zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
"Bian lucu juga ya" ucap Zahra yang dijawab anggukan Setuju dari Malik yang tengah menyetir.
"Bagus deh, ada pengganti gue di rumah ,mereka Jadi nggak kesepian"
Sesampainya di rumah Malik dan Zahra langsung menjatuhkan tubuh mereka di sofa.
"Gue besok ada tugas kampus, Kayaknya pulang telat,nggak tahu nyampe jam berapa. Lo hati-hati ya di rumah kalau masak sesuatu pastiin kompornya mati setelah masak "
Zahra mengangkat jari jempolnya sebagai jawaban.
"Terus kalau lewat dari jam 07.00 gue belum pulang, kunci aja pintu, gue bawa kunci cadangan .Jangan keluar malam, ingat!!"
Zahra berdecak mendengar nasehat Malik .
"Iya-iya kalau gue lupa kan tinggal lo ingetin lagi besok "
"Ya siapa tahu HP gue mati"
"Emang sesibuk itu ya Kak kuliah? "
"Ya tergantung tugasnya "sahut Malik.
Zahra menghela nafas.
"Kak boleh nggak gue kalau udah lulus nggak langsung kuliah? gue masih belum tahu mau kuliah apa,Kak.
Takut salah milih jurusan."
"Terus selama lo nggak kuliah, lo mau ambil Kegiatan apa?nggak mungkin cuman diam di rumah dan pacaran aja"
" Dih nggak usah bawa-bawa itu juga kali. Gue mau nyoba kerja ,magang di cafe atau jadi barista,gimana? "
"Ya bagus buat pengalaman"
Zahra tersenyum mendengar jawaban Malik.
"Tapi gue megang di mana ya ?" Zahra mencoba berpikir .
"Dari pada mikirin itu sekarang ,mendingan lo pikirin ujian nanti lo bakalan bisa nggak,belum tentu juga lo lulus."
"Apaan sih serem banget omongan lo,ucapan adalah doa tau! "
"Do'a doang kalau nggak usah ya percuma, mendingan bawa LKS lo,terus kita belajar sekarang!"
"Kak kita baru pulang, gue masih capek "
"Cuman pulang dari rumah mama, bukan dari jarak yang jauh. Jangan banyak alasan lagi, Zahra !!"
Zahra mendengus kasar melihat wajah serius Malik .Ia pun beranjak dari duduknya pergi ke kamar untuk mengambil LKS di kamarnya.
Malik menunggu sambil memainkan ponselnya dan meliha ada chat masuk dari Maya.
"Lik Tolongin gue dong gue habis dari kampus ngambil buku yang ketinggalan, sekarang gue nggak ada teman pulang ,HP gue susah juga buat mesen gojek. lo bisa jemput gue nggak? gue takut sendirian di sini."
Malik membalas
"Minta tolong sama teman cowok di kelas lo."
Maya kembali membalas .
"Mereka nggak bisa Lik. lo harapan terakhir gue ."
Membaca itu Malik menghela nafas kasar Ia mencoba menghubungi Zaidan .
Zaidan yang tengah asik mau main game di Kamarnya,mengembangkan senyum di wajahnya dengan mata berbinar melihat Malik menelepon setelah sekian lama memblokir nomornya.
"Lik..."seru Zaidan
" Maya di depan kampus sendirian. lo bisa jemput dia? "
"Gue nggak bisa lik lagi sibuk, lo aja yang jemput. Gim..... "
Tut.
Belum selesai bicara Malik sudah mematikan teleponnya membuat Zaidan mendengus kasar.
Maya kembali mengirim pesan .
"Lik gimana Please jangan lama,lo tau sendiri suka ada preman malam-malam di sekitaran kampus ,gue takut."
Malik membalas
"OTW"
Melihat balasan dari Malik,Maya mengembangkan senyum di wajahnya, Ia mengeluarkan kaca kecil di tas dan merapikan rambutnya .
Mengambil buku di kampus malam hari bukanlah alasan, besok ada tugas dan di buku itu tugasnya belum dikerjakan jadi terpaksa Maya datang ke kampus sendirian di malam hari.
Dan tidak bisa menelepon Rival adalah kebohongan .justru Rival lah yang awalnya mengantar maya ke kampus tapi Maya menyuruhnya pulang dan mengatakan akan diantar oleh Malik.
Maya terus melirik arloji di pergelangan tangannya seraya sesekali mengedarkan pandangan di jalanan malam yang sepi di depan kampus Unpad .
Malik masih belum datang juga sudah setengah jam berlalu, Maya berdecak sebal Ia memandangi ponselnya ,haruskah ia menelpon Malik.
Samar-samar Maya mendengar suara lelaki tertawa, Maya seketika melebarkan matanya preman yang berlalu-lalang malam hari di depan kampusnya bukanlah suatu alasan untuk mengancam Malik . Itu memang benar, banyak sekali preman berkeliaran di malam hari.
Suara itu terdengar semakin keras bahkan mereka terdengar sedang mengobrol membahas mau ke mana malam ini. Maya sontak melebarkan mata ia memilih berlari ke kampusnya dan bersembunyi di belakang gerbang kampus unpad .Maya berjongkok dan mengintip di sela-sela gerbang.
Maya terbelalak melihat empat lelaki dengan wajah menyeramkan dan pakaian lusuh sambil Memegang botol di tangannya. Mereka semua merokok dan tampaknya sedang mabuk parah .
Mereka berempat berhenti tepat di depan gerbang Unpad . Entah apa yang mereka tertawakan, entah apa yang mereka bicarakan, suara mereka tidak jelas, meracau karena efek minuman beralkohol tersebut .
Maya yang ketakutan hendak berlari dari dekat gerbang ke dalam kampus sebab jika bersembunyi di pos satpam takut tiba-tiba mereka masuk
"Argghhh" Maya beringis kesakitan saat hendak berlari dan malah terjatuh. Hal itu mengundang keempat lelaki tersebut untuk menoleh,Maya melebarkan mata, segera berlari dan berlari tapi sayangnya mereka berempat melihat Maya.
"Wow siapa itu! "teriaknya.
satu orang berlari diikuti tiga temannya, mereka masuk ke dalam kampus Unpad mengejar Maya .
Maya semakin ketakutan ,tubuhnya lemes tapi ia terus berusaha berlari ,Maya menaiki anak tangga dari lantai satu ke lantai dua naik lagi ke lantai tiga, setelah merasa masih tidak aman. suara langkah kaki yang mengejarnya terdengar sangat jelas,suara mereka berempat membuat Maya semakin ketakutan.
Hah
Hah
Hah
suara nafasnya yang kelelahan terdengar jelas,lututnya mulai sakit karena ia menaiki anak tangga tanpa berhenti. Ia juga memegang perutnya yang terasa kram Maya mengedarkan Pandangannya ke kelas mana ia harus masuk,Maya berusaha berpikir hingga otaknya memilih perpustakaan .
Maya segera berlari menuju perpustakaan di lantai tiga. Ia masuk dan bersembunyi di belakang salah satu rak buku sambil berjongkok dengan nafas yang tidak teratur. Tubuhnya bergetar bahkan untuk mengeluarkan ponsel di tas kecilnya saja hampir membuat ponsel itu terjatuh saking gemetarnya tangan Maya.
Maya mencoba menelepon Malik namun sama sekali tidak di angkat
"Malik please angkat "gumamnya pelan. Dengan wajah panik dan takut ia kembali menelepon Malik.Tapi masih nihil lelaki itu tidak mengangkat teleponnya.
Dua lelaki lagi harapan Maya yang dapat membantunya Rival atau Zaidan, tapi sayangnya ponsel Rival tidak aktif sementara Zaidan tidak mengangkat teleponnya .
Maya terbelalak mendengar suara pintu perpus yang perlahan terbuka .Maya membekap mulutnya sendiri berusaha tidak bersuara, suara langkah kaki itu semakin mendekat membuat Maya memejamkan mata dengan tubuh Gemetar hingga ia merasa langkah kaki tersebut berhenti tepat di hadapannya .
"Tolong jangan ganggu saya.Jangan ganggu saya ,lepaskan saya "
Sebuah tangan terulur menyentuh pundaknya membuatnya terperanjat kaget .
"May ini gue Dion "
Sontak Maya membuka matanya dan mendongak, Dion berada di depannya .
"Lo ngapain di sini" tanya Maya
"Menjemput lo,lo dikejar empat preman tadi ya? Mereka udah pergi"
Maya berdiri
"Beneran udah pergi ?" Ia menatap ke arah pintu dengan was-was.
Dion mengangguk.
"Tapi kenapa lo yang ngejemput gue? Malik di mana ?
"Gue di sini Justru karena disuruh Malik. Dia ada urusan nggak bisa datang "
"Tapi tadi dia bilang udah OTW "
"ya mungkin ya maksud yang OTW gue,lagian Kenapa sih lo malam-malam ada di kampus"
"Gue ngambil buku tadi"
"Ke sini tadi dianterin siapa? "
Maya terdiam, kalau ia mengatakan diantara Rival Pasti Dion akan menanyakan Kenapa orang yang mengantarnya tidak menunggunya untuk pulang bersama.
"Gue naik angkot"
Dion menghela napas kasar .
"Ya udah ayo pulang gue anterin"
Dion berjalan lebih dulu dan Maya mengekor dari belakang.