaman berdatangan saling berdesakan. Mereka semua selalu memilih perhiasan termahal di toko. Bahkan saling berebut hanya untuk mendapatkan tusuk konde emas murni berbentuk bunga mawar.
"Xinyi, kamu bisa memilih mana yang menurutmu bagus." Nyonya utama Ling menatap hangat kearah menantu perempuannya. "Tuan. Aku ingin membeli dua set perhiasan terbaru bulan ini. Tidak perlu melihat harga yang penting kualitas terbaik."
Pemilik toko terlihat sumringah. "Tentu. Nyonya tolong tunggu sebentar." Jarang-jarang ada seorang Nyonya kaya yang memilih perhiasan berkualitas tanpa melihat harganya. Pria pemilik toko mengambilkan dua set perhiasan terbaik di tokonya. "Nyonya dua set perhiasan ini baru saja datang dua hari yang lalu. Untuk harganya tentu saja sangat mahal." Membuka kotak perhiasan.
Dua set pernikahan memiliki keindahan tersendiri. Satu set di sebelah kanan terbuat dari permata merah delima dengan taburan serbuk berlian. Dan satu set di sisi kiri terbuat dari permata hijau zamrud yang langka.
"Sangat indah."
"Ini. Pasti sangat mahal."
"Wahhh..."
Semua pembeli yang ada di dalam ruangan langsung berkerumun ingin melihat dua set perhiasan dengan nilai tinggi.
"Saya menginginkannya." Seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahunan mendekat. Dia bahkan mengambil dua set perhiasan yang ada di atas meja.
Tatapan Nyonya utama Ling menjadi tidak bersahabat. Begitu juga Xiao Xinyi merasa cukup tersinggung dengan tindakan wanita kurang ajar di sampingnya. "Nyonya, kami sudah memilihnya terlebih dulu. Lebih baik anda memilih perhiasan yang lainnya," ujar Xiao Xinyi berusaha untuk tetap tenang.
Tatapan merendahkan terlihat sangat jelas di mata wanita itu. "Apa kalian yakin ingin memiliki dua set perhiasan berharga ini? Lihatlah baju yang kalian kenakan." Tertawa penuh ejekan. "Wanita rendahan. Apa kalian baru saja keluar dari tempat pemuas para laki-laki? Hahah..."
Plakakk...
Bruukk...
Prangg...
Xiao Xinyi menampar wanita di depannya dengan sangat kencang. Bahkan membuat tubuh wanita itu jatuh menabrak meja membuat perhiasan berjatuhan. "Aku kira seorang wanita bangsawan masih memiliki batasan dalam ucapan. Tapi kelihatannya ucapan dan tindakan sangat murahan."
Semua orang juga ikut bergumam melihat wanita aneh yang baru saja merebut perhiasan berharga.
"Kamu?" Wanita itu melotot menatap gadis yang telah menamparnya sangat kuat. Rasa perih di pipinya bahkan terasa menyakitkan. Dia bangkit, "Kamu berani menamparku? Penjaga." Dia berteriak kuat. Para penjaga masuk bergantian menghadang. "Tangkap mereka berdua. Aku ingin membawanya ke pengadilan."
Nyonya utama juga terkejut melihat tindakan menantu perempuannya. Dia tidak menyangka Xiao Xinyi yang selalu bersikap tenang dapat melakukan tindakan kejam.
Gadis itu menghadang tepat di depan Ibu mertuanya. Namun tangannya di tarik lembut Ibu mertuanya. "Ibu." Menatap kearah Nyonya utama Ling.
"Xinyi, jangan takut ada Ibu di sini. Semua akan baik-baik saja." Nyonya utama Ling menatap hangat ke arah menantu perempuannya.
Cuiiitttt...
Nyonya utama Ling bersiul. Xiao Xinyi menatap dengan keterkejutan.
Suara hentakan kaki terdengar mendekat. Para pengawal bayangan berdatangan menghadang di luar toko perhiasan. Seorang pria dengan pedang di tangannya mendekat. "Nyonya." Memberikan hormat.
Ssreengg...
Pedang di tarik keluar menghadang di depan.
Wanita itu terlihat ketakutan mendapati jika dia telah melakukan kesalahanan fatal. "Suamiku." Dia bergerak kearah seorang pria paruh baya yang baru saja masuk ke dalam toko. Dia menarik lengan suaminya. "Gadis gila ini telah menamparku." Memperlihatkan wajahnya yang telah bengkak. "Kamu harus melampiaskan amarahku." Suara manjanya terdengar memuakkan.
Pria paruh baya itu melihat kearah wajah Selir barunya. "Pipi lembutmu bahkan bengkak." Menatap marah kearah dua wanita dengan pengawal menghadang di depannya. "Aku hakim di Ibu kota ini. Kalian bahkan berani bertindak lancang. Sekalipun ada banyak pengawal hukum harus tetap di tegakkan. Nyonya, jika anda tidak ingin bekerja sama hukuman akan lebih berat."
Nyonya utama Ling tertawa kecil. "Xinyi, salah Ibu karena jarang keluar rumah. Sehingga tidak ada yang mengenai Ibu Adipati Ling Yun."
Mendegar itu pandangan mata pria paruh baya itu menjadi ragu. Keringat di keningnya keluar begitu saja. "Nyonya utama Ling tidak pernah keluar dari kediaman. Jika anda berbohong tentang identitas. Hukuman tidak hanya tentang cambukan tapi pengasingan." Ancaman di lontarkan begitu saja.
"Tuan, lebih baik anda segera meminta maaf dan pergi. Jika suamiku datang aku takut masalah ini tidak akan berhenti dengan mudah," ucap Xiao Xinyi mengangkat wajahnya. Dia menatap penuh percaya diri. Identitas istri Adipati cukup bermanfaat kali ini. Dalam hatinya dia tertawa cukup puas.
"Suamiku, mereka hanya menggertak. Apa kamu tidak ingin memberikan keadilan untukku?" Wanita itu terus merajuk. "Apa kamu tega istri mu dianiaya?" Dia menangis di pelukan suaminya.
Pria paruh baya itu menjadi binggung. Dia takut jika benar mereka dari kediaman Adipati. Tentu saja dia tidak memiliki keberanian untuk berurusan dengan Adipati Ling Yun. "Sebagai seseorang yang penuh belas kasih. Aku akan melepaskan kalian." Dia ingin menarik istrinya untuk pergi. Namun langkahnya terhenti saat orang yang ia takutkan benar-benar datang.
Seringaian tajam itu membuat senyuman menakutkan. "Setelah merendahkan keluargaku. Apa kalian pikir bisa pergi begitu saja."
Sseeettt...
Pedang di lemparkan dengan cepat menuju ke arah pria paruh baya di depannya. Pedang meleset satu centi dari telinga pria paruh baya itu. Dan menancap di dinding toko. Semua orang mundur ketakutan.
Pria paruh baya itu berlutut dengan tubuh bergetar bersama selir barunya.
Adipati Ling Yun berjalan mendekat menghadang di hadapan Ibu dan Istrinya.