📢ATTENTION!! Disini banyak adegan relate kehidupan anak jaman now. All about free (kelanjutan malah baper)👄
Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.
Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.
⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 27 Hilang Tanpa Bilang
Angin laut bertiup lembut, membawa aroma asin yang menyelimuti dermaga kecil itu. Echa duduk di ujung dermaga kayu, kakinya menggantung di atas air yang tenang. Suasana begitu sepi, hanya terdengar deburan ombak kecil yang menghantam tiang-tiang dermaga. Mata Echa menerawang jauh, menatap kapal yang bersandar tak jauh dari tempatnya duduk. Kapal itu siap membawanya kembali ke Jakarta jauh dari semua kekacauan yang ia tinggalkan di belakang.
Echa memeluk mendesah panjang, mencoba mengusir berat di dadanya, tapi rasa bersalah dan kepedihan terus menghantuinya.
“Nikita… Yesha…” gumamnya pelan, seolah memanggil nama sahabat-sahabatnya bisa meringankan rasa bersalah yang menghimpit. “Maafin gue…”
Air matanya jatuh, mengalir pelan di pipinya. Dia mengusap wajahnya kasar, mencoba menghapus jejak kesedihan itu, tapi sia-sia. Dadanya tetap sesak, hatinya tetap hancur. Dia tidak pernah menyangka liburan yang seharusnya menjadi waktu bahagia justru berakhir menjadi mimpi buruk seperti ini.
“Gue nggak bermaksud bikin semuanya berantakan,” bisiknya pelan. “Gue cuma… gue nggak tahu gimana caranya ngadepin ini semua”
Echa mengingat wajah Yesha dan Nikita. Mereka selalu ada untuknya, selalu jadi tempatnya bersandar. Tapi kali ini, dia tidak punya keberanian untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Dia terlalu takut. Takut akan penilaian mereka, takut akan pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa dia jawab, dan yang paling dia takutkan melihat kekecewaan di mata mereka.
Pikirannya melayang ke malam itu, saat semuanya mulai terasa salah. Saat terbangun dari tidurnya dan mendapati tubuhnya tanpa sehelai pakaian, saat one night stand dengan Younghoon, apalagi saat Chan Hee bilang kalau dia suka Younghoon. Semua karena dia ingin melupakan perasaan bodoh yang sudah terlalu lama dia pendam. Perasaan yang, pada akhirnya, hanya membuatnya semakin terluka.
“Gue sebenernya udah jatuh cinta sama Younghoon” ucapnya lirih, hampir tidak terdengar. “Tapi kenapa Chan Hee harus suka sama Younghoon juga?! Gue nggak mau merusak persahabatan mereka. Gue nggak mau kalau gara-gara gue hadir, perasaan cinta Chan Hee nggak terbalaskan. Ya.. meski gue tau cinta mereka nggak mungkin terjadi karena persamaan gender. Tapi, gue trauma kalau berurusan dengan laki-laki sakit kayak Chan Hee!"
FLASHBACK MASA LALU ECHA
...Echa mengingat masa SMA nya dengan rasa perih yang tak tertahankan. Pada usia yang seharusnya penuh dengan cerita manis, ia justru tenggelam dalam gelapnya trauma dan rasa malu yang disebabkan oleh orang yang paling ia percaya yaitu ayahnya sendiri....
...Semuanya bermula ketika Echa masih duduk di kelas dua SMA. Kehidupan keluarganya yang tampak bahagia berubah drastis setelah ia memergoki ayahnya berselingkuh dengan seorang laki-laki. Hubungan ayahnya dengan pria itu bukan sekadar rumor namun, Echa melihatnya sendiri. Suatu malam, ketika ibunya tidak di rumah, ia mendapati ayahnya sedang berdua di ruang tamu dengan pria tersebut, dalam situasi yang tidak pantas. Laki-laki itu sedang make love dengan ayahnya. Seketika, Echa tubuhnya bergetar dan hatinya hancur berkeping-keping....
...Tak lama setelah itu, ibunya mengetahui perselingkuhan tersebut. Rumah mereka yang awalnya hangat berubah menjadi arena pertengkaran setiap malam. Ibunya yang sudah sangat terluka, tidak mampu menghadapi kenyataan bahwa suaminya lebih memilih pria lain daripada keluarganya sendiri. Stres yang terus-menerus itu akhirnya merenggut nyawa ibunya. Ia meninggal karena serangan jantung, meninggalkan Echa sendirian di tengah kekacauan situasi....
...Namun, penderitaan Echa tidak berhenti di situ. Pacar ayahnya, yang dikenal sebagai laki-laki flamboyan dengan kepribadian yang mendominasi, mulai ikut campur dalam hidupnya. Pria itu bahkan pernah datang ke sekolah Echa. Di hadapan teman-teman Echa, ia memperkenalkan diri dengan lantang sebagai "pacar ayahnya". Teman-teman Echa langsung menertawakan dan mencemoohnya. Gosip mulai menyebar dengan cepat dan Echa menjadi bahan olok-olokan di sekolah....
...Setiap hari, Echa mendengar bisikan dan ejekan yang semakin menghancurkan kepercayaan dirinya. Rasa malu dan hinaan yang terus menerus membuatnya menarik diri dari lingkungan sosial. Bahkan, beberapa teman dekatnya pun menjauh, takut ikut terseret dalam gosip itu....
...Di rumah, pria itu semakin menunjukkan kekuasaannya. Ia sering memerintah Echa dengan nada sinis, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih berhak atas perhatian ayah Echa. Ketika Echa mencoba membicarakan rasa tidak nyamannya kepada ayahnya, ia hanya mendapat respons dingin. Ayahnya telah terbutakan oleh hubungan yang ia jalani, mengabaikan perasaan dan luka yang dialami Echa....
...Perlakuan pria itu, ditambah dengan penghinaan yang ia terima di sekolah, meninggalkan bekas luka mendalam di hati Echa. Ia mulai mengembangkan rasa takut dan trauma terhadap laki-laki yang memiliki kecenderungan sesama jenis. Setiap kali ia bertemu dengan pria yang menunjukkan tanda-tanda itu, tubuhnya menegang, pikirannya kembali pada masa lalunya, dan ia merasa seperti terjebak dalam lingkaran mimpi buruk yang tak berujung....
...Trauma itu terus terbawa hingga Echa dewasa. Meskipun ia mencoba melupakan masa lalu, kenangan tentang pria yang menghancurkan keluarganya masih menghantuinya. Ia sadar bahwa luka ini tidak mudah sembuh, tetapi ia bertekad untuk tidak membiarkan trauma itu menguasai hidupnya....
Itulah alasan Echa takut dengan Chan Hee.
Sebenarnya Younghoon adalah alasan dia mencoba bertahan di antara semua kerumitan ini. Senyumnya, perhatiannya, bahkan cara dia memandang dunia semuanya membuat Echa merasa bahwa dunia ini masih punya sedikit keindahan. Tapi kenyataan itu tak pernah sesuai dengan harapannya. Younghoon terlalu jauh untuk digapai. Dia seperti bintang di langit, bersinar terang tapi tidak pernah bisa diraih.
Dan sekarang, dia tahu ada orang lain yang lebih dekat dengan Younghoon. Chan Hee. Orang yang, entah bagaimana, selalu ada di sekitar Younghoon.
Echa menggigit bibirnya, mencoba menahan tangis yang semakin keras. Hatinya sakit setiap kali memikirkan hal itu. Dia tahu, dia seharusnya bahagia untuk Younghoon. Tapi perasaannya terlalu dalam, terlalu rumit untuk dia abaikan.
“Gue bodoh banget” gumamnya lagi. “Kenapa gue harus jatuh cinta sama dia? Kenapa nggak sama orang lain aja?”
Dia menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Tapi bayangan Nikita dan Yesha kembali muncul di pikirannya. Mereka pasti sedang mencarinya sekarang, berusaha mati-matian menemukan jejaknya. Tapi Echa tidak bisa kembali. Tidak setelah semua yang terjadi. Dia tidak ingin menghadapi tatapan khawatir mereka, atau lebih buruk lagi, tatapan kecewa mereka.
Echa sudah memutuskan untuk pergi tanpa pamit. Ini adalah caranya untuk melindungi dirinya sendiri atau setidaknya, itulah yang dia yakini.
Dia berdiri pelan, tubuhnya terasa berat seperti sedang membawa beban dunia di pundaknya. Angin laut menerpa wajahnya, membuat rambutnya berantakan, tapi dia tidak peduli. Matanya tertuju pada kapal yang sudah siap berangkat.
Langkahnya perlahan, setiap langkah seperti menghapus jejak yang dia tinggalkan di pulau ini. Dia tidak menoleh ke belakang, tidak ingin melihat villa tempat dia menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya. Tempat yang seharusnya penuh dengan tawa, tapi sekarang hanya menyisakan luka.
Saat dia akhirnya naik ke kapal, hatinya terasa semakin hancur. Dia berdiri di dek, menatap laut yang luas, berharap angin bisa membawa semua rasa sakitnya pergi. Tapi meskipun dia sudah jauh dari villa itu, dari Nikita, Yesha, dan Younghoon, rasa sakit itu tetap ada.
Echa menggenggam pagar kapal erat-erat, seolah itu adalah satu-satunya yang bisa membuatnya tetap berdiri. Dia memejamkan mata, membiarkan air matanya mengalir bebas. Angin laut meniup wajahnya, membawa aroma asin yang menenangkan sekaligus menyakitkan.
“Gue cuma pengen semuanya selesai,” bisiknya pelan. “Sampai ketemu lagi di Jakarta, guys"
Dia membuka matanya perlahan, menatap cakrawala di kejauhan. Matahari mulai turun, memancarkan cahaya oranye yang indah. Tapi di balik keindahan itu, Echa hanya merasa kehampaan. Hatinya kosong, seperti tidak ada lagi yang tersisa.
Akhirnya, dia hanya membiarkan air matanya terus mengalir. Kapal mulai bergerak, perlahan menjauh dari dermaga. Dari pulau itu. Dari semua orang yang dia sayangi.
“Selamat tinggal…” bisiknya lagi, kali ini dengan suara yang hampir tidak terdengar.
Di dalam hatinya, dia berharap ini adalah keputusan yang benar. Tapi entah kenapa, semakin jauh kapal itu bergerak, semakin besar rasa bersalah yang menghantuinya.
Bersambung
Bagaimana tanggapan kalian?
■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏
GOMAWO CHINGU💙😉