NovelToon NovelToon
Cahaya Ditengah Hujan

Cahaya Ditengah Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: 1337Creation's

"Cahaya di Tengah Hujan"
Rini, seorang ibu yang ditinggalkan suaminya demi wanita lain, berjuang sendirian menghidupi dua anaknya yang masih kecil. Dengan cinta yang besar dan tekad yang kuat, ia menghadapi kerasnya hidup di tengah pengkhianatan dan kesulitan ekonomi.

Di balik luka dan air mata, Rini menemukan kekuatan yang tak pernah ia duga. Apakah ia mampu bangkit dan memberi kehidupan yang layak bagi anak-anaknya?

Sebuah kisah tentang cinta seorang ibu, perjuangan, dan harapan di tengah badai kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1337Creation's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam yang membara

Bab 31: Dendam yang Membara

Di dalam rumahnya yang sederhana namun penuh dengan ambisi dan kebencian, Bu Ayna duduk dengan wajah masam. Matanya menatap tajam ke arah pintu, pikirannya dipenuhi amarah yang belum padam.

Dulu, ia hampir berhasil menyingkirkan Rini dengan fitnah. Ia telah menuduh Rini mencuri uang sepuluh juta, berharap perempuan miskin itu akan diusir dan dihina oleh seluruh warga. Namun, semuanya gagal.

Yang lebih menyakitkan, Ustaz Hamzah—orang yang selama ini dihormati warga—malah membelanya. Ia membayar uang yang katanya hilang itu, membuktikan bahwa Rini tidak bersalah. Sebagai akibatnya, Bu Ayna malah menjadi bahan ejekan warga karena fitnahnya yang terbongkar.

"Semua karena perempuan itu! Kalau bukan karena dia, aku tidak akan mengalami penghinaan ini!" geramnya.

Namun, kini ia melihat kesempatan emas. Rini pergi ke Jakarta untuk mengurus anaknya yang sakit. Ini berarti anak Rini yang lain, Aditya, tinggal sendiri di kampung.

"Jika aku tidak bisa menghancurkan Rini, aku akan menghancurkan anaknya!" pikirnya dengan senyum keji.

Tanpa membuang waktu, ia mengambil tas kecilnya dan bergegas keluar rumah. Malam itu masih muda, angin dingin berembus, tetapi ia tidak peduli. Tujuannya hanya satu: mencari seseorang yang bisa membantunya membalas dendam.

---

Mbah Suro, Dukun Penuh Rahasia

Bu Ayna berjalan melewati jalanan gelap di desa. Langkahnya cepat dan penuh tekad. Tak lama, ia tiba di sebuah rumah tua di pinggir hutan. Rumah itu terlihat menyeramkan, dengan atap yang hampir runtuh dan dinding penuh lumut.

Ia mengetuk pintu tiga kali.

Tuk… tuk… tuk…

Tak lama kemudian, pintu terbuka sedikit, dan dari balik celahnya, muncul sepasang mata tajam yang mengamati Bu Ayna.

"Siapa?" suara berat itu terdengar.

"Saya, Mbah. Ayna."

Pintu terbuka lebih lebar, memperlihatkan seorang pria tua dengan jubah hitam. Mbah Suro, dukun yang terkenal di desa karena praktiknya yang berbahaya dan penuh misteri.

"Masuk."

Bu Ayna melangkah masuk. Ruangan di dalamnya dipenuhi asap dupa, aroma mistis memenuhi udara. Di sudut ruangan, ada sesajen, patung kecil, dan kain merah yang digantung di langit-langit.

"Apa maumu?" tanya Mbah Suro tanpa basa-basi.

Bu Ayna menggigit bibirnya sebelum berbicara. "Aku ingin menghancurkan anak perempuan bernama Rini. Tapi dia tidak ada di sini, jadi aku ingin mencelakai anaknya, Aditya."

Mbah Suro menyipitkan matanya. "Kenapa kau ingin melakukan ini?"

"Dia sudah menghancurkan harga diriku! Aku harus balas dendam!" jawab Bu Ayna dengan penuh kebencian.

Mbah Suro tersenyum tipis. "Balas dendam memang nikmat. Tapi apakah kau siap membayar harganya?"

"Aku tidak peduli. Aku akan membayar berapa pun!"

Dukun tua itu tertawa pelan, lalu berjalan ke sebuah rak kayu dan mengambil sebuah kendi hitam. Ia membuka tutupnya, dan seketika ruangan dipenuhi bau anyir yang menusuk.

"Ada satu cara paling ampuh," katanya. "Tapi ini bukan sembarang cara. Ini menggunakan roh gentayangan."

Mata Bu Ayna membesar. "Roh gentayangan?"

Mbah Suro mengangguk. "Ini adalah roh orang yang mati penasaran. Mereka penuh kebencian, dan mereka senang menyakiti manusia. Aku bisa memanggil satu untuk mencelakai bocah itu. Tapi ada syaratnya."

"Syarat apa?"

"Setiap hari, roh ini butuh darah segar untuk tetap bekerja. Jika kau tidak memberinya darah, maka roh itu akan berbalik menyerangmu."

Bu Ayna terdiam sejenak. Ia tahu bahwa ini berbahaya. Tapi pikirannya sudah dipenuhi dendam.

"Baik. Aku terima."

Mbah Suro tersenyum lebar. Ia duduk bersila, mengambil segenggam kemenyan, lalu mulai merapal mantra.

"Roh gelap yang terbuang… roh yang penuh dendam… datanglah… datanglah kepadaku… aku punya tugas untukmu… datanglah…"

Angin di dalam ruangan tiba-tiba berputar. Lampu minyak bergoyang seolah ada sesuatu yang tak kasat mata hadir di sana.

Suara berbisik mulai terdengar, semakin lama semakin jelas.

"Darah… aku butuh darah…"

Dari kendi hitam itu, keluar asap pekat yang berputar-putar membentuk sosok hitam dengan mata merah menyala.

Bu Ayna merasakan bulu kuduknya berdiri. Namun, ia tetap teguh.

"Ini targetnya. Bocah bernama Aditya," kata Mbah Suro sambil menunjuk foto yang Bu Ayna berikan sebelumnya.

Sosok hitam itu mendekat, menatap foto Aditya, lalu mengeluarkan suara serak.

"Aku akan menemukannya… aku akan membuatnya menderita…"

Mbah Suro menoleh ke Bu Ayna. "Mulai sekarang, kau harus memberikan darah padanya setiap hari. Kalau tidak, nyawamu sendiri yang akan jadi gantinya."

Bu Ayna mengangguk mantap. "Aku mengerti."

Ia tahu bahwa ini adalah taruhan besar. Tapi demi menghancurkan Rini, ia siap melakukan apa saja.

Malam itu, angin bertiup lebih dingin dari biasanya. Dan di tempat lain, tanpa mereka ketahui, Aditya baru saja memulai hari-hari yang akan segera berubah menjadi mimpi buruk.

1
Ana Akhwat
Terlalu banyak dramanya Thor akhirnya pembacanya banyak yang eneg/Pray//Pray//Pray/
♪Ace kei jett♪: Halo para pembaca setia,

Terima kasih banyak sudah mengikuti cerita ini hingga sejauh ini. Aku sangat menghargai setiap masukan dan komentar kalian, termasuk kritik yang membangun. Aku sadar bahwa beberapa dari kalian merasa bahwa dramanya terlalu banyak sehingga agak melelahkan untuk dibaca.

Aku ingin meminta maaf jika bagian itu membuat pengalaman membaca kalian kurang nyaman. Di bab-bab selanjutnya, aku akan berusaha mengurangi unsur drama yang berlebihan dan lebih fokus pada inti cerita utama agar alurnya lebih mengalir dan tetap menarik untuk dinikmati.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungan dan kesabaran kalian. Kritik dan saran kalian sangat berarti untuk perkembangan cerita ini. Semoga kalian tetap menikmati kelanjutannya!

Salam,
[Penulis]
total 1 replies
Hennyda Wati Gmanik
Biasa
Hennyda Wati Gmanik
Buruk
Yati Syahira
cape bacanya
♪Ace kei jett♪: "Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar! Maaf kalau bab ini terasa panjang dan bikin capek bacanya. Aku bakal jadikan ini sebagai masukan supaya ceritanya tetap enak diikuti tanpa kehilangan esensinya. Tapi aku tetap apresiasi banget kamu sudah sampai di sini. Semoga bab-bab selanjutnya lebih nyaman dibaca. Makasih lagi!"
total 1 replies
Yati Syahira
aduuh masa bodoh diem saja di injak injak begitu bisa panggil bosya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!