Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.21 Resmi Bercerai
Aileena kini dapat bernafas dengan lega sebab putusan sidang telah keluar. Kini ia telah resmi bercerai dan resmi menyandang status janda. Ia bersyukur, Adnan tidak mempersulitnya. Bahkan Adnan tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali.
Fatur yang pagi tadi tiba-tiba saja datang ditemani Khanza dan Rama pun menghela nafas lega setelah hakim mengetukkan palunya tanda berakhirnya hubungan pernikahan Aileena dan Adnan.
Entah Aileena harus bersyukur atau bersedih atas status yang kini ia sandang, tapi ia yakin dalam hati, akan ada pelangi sehabis hujan. Tuhan takkan mengujinya di luar batas kemampuannya. Perceraian memang sesuatu yang diizinkan tapi paling dibenci Allah. Tapi baginya, tak ada yang mampu dipertahankan lagi semenjak ia mengetahui fakta perselingkuhan Adnan yang di luar batas. Bukankah Adnan sendiri yang memberikan pilihan, menerima atau berpisah?
Aileena tak mau makin sakit lalu terpuruk dengan menerima hubungan mereka. Biarlah ia melepaskan, setidaknya rasa sakit itu tak akan terus menggerogoti jiwanya bila terus dihadapkan pada dua manusia tak punya hati seperti mereka.
"Selamat ya, Ai! Akhirnya, kau bisa benar-benar lepas dari mantan suami brengs*kmu itu." ujar Khanza dengan mata berbinar. Ia bahagia. Setidaknya dengan status yang jelas, Aileena bisa memulai hidupnya dengan lebih baik.
"Terima kasih ya, Za! Terima kasih kau selalu ada untukku. Baik saat suka maupun duka. Kau memang yang terbaik." ucap Aileena penuh ketulusan. "Dan kalian, Rama, Mas Fatur, aku nggak tau harus bilang apa ke kalian. Padahal aku belum lama mengenal kalian tapi sikap kalian bahkan sudah seperti sudah sangat lama mengenalku. " imbuhnya lagi.
"Tak perlu berterima kasih. Aku hanya ingin melakukan apa yang membuat kekasihku bahagia termasuk memberikan dukungan secara moril padamu. Nah, kalau untuk yang satu itu baru beda lagi. Dukungannya itu spesial lho! Ada niat tersembunyi." ujarnya sambil tergelak.
Fatur melotot tajam pada Rama yang menyengir lebar. Sedangkan Aileena mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan ucapan ambigu Rama.
"Ada niat tersembunyi? Emang bener mas kamu punya niat tersembunyi sama aku? Apa itu?" tanya Aileena dengan sorot mata meminta penjelasan.
Fatur gelagapan saat mendapatkan serangan pertanyaan dari Aileena. Tidak mungkin kan ia secara terang-terangan menyatakan ingin menenangkan hatinya. Sedangkan Aileena saja baru mendapatkan status barunya.
"Mas, jawab! Kok malah bengong gitu." Aileena mendelik. Mereka masih berada di depan gedung pengadilan. "Kamu ada niat buruk sama aku?" tuding Aileena.
"Eh, niat buruk? Mana ada. Adanya niat baik." sahutnya cepat. Ia tak mau Aileena salah sangka.
"Niat baik? Niat baik apa?" tanya Aileena membuat Fatur menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Grogi.
"Mas ..." panggil Aileena seraya menepuk pangkal lengannya.
"Ck ... ngomong to the point aja susah banget atasna kamu itu, Ram! Oops ...!" ujar Khanza keceplosan. Lalu ia menyengir 5 jari , kemudian segera menarik tangan Rama menjauh karena merasa bersalah sudah keceplosan bicara.
"Atasan? Maksudnya kamu sebenarnya atasan Rama, Mas?" cecar Aileena menuntut jawaban.
"Bisa kita bicaranya di tempat lain? Nggak enak di sini, Ai. Jadi tontonan gratis orang-orang." tukas Fatur seraya menepikan rambut Aileena yang terburai ke depan ke belakang telinganya. Aileena pun mengangguk setelah memperhatikan ke sekeliling hingga tiba-tiba matanya terpaku ke satu orang yang sedang berjalan menuju tempatnya dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan dan tangan terkepal.
"Sepertinya kau sangat senang berpisah denganku?" ujar Adnan dengan nada mencibir.
Aileena mengerutkan keningnya bingung. Sedangkan Fatur menatap Adnan dengan tatapan datar. Ia telisik diri Adnan dari atas hingga ke bawah, terlihat seperti orang berpendidikan. Tapi penampilan tidak menjamin sifat dan perilaku, bukan.
"Tentu. Tentu aku sangat senang. Untuk apa kau tanyakan lagi. Bukankah jawabannya sudah sangat jelas." sahut Aileena datar , namun penuh ketenangan.
Fatur salut dengan sikap Aileena, dimana perempuan lain bila disakiti akan menangis histeris hingga meraung , terkadang juga marah-marah dan mengamuk hingga mengumpati orang yang menyakitinya, tapi Aileena sangat berbeda.
Adnan tersenyum sinis sambil melirik Fatur yang masih dengan sikapnya yang tenang tapi sorot matanya menatapnya tajam.
"Ya, kau senang sebab sekarang kau bisa bebas berdekatan dengan lelaki manapun. Kemarin laki-laki lain. Hari ini, beda lagi." ejeknya dengan salah satu sudut bibir yang terangkat.
Aileena mengerutkan keningnya mendengar nada penuh cemoohan dari mantan suaminya itu.
'Ya, kau senang sebab sekarang kau bisa bebas berdekatan dengan lelaki manapun. Kemarin laki-laki lain. Hari ini, beda lagi.'
"Apa maksudmu, Mas? Apa kau mau menuduhku sebagai perempuan tak baik-baik yang suka berdekatan dengan banyak lelaki?" sinis Aileena.
Sorot matanya yang tenang kini berkilat amarah. Begitu pun Fatur, tangannya sudah mengepal. Rasanya ingin sekali Fatur melepaskan satu buah bogem mentah pada lelaki brengs*k yang ada di hadapannya itu. Tapi ia tahan keinginan itu sebab mereka masih berada di lingkungan pengadilan.
"Bukankah itu kenyataannya? Aku mendapatkan foto mu bersama lelaki lain di sebuah restoran, lalu kini di pengadilan dengan lelaki lain. Aku baru tau wajahmu sebenarnya, Ai. Sifat dan kelakuaanmu ternyata tidak sepolos wajahmu." tukas Adnan penuh cemoohan.
"Oh, jadi menurutmu aku seperti itu? Terserah kamu sajalah, Mas mau menilaiku seperti apa toh kita tidak punya hubungan apa-apa lagi sekarang. Kau tak perlu repot-repot ikut campur urusanku. Urus saja istri barumu dan calon anakmu itu. Aku doakan semoga kalian bahagia walau harus menari di atas penderitaan KAMI." ucap Aileena santai tapi penuh penekanan pada kata 'kami'.
Adnan bingung dengan maksud ucapan Aileena. Seperti ada sesuatu yang tersirat dalam ucapan Aileena tapi ia tidak tau apa. Ingin ia bertanya, tapi Aileena telah berlalu. Baru saja Adnan hendak mengejarnya, tapi sesosok tinggi menjulang dengan rahang tegas dan sorot mata tajam menghentikan langkahnya.
"Jangan pernah mengusik hidup Aileena lagi! Ia pantas bahagia. Dan kini giliran ku untuk memperjuangkan dan membahagiakannya." pungkas Fatur pelan tepat di depan wajah Adnan membuat tangannya mengepal seakan tak rela ada seseorang yang akan memperjuangkan dan membahagiakan Aileena.
Itu sudah jelas artinya, lelaki itu ingin menjadikan Aileena sebagai miliknya.
"Sial! Mengapa hatiku rasanya tak rela. Ingat Adnan, sebentar lagi istrimu akan memberikanmu keturunan seperti yang kau impikan. Dan sebentar lagi juga kau bisa membuktikan pada orang-orang kalau kau tidak mandul. Kau akan memiliki anak yang kau idam-idamkan selama 3 tahun ini. Jadi lupakan mantan istrimu yang tak berguna itu. Untuk apa kau memikirkannya. Ia hanya perempuan mandul. Dia tak bisa memberikanmu keturunan. Ya, lupakan perempuan tak berguna itu." peringatnya pada diri sendiri.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Karena kalau di awal..... namanya pendaftaran hahaha
kepo nih thor....