NovelToon NovelToon
Suami Sewaan Nona Muda Arogan

Suami Sewaan Nona Muda Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: alya aziz

Warning! Area 21+ yang masih di bawah umur harap tidak membaca novel ini. 🙏😁


Seorang gadis bernama Elisa yang punya segalanya dalam hidup, ia cantik, populer dan kaya raya. Hidupnya begitu sempurna, namun tak banyak yang tahu jika ia mempunyai trauma masa kecil karena penghianatan sang ayah yang menyebabkan ibunya meninggal bunuh diri.


Lima belas tahun berlalu. Sebelum sang ayah meninggal, beliau menulis sebuah surat wasiat yang bertuliskan bahwa seluruh harta kekayaannya akan jatuh ke tangan sang putri tunggalnya. Dengan syarat Elisa harus menikah dan melahirkan keturunan penerus keluarga.


Elisa yang tak percaya dengan adanya cinta sejati mulai mencari cara agar ia mendapatkan warisan tersebut. Dan saat itulah seorang pria sederhana muncul di hadapannya karena meminta Elisa membatalkan penggusuran pemukiman tempat pria itu tinggal.



"Aku akan membatalkan penggusuran itu dengan satu syarat, menikahlah denganku, setelah aku hamil dan melahirkan kamu akan aku bebaskan." Elisa Eduardo.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.3 (Trauma masa kecil)

Brakkk!!

Elisa menggebrak meja dengan penuh kekesalan. Ia tak habis pikir bagaimana bisa sang Papa membuat surat wasiat yang begitu tidak masuk akal baginya. Menikah, adalah satu kata yang begitu tabu dan tidak ingin ia lakukan seumur hidupnya, tapi kini otaknya harus kembali berpikir ulang, jika tidak maka semua harta yang seharusnya ia miliki bisa saja berpindah tangan.

"Kenapa harus menikah! Apa Papa ingin aku merasakan hal seperti yang Mama rasakan? ... Semua laki-laki itu sama saja, brensek, pengkhianat!" Pekikan Elisa menggema di setiap sudut kamar. Ia tidak bisa berpikir jernih, apa lagi saat membayangkan ekspresi wajah tantenya di ruang tamu tadi.

~

Setelah kepulangan pengacara itu, Kepala pelayan Nini menyusul masuk kedalam kamar. Saat masuk ia cukup kaget, saat melihat ruangan menjadi berantakan. Pandangannya teralihkan ke Elisa yang sedang berdiri di balkon kamar. Perlahan Kepala pelayan Nini menghapiri dan langsung berdiri di samping Elisa.

"Apa Nona baik-baik saja?" Takut-takut Kepala pelayan Nini mencoba bertanya, meski ia tahu sang Nona muda sedang tidak baik-baik saja.

Elisa menoleh perlahan kepada kepala pelayan Nini, kemudian kembali menatap nanar kearah depan. "Pernikahan adalah hal yang paling tidak masuk akal, saat dua orang yang sepakat untuk saling terikat lalu teriksa satu sama lain. Dua belas tahun yang lalu aku hanya anak kecil yang bingung dengan situasi mereka, tapi semua terekam jelas di ingatan ku. Pengkhianatan, kekerasan, depresi dan ... bunuh diri."

Napas kepala pelayan Nini, serasa tercekat saat mendengar kata-kata Elisa. Ya, ia tahu betul rasa trauma yang di alami Nona mudanya itu. "Pernikahan tidak selamanya seperti itu Nona ... banyak di luar sana, orang yang saling mencintai dan hidup berdampingan sampai ajal memisahkan. Saya dan suami saya saling mencintai namun takdir berkata lain, dia harus pergi untuk selamanya."

"Semua sama-sama menyedihkan. Baik itu kehilangan yang di sengaja atau di paksa oleh takdir. Aku akan mendapatkan warisan itu tanpa harus melibatkan hati dan perasaan." Elisa mulai memikirkan satu cara agar ia tetap menikah dan mempunyai anak, tanpa harus terikat selamanya. Ia belum yakin dengan rencananya namun jika hanya itu jalan satu-satunya, maka ia akan melakukan hal tersebut

"Apa maksud Nona?" Kepala pelayan Nini nampak kebingungan, namun saat ia butuh jawaban, Nona mudanya itu hanya menoleh seraya tersenyum kepadanya.

**

Sekitar pukul tujuh pagi, Kepala pelayan Nini mondar mandir di depan teras utama seraya terus melihat jam di tangannya. Ya, hari ini adalah hari pertama Elisa menggantikan posisi Edo Eduardo sebagai CEO EA Grup dan yang akan menjadi asisten sekaligus sekretarisnya adalah putri satu-satunya dari kepala pelayan Nini.

Kepala pelayan Nini akhirnya bisa benapas lega saat melihat sang putri yang mengendarai motor metic, memasuki area Mansion. Ia pun segera menghampiri sang putri yang baru saja memarkirkan motornya. "Kenapa kamu lama sekali?"

"Maaf Bu, kesiangan mana jalanan macet." Viola melepaskan helmnya seraya merapikan rambut yang acak-acakan karena terkena angin.

"Ibu sudah bilang kan, Nona muda itu tidak suka orang yang tidak tepat waktu. Pokoknya kamu harus bekerja dengan baik dan ingat pesan ibu."

"Siap Bu, aku tidak akan mengecewakan Ibu, ibu sudah menyekolahkan aku jauh-jauh ke jepang tentu saja aku harus berusaha sebaik mungkin."

"Bagus, kalau begitu ayo kita masuk Nona muda sudah menunggu kamu di ruangannya. Ada beberapa peraturan yang ingin Nona sampaikan sebelum kalian berangkat ke perusahaan." Kepala pelayan Nini menggadeng tangan Viola, melangkah masuk ke Mansion mewah itu.

**

Sementara itu di tempat yang berbeda. Melvin dan Jack kaget saat orang-orang berjas hitam itu kembali lagi dengan membawa sebuah surat hasil keputusan pengadilan. Tangan Melvin bergetar saat membaca selembar kertas itu, matanya mulai berkaca-kaca, ia tidak sanggup untuk hari ini, tidak sanggup karena pada akhirnya mereka harus pergi dari ruko yang amat berharga.

"Kami sudah bilang, jangan macam-macam dan kakak kamu itu tinggal tanda tangan saja. Minggu depan ruko tua ini akan rata dengan tanah dan sebelum itu terjadi, silahkan bereskan barang-barang kalian." Salah seorang berjas hitam itu melempar puntung rokok yang baru saja selesai ia hisap kehadapan Melvin dan Jack lalu melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

Jack yang juga nampak syok, menoleh kearah Melvin yang masih menunduk seraya menatap selembar kertas itu. "Kamu nggak apa-apa? Andai Rey ada di sini pasti dia nggak akan membiarkan orang-orang itu, jangan terlalu banyak berpikir kita tunggu kakak kamu datang baru kita pikirkan langkahnya selanjutnya."

Melvin tak bergeming dan langsung meremukkan kertas itu. Ia menoleh kearah Jack yang masih setia memperhatikannya. "Kak Rey bohong, dia bilang semua akan baik-baik saja tapi sekarang ruko ini akan di gusur kak! Aku nggak bisa diam seperti ini, aku akan pergi ke perusahaan itu dan memperjuangkan tempat ini."

"A-apa, kamu mau EA Grup? ... Vin kita tunggu sampai kakak kamu pulang." Jack berusaha menahan lengan Melvin tapi sepertinya usahanya sia-sia karena Melvin langsung memberotak, melepaskan diri dan langsung pergi begitu saja. "Vin! Berhenti ... anak itu sama kerasnya dengan Reynald. Aku harus segera menelpon Rey." Jack langsung meraih ponselnya dan langsung menelpon Reynald.

**

"Apa jadwal ku hari ini?" tanya Elisa yang saat ini sedang duduk berdampingan dengan Viola, sekertaris barunya di dalam mobil.

"Hanya rapat direksi dan pengenalan kepada seluruh karyawan Nona, anda bisa aktif bekerja besok," jelas Viola dengan lugas.

"Kamu cekatan juga berapa usiamu, dimana kamu kuliah dan apa pengalaman kerja kamu?" tanya Elisa saat menoleh kearah Viola.

"Terimakasih Nona, saya baru saja lulus tahun lalu di salah satu universitas di Tokyo Jepang, saya sudah lolos interview sebagai seketaris anda sejak satu minggu yang lalu, sekarang umur saya dua puluh dua tahun."

"Masih muda dan cukup cerdas, tapi kamu harus ingat cerdas saja tidak cukup untuk ku, jangan karena kamu anak dari BI Nini aku akan mengistimewakan mu. Jika kamu melakukan kesalahan, aku akan langsung memecat mu," tutur Elisa seraya menatap tajam kearah Viola.

Viola bisa merasakan nada ancaman dari ucapan Elisa. Ia berusaha menelan salivanya sekuat tenaga kemudian mulai menundukkan kepala. "Ba-baik Nona, saya akan bekerja sebaik mungkin agar tidak mengecewakan Nona dan perusahaan."

Mobil yang membawa Elisa memasuki area gedung perkantoran milik EA grup. Mobil itu berhenti di depan Lobby. Namun ada yang sedikit aneh karena situasi di depan pintu utama lobby kantor nampak sangat ramai.

"Kenapa ramai sekali di sana?" Elisa membuka kaca jendela mobil agar lebih jelas.

"Nona tunggu di sini sebentar saya akan memeriksa kondisi di dalam sana."

Viola melangkah turun dari mobil. Ia mendekati kerumunan orang-orang itu dan mulai menelusup masuk. Ia cukup kaget saat melihat petugas keamanan sedang berusaha menghentikan seorang pemuda yang mengamuk di lobby kantor. Ya orang itu adalah, Melvin.

"Ada apa ini?" tanya Viola kepada salah seorang petugas keamanan.

"Pemuda ini memaksa masuk dan ingin bertemu dengan CEO EA gruop," jelas petugas keamanan itu.

"Biarkan saya bertemu CEO, dia sudah semena-mena dan ingin merampas hak kami! Cepat panggil bos kalian!" teriak Melvin yang sudah babak belur.

Viola bisa merasakan jika ini adalah Zona bahaya, Elisa tidak boleh bertemu dengan pemuda itu. "Begini ya anak manis, CEO EA group baru saja meninggal dunia dan CEO baru belum di resmikan, jadi kamu bisa pulang dan menunggu informasi selanjutnya, kami pasti akan menyampaikan keluhan kamu ini."

"Apa ada yang ingin bertemu dengan ku?"

Viola membulat matanya saat tiba-tiba saja ia mendengar suara yang begitu tidak asing. Perlahan ia berbalik dan benar saja suara yang ia dengar itu adalah suara Elisa. "No-nona, kenapa Nona keluar?"

Elisa tak menjawab pertanyaan Viola ia melangkah medekati Melvin. Ia membuka kacamata hitam yang ia pakai, ia menatap pemuda yang kini berdiri dengan lemas di hadapannya. "Saya adalah CEO perusahaan ini, apa yang membuat kamu mencari saya sampai rela babak belur seperti ini?" Elisa menatap tajam kearah Melvin. Ia benar-benar tertarik melihat keberanian bocah sembilan belas tahun itu.

Tubuh yang sudah terasa remuk, kini semakin terasa bergetar. Untuk seorang seperti Melvin, tatapan mata Elisa begitu mengerikan baginya. Beberapa detik ia terdiam sampai akhirnya ia berlutut di hadapan Elisa. "Saya mohon Nona, tolong jangan gusur tempat tinggal saya. Saya akan melakukan apapun, tapi tolong jangan gusur tempat tinggal saya."

Melvin menangis tersedu-sedu di hadapan Elisa, tanpa memikirkan harga diri, ia memohon dan bersimpuh di hadapan CEO baru EA grup itu. Baginya ia sudah cukup dewasa untuk berbagi beban yang dengan sang kakak. Sudah cukup selama ini ia hanya bisa duduk manis tanpa melakukan hal apapun.

"Melvin!!" Teriakan itu menggema di lobby kantor yang di kerumuni banyak orang. Saat ini perhatian semua orang teralihkan kepada sesosok pemuda tampan yang beridiri di ambang pintu utama kantor, begitu juga dengan Elisa dan Melvin yang menoleh kearah sumber suara.

"Kakak," lirih Melvin saat melihat kedatangan Reynald.

Ternyata dia punya saudara laki-laki, batin Elisa seraya memandangi Reynald yang juga sedang memandanginya. Tatapan mereka saling beradu dengan jarak sekitar tiga meter, seperti takdir yang baru saja menyapa di kala matahari yang baru saja sampai di pertengahan hari.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote+hadiahnya ya readers 🙏😊😍

1
Edy Sulaiman
gak di ajak sekalian Viola nya.
DG s
Luar biasa
Edy Sulaiman
Lucu si Elisa sdh di embatt masih takut dan malu meluhat si JONI...hhhh. .mntap
Edy Sulaiman
Reynald bagaikan dpt durian runtuh sebenarnya bila tdk terlalu gengsi...
Jamayah Tambi
Rq athur/Good/
Jamayah Tambi
Kenapa baik sangat 2 anak manusia ni.Sangat memaafkan.Maka itu tg terbaik./Drool//Drool//Drool//Drool/
Jamayah Tambi
Tak faham bahasanya mama Jack
Jamayah Tambi
Nasib baik Elisa masih ada perikemanusiaan.
Jamayah Tambi
Sakit oo cinta tak berbalas.Apa lagi cinta pandang pertama/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Manisnya mulut lelaki saat masih mencintai.Cuba klu selingkuh,manis itu utk selingkuhinya.
Jamayah Tambi
Kau yg pilih.Dulu masa Rey menyukai kamu buat tidak tau saja.Tp bila Reyvdah bersama Elusa kamu mau merebutnya kembali.Memang tak lah./Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Sifia berubah lah.Jangan dirayu pada yg tak sudi.Cuba pikir deh, kamu tak ada apanya berbanding Elisa.Jadi logoknya Reyctak akan meninggalkan Elisa demi kamu wp kamu cinta pertamanya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Ngaco,
Jamayah Tambi
Ah bahagianya mereka/CoolGuy//Tongue/
Jamayah Tambi
Tabungan utk masa depan.Gara2 ketahuan habis wang mu Jack/CoolGuy/
Jamayah Tambi
Enak ya dipeluk sama pacar.
Jamayah Tambi
Bijak kau Elisa/Good/
Jamayah Tambi
Bawa ke RSJ jer.Biar sembuh
Jamayah Tambi
Orang gila memang tidak pernah rasa bersalah.Wp dia memang salah.Dasar ular/Determined//Determined//Determined/
Jamayah Tambi
Sah2 memang otak sofia dah tak betul.Dasar sakit mental.Harap muka je cantik.Hati kotor/Puke//Puke//Puke//Puke/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!