NovelToon NovelToon
Demi 9 Juta, Aku Jadi Istri Ke 2

Demi 9 Juta, Aku Jadi Istri Ke 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Fanfic / Tamat
Popularitas:392.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Ws

Kisah rahasia seorang gadis yang di perkosa oleh Bapaknya sendiri. Giska namanya, ia sudah kehilangan kesuciannya sejak ia masih belia.

Syock, malu, marah dan kecewa, semua ia rasakan dan ia pendam sendiri. Dengan segala cara ia berusaha melawan rasa traumanya. Ia ingin bisa terbebas dari bayang-bayang kejadian memilukan itu.

Karena tidak ingin terus-terusan menjadi tempat pelampiasan oleh Bapaknya,ia rela bekerja menjadi pembantu supaya ia bisa keluar dari rumahnya.

Tantangan demi tantangan ia hadapi, sampai suatu hari hanya demi mendapatkan uang 9 juta, ia terpaksa menjadi istri kedua dari pria asing yang baru ia kenal dalam beberapa hari.

Bagaimana kehiduapan Giska setelah ini? Akankah dia bisa bahagia, atau malah sebaliknya?

Yuk, mari simak kisah lengkapnya di sini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Ws, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau ini polos atau bodoh!

"Tunggu dulu!"

"Kenapa? kau mau pergi keluar lagi?" Bobby menatap tajam ke arah Giska.

"Bukan. Itu pintunya belum di tutup. Bli Bobby main tarik-tarik tanganku saja!" Ucap Giska.

Bobby pun melepaskan tangan Giska, "Tutuplah pintunya, jangan lupa di kunci!" ucap nya.

"Aku tunggu di kamar." Ucap nya, kemudian ia pergi ke kamar.

"Hmmm." Giska hanya berdehem. Ia pun segera menutup dan mengunci pintu rumah nya. Usai mengunci pintunya, Giska pun menyusul Bobby ke kamar.

Ceklek...

Giska membuka pintu kamar, ia pun masuk dan langsung menutup pintu nya kembali.

"Untuk apa pergi kesana?" tanya Bobby.

Giska seketika terdiam.

Flashback On

Beberapa saat yang lalu, Trias menggedor pintu di rumah Giska dengan sangat keras. Giska yang sedang tidur pun langsung terbangun, mendengar suara pintunya di gedor dengan sangat keras nya.

"Trias!" Giska terkejut, saat ia membuka pintu nya, sudah ada Trias berdiri sempoyongan di depan pintu nya. Parahnya, tubuh Trias hanya terbalut, rok span mini, dengan BH yang menopang dada nya. Tak ada baju yang melekat di sana.

"Gis, mendiang temanku, dia mendatangiku, Gis." Ucap Trias dengan tak begitu jelas.

"Aku takut, Gis. Dia sungguh nyata sekali." Ucap nya kembali.

Giska pun bingung, ada apa dengan teman nya ini, kenapa dia sempoyongan seperti ini? bahkan ia mencium bau aneh dari mulut Trias.

"Kau ini kenapa, Tri? ayo masuk dulu!" Giska menggandeng lengan Trias. Ia mengajak Trias masuk, karena bisa bahaya jika ada orang yang melihat Trias setengah telanjang seperti ini.

"Temanmu meninggal?" Giska bertanya, sesaat setelah mereka mendaratkan tubuhnya di sofa.

Trias mengangguk, dengan kedua matanya yang hendak terpejam. Trias juga menggigiti giginya sendiri.

"Mana ada hantu, Tri. Kau mengingau ya?"

Trias menggeleng, "Dia nyata, Gis. Aku takut di rumah sendirian." Trias seketika langsung menangis.

"Lah, kenapa kau malah menangis?" Giska bertambah bingung.

"Tidak ada hantu, Trias. Kau pasti berhalusinasi." Giska berusaha menenangkan Trias.

"Tidak, Gis. Dia benar-benar nyata." Trias pun tak mau kalah, ia tetap ngotot merasa benar.

"Astaga, ada apa dengan anak ini?" Giska sama sekali tak mengerti.

Cletakk...

Ponsel Trias jatuh ke lantai. Giska pun mengambilkan nya dan memberikannya kepada Trias.

"Kau mau apa?" tanya Giska, saat ia melihat Trias kesulitan memegang ponsel nya. Sampai-sampai ia berulang kali menjatuhkan ponsel nya.

"Aku mau menelpon kekasihku."

"Sini biar aku yang menelpon nya. Kasihan ponselmu kau buang-buang terus." Giska mengambil ponsel Trias.

"Siapa namanya?" tanya Giska.

"Adi." Jawab Trias.

Giska pun mencari nama Adi di kontak telpon milik Trias. Saat sudah menemukannya, Giska pun langsung menelponnya.

Tut ... Tut ... Tut...

Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan ini.

"Di tolak, Tri." Ucap Giska.

"Brengsek!" Trias mengumpat.

"Kau mengumpatku!" seru Giska.

Trias menggeleng, "Bukan kau!"

"Cari nama Indra." Ucap Trias kemudian.

Giska pun menurutinya, ia menelpon orang yang bernama Indra, di ponsel Trias. Namun, Indra juga tak menjawab panggilannya.

"Tidak di angkat."

"Rahmat, telpon Rahmat." Ucap Trias, suaranya semakin tak terdengar.

Giska pun menelpon Rahmat, tak perlu menunggu waktu lama, Rahmat pun menjawab panggilan nya. Giska pun meghidupkan pengeras suaranya, agar Trias tak perlu memegang ponsel nya.

"Mat, aku takut, Mat." Ucap Trias.

"Pasti kau mabuk lagi, ya? suaramu terdengar seperti orang pelo." Ujar Rahmat, terdengar suara tawa mengiri ucapan Rahmat.

"Mabuk?" Giska menatap Trias, "Jadi seperti ini orang yang sedang mabuk?" batin Giska. Ia juga tak habis pikir, kenapa teman nya ini bisa mabuk seperti ini. Jujur saja, ini pertama kalinya Giska melihat orang mabuk.

"Aku sadar, Mat. Aku takut, ada hantunya temanku, Mat." Trias mengoceh.

"Ya, ya. Aku akan ke sana sekarang. Jangan takut lagi, tunggu aku, ya." Rahmat pun mengakhiri panggilannya.

"Gis, antar aku pulang." Trias berdiri sempoyongan, ia menarik tangan Giska.

"Tunggu, ku ambilkan baju dulu untukmu!"

"Tidak perlu, ayo antarkan aku." Trias menarik tangan Giska hingga mereka sampai di rumah Trias, yang berada tepat di sebelah rumah Giska.

Sesampainya di rumah Trias, Giska langsung mengambil baju yang tergeletak di sofa, ia mengenakannya di tubuh Trias. Namun, Trias menolak nya, ia malah melempar baju itu. Berulang kali Giska melakukannya, namun tetap saja Trias tak mau memakainya.

"Bagaimana ini, dia tak mau memakai baju, bukankah akan ada pria yang kesini sebentar lagi? bagaimana jika pria itu melecehkan Trias?" pikir Giska.

"Kau pulanglah! temanku akan datang." Trias mendorong Giska, sampai Giska keluar dari rumah nya.

"Tunggu, Tri. Pakailah bajumu!"

Brakk...

Bukannya menuruti Giska, Trias malah menutup pintu rumah nya.

"Astaga, aku di usir!" Giska menggeleng-gelengkan kepalanya.

Flashback Off

"Kenapa malah diam?" Bobby menarik Giska, hingga ia terjatuh di atas tubuh Bobby.

Giska pun segera bangun dari atas tubuhnya Bobby. Lagi-lagi tubuhnya gemetaran, bahkan jantungnya berdegub cukup kencang.

"Kenapa kau pergi ke sana?" tanya Bobby sekali lagi.

"Emm, Bli. Ayo temani aku kembali ke rumah Trias." Ajak Giska, ia malah mengabaikan pertanyaan Bobby.

"Untuk apa? sejak tadi ku tanya, kau tak menjawab!" seru Bobby.

"Nanti ku ceritakan! ayo!" Giska pun langsung menarik lengan Bobby secara paksa. Bobby pun terpaksa mengikuti Giska. Sebenarnya ia bisa saja melawan, karena tenaga nya pasti lebih besar dari tenaga Giska. Namun, ia memilih pasrah, mengikuti kemauan istrinya.

Sesampainya di depan pintu rumah Trias, Giska dan Bobby menghentikan langkah nya. Giska melihat pintu Trias sedikit terbuka. Giska pun kembali menarik Bobby, untuk masuk ke dalam. Betapa terkejutnya Giska, saat melihat Trias dan pria itu bercinta di sofa ruang tamu.

"He,----" Saat Giska akan berteriak, Bobby lebih dulu membekap mulut nya. Bobby pun langsung menggendong Giska secara paksa, dan membawanya pulang ke rumah.

"Tolong Trias, dia di perkosa!" seru Giska, ia berontak dalam gendongan Bobby.

"Turunkan aku! kenapa kita malah pergi? ayo kita tolong dia!" seru Giska.

Bobby tak menghiraukan ucapan Giska, ia terus berjalan hingga mereka masuk ke dalam rumahnya sendiri. Tak lupa Bobby pun mengunci pintu rumah nya.

"Kau ini jahat sekali! kenapa tidak mau menolongnya!" seeu Giska, saat Bobby sudah menurunkannya.

"Dia bukan di perkosa, Gis."

"Apanya bukan? jelas-jelas pria itu menunggangi Trias tadi!" Giska masih ngotot.

"Heyy, kau ini polos atau bodoh!" Bobby sedikit mendorong kening Giska.

"Apa kau tidak dengar tadi suara Trias, ah oh ah oh! mereka sama-sama mau, Gis!" Bobby meyakinkan Giska.

"Tidak mungkin, Trias mau melakukan itu! dia belum menikah!" Giska masih tak mau percaya.

"Itu sudah menjadi pekerjaannya, Gis. Kau jangan cemaskan dia. Dia tidak akan apa-apa. Jika kau tak percaya, besok tanyakan langsung kepada orang nya, apakah dia sering melakukannya atau tidak!" Bobby merasa frustasi sendiri menghadapi kepolosan istrinya ini.

.

.

.

Bersambung...

Maafkan ketidakjelasanku ini ya..

1
Safa Almira
syuka
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Silvi Vicka Carolina
ini lah pentingnya edukasi sex sejak kecil ....jadi gak polos polos bgt ...di beri perngertian mana yang boleh di sentuh dan tidak boleh di sentuh sama orang lain ...meskipun itu bapak nya sendiri ...
Mizra May
bodoh dia saja tega memperkosa kau bodoh
Mizra May
kamu masih kecil lalu kenapa kau perkosa gadis remaja itu dasar manusia laknat
Mizra May
kalau dia tulus tidak mungkin dia perkosan kau bodoh di mana hati nuraninya
Elizabeth
lanjut
Fitriyani Aulina Yunarya
mantak ge tong main api Tia, lu yg selingkuh nyalah2 laki lu pedah nikah deui, nah lamun geus kieu Karek nyesel..
ajik juga ngapain si wanita kek gitu dipertahankan ajik, gedek aing KA awewe kang selingkuh th naudzubilah . author nya bisaan ni bikin emosi pembaca 😭😭 maaf ya Thor 🤭
Fitriyani Aulina Yunarya
part ngeunah seuri ini mah 😅😅 korban pelecehan jd liat org anu anu ge asa dilecehkan we . padahal mah heeh
Yuli Astuti
up nya kok lama bener tor
Dewi Ws: iya Kak. maaf ya ngga beraturan waktu up nya. nulisnya sempat2an. pinginnya nulis stiap hari tapi anak lagi aktiv2nya jadi kadang lupa nulisnya
total 1 replies
Ovi caem
lanjut Thor...
Elizabeth
lanjut
David Lumban Tobing
lanjut thor ceritanya.
David Lumban Tobing
lanjut lagi thor.
David Lumban Tobing
lanjutkan thor ceritanya.
David Lumban Tobing
mana kelanjutannya thor masih bab satu kok sdh putus ceritanya.
Elizabeth
lanjut
Kang cilok (HIATUS): Mampir kak ke hantu tampan 😄
total 1 replies
Yani Maria Hadiansyah Yani
lanjut thor
Yani Maria Hadiansyah Yani
giska kapan bahagianya thor
Elizabeth
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!