Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27.
"Sekarang jawab pertanyaan dari saya Laila? siapa anak yang kamu bawa itu apakah benar itu anak dari laki-laki lain!" Tanya Dewa dengan tegas serta sorot mata yang tajam menatap Laila sambil memegang kedua bahunya dengan erat namun tidak menyakiti wanita itu.
Dengan berani Laila menatap kedua mata Dewa dengan begitu tajam, sambil menjawab pertanyaan yang Dewa lontarkan kepada dirinya.
"Emang kenapa kalau balita tersebut adalah anak saya, apa Anda keberatan menerima dia di sini, dan kalau memang Anda tidak menyukai keberadaan balita tersebut itu itu tidak menjadi masalah bagi saya tuan Dewa yang terhormat. saya akan membawa lagi balita tersebut pergi dari apartemen Anda ini, begitupun dengan saya sendiri." jawab Laila dengan tegas sambil menurunkan kedua tangan dewa dari pundaknya dan berniat pergi dari hadapan dewa. namun baru beberapa langka laila beranjak,tiba tiba saja laila menghentikan langkahnya Laila tersentak kaget dengan tangan kokoh yang tiba tiba saja melingkar di pinggang laila dengan cepat.
Dan hal tersebut membuat Laila pun hanya diam saja sambil memjamkan kedua matanya guna menahan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya. dapat dewa rasakan tubuh Laila yang bergetar karna menangis saat dewa masih memeluk Laila dari belakang lalu dengan gerakan cepat dewa membalikan tubuh mungil Laila menghadap dirinya, dan menghapus air mata yang mengalir dari pipi mulus Laila mengunakan tangan nya.
Lalu setelah itu dewa pun mengambil kedua tangan Laila menggenggamnya dengan erat serta membawa tangan itu ke pipi dewa, lalu mengelusnya dengan lembut dan mengecup tangan Laila menggunakan bibir dewa.
"Laila saya minta maaf atas kejadian yang kemarin malam yang menimpa dirimu, mungkin maaf saja tidak cukup untuk mengembalikan keceriaan dan sakit hati yang engkau rasakan akibat dari perbuatanku."
Apa lagi dengan kejamnya saya mengambil harta berharga yang kamu miliki tanpa izin dari kamu yang saya renggut begitu saja. Namun itu bukan kemauan dari saya karena ada seseorang yang mencampuri obat perangsang tersebut ke dalam minuman saya sehingga saya menjadi hilang kendali, sehingga melakukan hal tersebut kepada kamu."
Makanya pada saat itu asisten pribadi saya yang mengantar saya apartemen ini dan pasti malam itu kamu juga ketemu kan dengan dia, kalau kamu masih belum percaya bisa kamu tanyakan lebih lanjut kepada dia,kalau kamu masih belum percaya 100 persen kepada saya apa yang saya ucapkan ini benar atau salah." ungkap dewa panjang lebar sambil memperhatikan Laila dengan intens, sedangkan Laila pun hanya menundukkan kepalanya ke bawah tampa menatap dewa yang menjelaskan kronologi yang kemarin malam.
Padahal dapat Laila lihat dari pancaran kedua mata dewa,kalo semua yang di bicarakan dewa semuanya benar,Tampa ada kebohongan sedikit pun.
" Beri saya waktu buat memikirkan itu buat mempercai semua ucapan kamu." kata Laila dan setelah mengatakan itu Laila pun pergi ke kamarnya meninggalkan dewa yang terdiam, Laila juga takut kalau kalau balita itu menangis lagi mencari dirinya seperti tadi.
Dan sesampainya Laila di kamar ia pun langsung menyandarkan tubuhnya di pintu kamar yang sudah Laila tutup dengan rapat.
" Ya Allah apa yang harus ku lakukan untuk saat ini hiks hiks hiks, tolong berikan aku petunjuk bagaimana menghadapi ini semua ya Allah." ucap Laila dalam hati sambil menutupi muka nya dengan kedua tangannya, agar tidak besuara dan menggangu Humaira yang sedang tidur dengan nyenyak.
Dan setelah Laila mengeluarkan semua tangisan dan rasa sesak di dadanya lalu berjalan ke arah tempat tidur yang di mana ada Humaira sedang terlelap,lalu membawa Humaira ke dalam pelukan Laila dan tak lama kemudian Laila pun tertidur dengan damai walau masih ada air mata yang keluar dari sudut matanya sehabis menangis tadi.
”Aghhhhh.”
Teriak dewa,sambil mengacak-acak rambutnya ada apa dengan dirinya sendiri tadi, kenapa ia bisa seperti itu kepada laila, seperti ada magnet yang membuat Dewa menjadi seperti itu bila di dekat Laila.
*
" Unda unda cucu cucu." kata balita itu dengan cedal yang sudah terbangun dari tidurnya itu sambil menepuk pipi Laila yang sedang terlelap tidur sampai gak kedengaran suara balita tersebut merengek minta susu pada Laila.
Karna melihat bundanya gak terbangun,balita yang berumur 2.5 tahun itu pun akhirnya menangis dengan kencang karna sudah tidak tahan karena merasa haus,namun Laila yang sedang tidur dengan pulas karna kecapean menangis tadi pun tidak sadar ketika balita yang berada di sampingnya menagis karna saking kehausan,karna belum ada minum susu sejak dari Laila mengajak Humaira ke apartemen.
Lalu pintu kamar Laila pun di buka dengan lebar lebar,dan masuk lah dewa dengan langkah besar ke arah kasur yang di mana balita itu menangis. namun wanita yang berada di sebelahnya tidak sama sekali terbangun dengan suara tangisnya dan dengan cepat dewa mengendong balita itu, namun pandangan mata dewa tertuju pada laila yang begitu pulas tidurnya, apalagi ia melihat kedua mata Laila bengkak karena sehabis nangis.
Sambil menepuk punggung wanita tersebut dengan pelan Dewa pun keluar dari kamar Laila sambil membawa tas balita tersebut yang berisi susu serta perlengkapan lainnya.
Dan dewa pun menutup kembali pintu kamar Laila dengan pelan-pelan, supaya tidak kedengeran suaranya, agar tidurnya tidak terganggu oleh tangisan balita tersebut.
" Cup,cup,cup,bentar ya ayah bikini susu kamu dulu,kamu diam ya biar papa cepat selesai bikinnya." ujar dewa Tampa sadar oleh ucapan sendiri memanggil dirinya dengan sebutan ayah seperti anaknya sendiri. Dan ajaibnya balita tersebut pun diam, seolah-olah mengerti apa yang barusan dikatakan oleh Dewa, dan dengan kedua mata yang bulat, bulu mata yang lentik menatap wajah dewa dengan tatapan yang lucu, apa lagi dengan pipi yang tembem itu menamba kesan lucu.
" Akhirnya bisa juga aku bikin susu buat kamu, wong biasa nya aku hanya pegang berkas kok, tapi demi kamu yang lucu ini saya akan usahakan." ujar dewa sambil menatap balita yang berada di gendongannya sambil mencium tapi tembem balita tersebut yang menggemaskan seperti bakpao yang minta digigit bahkan balita itu malah tertawa tawa saat pipinya di cium oleh dewa dengan gemas karna merasa kegelian.
Lalu dewa pun mengehentikan ciuman nya dan berjalan ke arah sofa ruang tamu duduk sambil memberikan botol dot,yang berisikan susu balita tersebut.
Sambil memangku balita itu, dewa pun mengarahkan botol dot itu ke arah mulut baliat perempuan itu,dan langsung di sedot dengan semangat oleh balita perempuan itu. karena sudah haus dari tadi sambil memejamkan kedua matanya balita itu pun menghisap susu itu dengan nyaman, apa lagi tepukan tangan dewa di paha balita itu membuat balita itu menatap dewa dengan pandangan lucu,membuat dewa pingin mengigit pipi tembem itu rasanya.
Dan setelah susu itu habis, bukannya tidur balita tersebut malah nyaman berada di pangkuan Dewa sambil memainkan tangan besar dewa, sedangkan dia mah membiarkan saja apa yang dilakukan oleh balita tersebut asalkan tidak mengganggunya sama sekali.
Malahan Dewa senang bermain dengan begitu seperti mengajak anaknya sendiri bermain walaupun balita itu memang bukan darah dagingnya namun sudah ia anggap seperti anak kandung sendiri.
" Astaghfirullahaladzim jam berapa sekarang." ucap laila yang baru bangun dari tidurnya. kalau melihat ke arah samping tempat tadi ia menidurkan humairah namun balita tersebut tidak ada di samping yang membuat laila panik seketika.
"Ya Allah Humaira kamu di mana." Lalu dengan cepat Laila pun turun dari atas tempat tidur dan mencari Humaira di lantai takutnya Humaira jatuh ketika Laila tidak sadar sedang tidur tadi, namun yang dicarinya di lantai pun tidak ketemu dan dengan sedikit berlari Layla keluar dari kamar untuk mencari balita itu di seluruh apartemen itu. Sambil memanggil-manggil nama Humaira.
"Humaira nak,di mana kamu nak,bunda minta maaf karna sudah meninggal kan kamu tadi,jangan membuat bunda takut." panggil Laila sambil mencari ke seluruh ruangan, namun tidak ketemu sama sekali membuat Laila Tamba cemas, karena Humaira sudah bisa berjalan takutnya iya keluar dari apartemen Saat ia tertidur tadi, membuat Laila menyesal karena tadi kenapa iya tidur begitu lama dan mengabaikan humairah begitu saja yang sedang aktif aktifnya berjalan sama sini.dengan air mata yang sudah mengenang di pipi laila.
Lalu berjalan dengan cepat ke arah kamar,mengambil dompet,serta ponsel di masukan di dalam tas,lalu keluar kamar dengan buru buru,karna saking paniknya sampai Laila terjatuh terserimpet baju gamis nya sendiri,membuat Laila mengeluarkan air mata nya kembali,mambuat hidungnya bertamba merah karna kebanyakan nangis.
Lalu berdiri sambil mengambil tasnya,yang ikut terjatuh,dan melanjutkan langkahnya keluar dari apartemen, namun belum sampai pintu keluar,pintu tersebut terbuka dan memperlihatkan tawa gembira dari Humaira,dan dewa,yang belum menyadari tatapan dari Laila yang melihat keduanya seperti ayah dan anak,saking dekatnya mereka. padahal mereka baru kenal beberapa jam lalu,dan anehnya Humaira yang biasanya gak suka di gendong dengan orang asing,kini malah begitu dekat,bagai orang yang sudah kenal begitu lama dengan dewa,dan dengan cepat laila mengambil alih Humaira dari gendongan dewa,namun malah di luar prediksi laila.
" Humaira,bunda di sini nak,yuk bunda gendong." kata Laila dengan tiba tiba membuat tawa dewa hilang dengan cepat dari wajahnya dan memasang wajah datar kembali,lalu memandang Laila dengan intens.lalu berniat merebut Humaira. namun balita itu malah memegang baju kemeja dewa dengan erat membuat Laila begitu susah mengambilnya.
" Sini yuk nak bunda gendong bunda kangen sama Humaira tadi bunda nyarin Humaira yang gak ada di samping bunda tadi." masih berusaha membujuk Humaira dengan,namun malah gak sengaja menarik dengan kencang tangan Humaira dari kemeja dewa, membuat balita itu menangis karna gak mau dengan Laila.dan memeluk tubuh dewa dengan erat.
" Kalo dia gak mau jangan kamu paksa in dong,kasar banget kamu ini! ." Ujar dewa dengan sedikit nada tinggi,sambil melihat Laila dengan tatapan tajam.
....