Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Pengantin Pesanan
Semenjak berbaring di atas tempat tidur, pasangan suami istri yang tak lain adalah Zahira dan Louis hanya diam membisu dengan pikirannya.
Zahira merasa gugup tidur seranjang dengan Louis. Karena ini kali pertamanya tidur dengan seorang pria, walau sejujurnya pria itu adalah suaminya sendiri. Namun tetap saja ada perasaan gugup dan rasa takut menyerang pikirannya.
Menurutnya pernikahannya hanya sebatas pernikahan kontrak, namun tetap saja sah secara hukum dan agama. Jika Louis ingin menyentuhnya, itu bisa saja terjadi karena Loius berhak atas dirinya.
Zahira menggigit bibir bawahnya sambil memegang erat ujung selimut yang menutupi sebagian tubuhnya bersama Louis dengan jantung terus berdetak kencang. Sedangkan Louis juga membelakanginya sembari memeluk erat guling nya dengan perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Apa si tarzan sudah tidur. Batin Zahira.
Mungkinkah dia sudah tidur. Batin Louis.
Dengan sangat hati-hati, Zahira mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang, refleks Louis juga melakukan hal yang sama hingga pandangan mata mereka bertemu dan membuat keduanya salah tingkah.
"Ka-kau belum tidur?" ucap Zahira dengan gugupnya sambil memegangi ujung selimutnya agar tidak melorot saat Loius mengubah posisi tidurnya, mengingat mereka berada di bawah selimut yang sama atau lebih tepatnya berbagi selimut.
"Kenapa? Kau sendiri juga belum tidur." ucap Louis dengan ketusnya membuat Zahira mencebik kesal mendengar ucapan Louis.
"Aku sudah mengantuk, jadi sebaiknya kamu juga tidur" ucap Zahira tak kalah ketusnya, bahkan tak sengaja menendang kaki Louis membuat Louis langsung menoleh kearahnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Louis dengan mata menyipit.
"Maksudnya? Aku sungguh tidak mengerti dengan ucapan mu. Jadi berhenti mengajakku berbicara." ucap Zahira lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh wajahnya.
"Hei, aku belum selesai bicara" ucap Louis sambil menurunkan selimut Zahira.
"Apa lagi? ganggu aja" kesal Zahira, namun mendadak raut wajahnya berubah melihat tingkah Louis dengan posisi menyamping menghadap kearahnya, bahkan lengan kekar pria itu dijadikan sebagai bantal.
Zahira merasa gugup plus takut hingga dada nya naik turun, seolah sekarang dia berada dalam bahaya.
"Kenapa menendang kaki ku?" tanya Louis dengan sorot mata tajam sambil menangkap tangan Zahira yang mencoba menarik selimutnya untuk menutupi kembali wajahnya.
"AA-ku tidak sengaja, lagian kaki kok panjang banget kayak guling" ucap Zahira terbata-bata melihat tatapan Louis terus mengarah kearahnya.
Louis sendiri malah fokus pada dada Zahira yang montok terus naik turun, membuat dia susah payah menelan ludahnya bahkan tubuhnya langsung gerah.
Ingin rasanya Louis menenggelamkan wajahnya di dada Zahira dan memainkan dada Zahira secara bergantian sampai dia puas. Namun Louis segera buang jauh-jauh pikiran kotornya. Kenapa dia mendadak mesum begini saat berdekatan dengan Zahira.
"Hei, kamu dengar tidak? Kenapa terus menatapku, apa ada yang salah dengan wajahku" ucap Zahira dengan penuh curiga.
"Cepat tidur, sebelum aku berubah pikiran" ucap Louis lalu turun dari tempat tidur.
Louis melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan perasaan aneh. Dia pun mulai membasuh wajahnya untuk menjernihkan pikirannya.
"Benar-benar kayak tarzan, untungnya dia wangi tidak bau ketek" gumam Zahira dan tidak bisa membayangkan jika pria itu bau ketek dengan penampilan urakan seperti itu.
"Jujur aku menganggapnya pria terjorok, rambut gondrong, jambang dan jenggot panjang membuatku tak ingin berdekatan dengannya. Aku sungguh tidak menyukai pria modelan seperti dia. Tapi takdir ku malah dipertemukan dengan dia. Ah sudahlah, sebaiknya aku tidur" ucap Zahira lalu menyelimuti kembali tubuhnya hingga sebatas dada.
Perlahan Zahira memejamkan matanya, hingga tak berselang lama dia pun akhirnya tertidur.
Louis keluar dari kamar mandi sambil membasuh wajahnya dengan handuk. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai di balik punggungnya.
Louis menyimpan handuknya di sandaran sofa lalu mendekat kearah tempat tidur.
"Dia sudah tidur" ucap Louis pelan yang sedang memandangi wajah Zahira yang sudah terlelap.
Sebelum merebahkan tubuhnya di samping Zahira, Louis terlebih dahulu mematikan lampu utama lalu menyalakan lampu tidur.
Louis memilih menjaga jarak dengan Zahira, takutnya dia tidak bisa menahan diri setiap kali seranjang dengan Zahira. Hingga dia pun mulai tertidur dan terbuai dalam mimpi.
Keesokan harinya..
"Apa ini...emm...sedikit keriting, seperti rambut" gumam Zahira dengan mata terpejam sambil meraba-raba sesuatu yang menjuntai di keningnya.
Samar-samar Zahira mulai mengerjapkan matanya, hingga kedua matanya terbuka.
"Nyaman sekali gul... . Aaahhh sangat menjijikkan!!!" Zahira menjerit histeris dengan kesadaran penuh hal yang pertama kali dilihatnya. Dia bahkan tidak sengaja meraba jambang Louis tadi, bagian yang membuatnya merasa jijik.
"Dasar mesum, beraninya kamu memelukku" teriak Zahira dengan suara meninggi sambil melepaskan diri dari pelukan Louis. Bahkan Zahira memukul Louis dengan bantal.
"Aduh berisik! Kau ingin membangunkan seisi rumah hah!" Marah Louis karena tidurnya terganggu.
"Biarin. Karena kau sudah mengambil kesempatan dariku. Kau memelukku sepanjang malam" ucap Zahira dengan kesalnya.
"Apa maksudmu, aku tidak memelukmu. Justru kamu sendiri yang mendekatiku lalu memelukku. Hei nona Zahira perhatikan posisimu" ucap Louis menyadarkannya.
Seketika Zahira langsung bungkam melihat apa yang diucapkan Louis. Dengan kesal Zahira turun dari tempat tidur lalu berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"Dasar wanita aneh, dia yang sudah memelukku, malah dia yang marah-marah. Aku bahkan kurang tidur semalam karena ulahnya. Dadanya yang besar terus menempel di tubuhku." ucap Louis tersenyum sinis jika mengingat kembali kejadian semalam dan itu sebuah keuntungan baginya, belum menyentuhnya namun dia sudah mampu merasakan seperti apa ukurannya.
Zahira tidak banyak bicara di meja makan, apalagi saat ini dia sarapan berdua dengan Louis, rasa canggung terus menghampirinya. Karena Oma Margaretha lebih dulu sarapan dan sekarang Oma nya sedang berkebun di taman belakang.
"Aku minta maaf atas kejadian tadi" ucap Zahira merasa bersalah atas apa yang dilakukannya.
"Lupakan saja, memang itulah resikonya jika kita tidur bersama" ucap Louis dengan santainya lalu melanjutkan sarapannya, membuat Zahira hanya mampu tersenyum samar mendengar ucapan Louis.
"Hari ini aku akan berburu, nikmati waktu bersantai mu bersama Oma" ucap Louis memberitahunya.
"Berburu? apa itu pekerjaanmu?" tanya Zahira yang belum mengenal sosok Louis.
"Ya, itu pekerjaanku. Dari hasil berburu aku mampu membeli bahan makanan termasuk membeli kamu." ucap Louis menyeringai tipis.
"Apa! Aku tidak percaya. Berapa banyak hewan yang kamu bunuh untuk menghidupi kehidupanmu" ucap Zahira dengan entengnya.
"Sudah tak terhitung lagi, intinya penghasilan ku dari berburu dan hasil dari hutan, salah satunya kayu mahoni, jati, laku terjual di pasar ekspor." ucap Louis dengan antusiasnya. Padahal ucapannya hanyalah kebohongan belaka.
"Lain kali ajak aku berburu, karena aku ingin mengetahui lebih jauh keseharian mu" ucap Zahira serius membuat Louis tergelak tawa.
Dasar sinting, apanya yang lucu sampai dia tertawa terbahak-bahak. Batin Zahira sebal.
"Bagaimana jika aku mengajakmu berburu?" tanya Louis.
"Apa! Eem baiklah, aku mau" ucap Zahira tanpa pikir panjang.
Sean benar-benar tidak percaya bahwa nona mudanya ikut berburu bersama mereka. Karena pada dasarnya wanita itu hanya merepotkan ketika diajak jalan.
"Pegang ini, jangan sampai seekor ular menyerang....." Louis belum menyelesaikan ucapannya namun Zahira langsung memotongnya.
"Apa! Ular!" Zahira berteriak histeris lalu melompat ke tubuh Louis untung saja Louis begitu sigap menangkap tubuhnya.
"Baru juga kepikiran, sudah terjadi bukan." ucap Sean melihat keromantisan bos nya.
"Jangan turunkan aku, Louis. Aku sangat takut dengan ular" lirih Zahira di balik punggung Louis.
Sementara Louis hanya diam, tubuhnya sudah panas dingin menggendong Zahira. Bagaimana tidak, dada berukuran montok menempel sempurna di punggungnya.
"Sungguh ujian berat" gumam Louis dengan helaan nafas.
*
*
*
Bersambung....