NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Istri Bayangan

Bukan Sebatas Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alisha Chanel

Setiap manusia terlahir sebagai pemeran utama dalam hidupnya.

Namun tidak dengan seorang gadis cantik bernama Vania Sarasvati. Sejak kecil ia selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak.

"Lihat kakakmu, dia bisa kuliah di universitas ternama dan mendapatkan beasiswa. kau harus bisa seperti dia!"

"Contoh kakakmu, dia memiliki suami tampan, kaya dan berasal keluarga ternama. kau tidak boleh kalah darinya!"

Vania terbiasa menirukan apa yang sang kakak lakukan. Hingga dalam urusan asmarapun Vania jatuh cinta pada mantan kekasih kakaknya sendiri.

Akankah Vania menemukan jati diri dalam hidupnya? Atau ia akan menjadi bayangan sang kakak selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Visual Betrand versi Author

Visual Vania versi Author

Supaya tambah ufdol menghalunya. Bagi yang kurang cocok, silahkan menghalu sendiri aja ya😂

***

***

"Kenapa anda kaget nyonya Vania?" Dokter Yasmin sampai mengerutkan dahinya ketika melihat respon Vania.

"Berhubungan badan dengan pasangan sendiri, juga dapat mengurangi kadar stress pada ibu yang sedang mengandung loh." Dokter Yasmin menambahkan.

Betrand dan Vania hanya bisa saling menatap dengan perasaan yang canggung.

"Ah sudahlah, saya yakin kalian sudah paham sendiri tanpa harus di jelaskan lebih rinci. Benarkan nyonya Vania?" Dokter Yasmin mengedipkan sebelah matanya ke arah wanita berkulit putih itu.

"I-iya dokter." Vania tersenyum kaku.

"Sekarang kalian lihatlah pada layar besar di depan sana. Ini adalah baby kalian." Dokter Yasmin menunjuk ke arah layar monitor yang menampakan janin dalam kandungan Vania.

Perasaan canggung di hati Betrand dan Vania berubah jadi rasa takjub, kala dokter Yasmin meminta mereka untuk menatap monitor yang menampakan janin dalam kandungan Vania.

Mata, hidung, mulut, bahkan raut muka bayi yang belum lahir ke dunia itu dapat terlihat jelas berkat USG 4 dimensi.

"Lihatlah hidungnya, sama persis seperti hidung anda kan tuan Betrand?" Dokter Yasmin menunjuk ke arah monitor yang menampakan hidung mancung bayi Vania dan Betrand.

Seketika itu juga darah Betrand berdesir hebat, air matanya mendesak ingin keluar namun Betrand tahan sekuat tenaga. Ada perasaan haru yang sulit untuk dijelaskan.

"Melihat dari ukurannya, dapat di perkirakan usia kandungan nyonya Vania sudah memasuki usia 32 minggu sekarang. Serta berjenis kelamin perempuan." Dokter Yasmin menjelaskan.

"Perempuan?" Beo Vania dengan netranya yang sudah berkaca-kaca. Walaupun pada awalnya Vania tidak menghendaki kehamilan ini. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, tumbuh rasa sayang yang begitu besar untuk si jabang bayi.

"Terima kasih dokter." Ucap Vania sembari tersenyum manis.

Sedangkan Betrand masih terkesima menatap baby pada layar Monitor di depannya.

***

30 menit kemudian, Vania dan Betrand sudah keluar dari rumah sakit. Mereka berada dalam mobil yang sama dan sedang dalam perjalanan pulang. Sedangkan Roy dan Ririn mengikuti mobil sang majikan dari belakang.

"Kita mau kemana kak?" Tanya Vania saat menyadari mobil yang dikemudiakan sang suami melaju bukan ke arah penthouse tempat mereka tinggal.

"Ririn bilang kau tidak makan dengan benar akhir-akhir ini. Jadi aku akan mengajakmu makan di restorant sebelum kita pulang." Jawab Betrand tanpa menatap ke arah sang istri.

"Benarkah? Apa ini nyata? Kak Betrand akan mengajakku makan di restoran?" Batin Vania dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya.

"Kenapa? Apa kau tidak mau?" Tanya Betrand saat melihat Vania hanya diam saja.

"Kalau kau tidak mau kita akan langsung pulang sekarang." Nyaris saja Betrand membanting setir mobilnya untuk memutar arah, karna lagi-lagi sang istri tidak merespon ucapannya. Namun urung saat Vania menggenggam erat tangannya.

"Jangan kak. Aku mau kok." Ucap Vania antusias. Saking senangnya Vania jadi tidak bisa duduk tenang di kursinya.

"Dasar aneh. Tadi diam saja, sekarang heboh sendiri." Umpat Betrand dalam hati, namun bibirnya mengukir sebuah senyuman.

Setelah menempuh 10 menit perjalanan, akhirnya sepasang suami istri itu sudah tiba di sebuah restoran mewah yang ada di ibu kota.

"Pesanlah makanan apapun yang kau mau." Kata Betrand sembari memberikan buku menu restoran pada Vania.

"Baiklah." Vania mengangguk patuh.

"Mbak aku mau pesan sop ikan salmon, steak ayam, kepiting saus padang, dan minumnya orange juice saja ya." Vania berbicara pada seorang pelayan restoran yang berdiri tepat di sebelahnya.

"Baik nyonya." Kata Pelayan itu sembari mencatat makanan pesanan Vania.

"Kenapa kau pesan banyak sekali Vania? Apa kau akan menghabiskan semuanya?" Mulut Betrand sampai menganga melihat begitu banyak menu makanan yang di pesan sang istri.

"Dasar rakus!" Umpatnya dalam hati.

"Tentu saja." Balas Vania dengan wajah meyakinkan.

"Kalaupun tidak habis, kan ada kakak yang bisa menghabiskannya." Ucap Vania dengan wajah innocentnya.

"Apa? Berani sekali kau menyuruhku menghabiskan sisa makananmu!" Umpat Betrand dengan rahangnya yang mengeras. Seumur hidupnya, Betrand tidak pernah memakan makanan sisa orang lain karna ia terlahir dari keluarga kaya raya.

Berbeda dengan Vania yang biasa berbagi makanan dengan seluruh anggota keluarganya, karna dia berasal dari kalangan biasa saja.

"Hiks...Hiks..." Vania menangis sesenggukan karna merasa malu saat Betrand membentaknya di depan umum. Tangisan wanita yang tengah hamil besar itu kini menjadi pusat perhatian semua orang.

"Pria macam apa anda ini tuan? Tega sekali membuat wanita menangis." Hardik seorang wanita yang duduk tak jauh dari meja Betrand dan Vania.

Roy hanya bisa tertawa cekikikan melihat sang boss diam tak berkutik saat dimarahi orang lain. Tak ada sedikitpun niat untuk membela.

"Iya baiklah, aku akan menghabiskannya." Ucap Betrand karna tak ingin Vania terus menangis hingga dirinya disalahkan oleh semua orang.

"Gitu dong." Cicit Vania sembari menghapus sisa air mata yang masih membasahi pipinya.

Tak lama kemudian beberapa pelayan restoran datang dengan membawa begitu banyak makanan yang sebagian besar di pesan oleh Vania. Sedangkan Betrand hanya memesan ice coffe saja, karna ia sudah kenyang duluan ketika mendengar Vania memesan begitu banyak makanan.

Dan benar saja, yang di khawatirkan Betrand akhirnya terjadi. Vania hanya mencicipi beberapa suap saja dari tiap menu yang ia pesan, sedangkan sisanya Vania meminta sang suami untuk menghabiskannya.

Tak ingin ada drama Vania sampai menangis lagi, dengan terpaksa Betrand mulai memakan makanan yang tersaji di hadapannya.

"Aku tidak akan sanggup untuk menghabiskan semua ini, lebih baik kita pulang saja." Betrand sudah menyerah hanya dengan menghabiskan satu menu saja. Sedangkan masih ada beberapa menu lagi yang belum terjamah.

"Jangan membuang-buang makanan kak, mubazir!" Vania mengingatkan.

"Kalau begitu aku akan meminta Roy untuk menghabiskannya." Betrand hendak memanggil sang asisten, yang sedang duduk bersama Ririn dan tak jauh dari meja mereka. Namun urung karna Vania melarangnya.

"Tidak boleh! Aku tidak mau orang lain yang menghabiskan makanan ini, karna ini adalah makanan sisa. Aku ingin kakak yang menghabiskannya." Cicit Vania.

"Kau gila ya! Apa kau ingin aku mati kekenyangan?!" Ucap Betrand dengan rahangnya yang mengeras.

Namun sepersekian detik kemudian pria itu menghembuskan napas berat lalu mulai memakan makanan yang ada dihadapannya hingga tandas tak bersisa.

Betrand tak ingin Vania sampai menangis lagi, hingga berujung dia yang akan disalahkan oleh semua orang. Apalagi wanita yang menegurnya tadi terus menatap tajam ke arahnya dengan tatapan yang membunuh.

"Rasain! Itu pembalasan dari kami karna kau sudah membuat kami kelaparan sampai berhari-hari." Batin Vania sembari mengelus perut buncitnya.

Vania ingat betul bagaimana perjuangannya menahan lapar selama berhari-hari agar ia mendapat perhatian dan simpati dari suaminya sendiri. Bahkan Vania pulalah yang melarang dokter Yasmin untuk datang ke penthouse, agar Betrand bisa menemani dirinya kontrol bulanan ke rumah sakit.

Bersambung.

1
Si Penjahat
wkwkk lanjut Thor
Retno Harningsih
lanjut
Uthie
dikira halusinasi lagiiii 😂
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Uthie
Masih kocak dehh soal si Albian dan Khanza 😂
Uthie
kenapa ayahnya Alexa lebih setuju dengan si Jack yaa 😂😂
holipah: betran anak mmh jdi harta nya ssh d ambil 😅😅
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Cantika
Mampusss kau Al😂
holipah
paling temen nya vania
Uthie
seruuuu.... Mom Sarah telah beraksi👍😂

btw.. siapa yaa itu yg bicara terakhir??? 🤔
Retno Harningsih
up
Uthie
Hahahaa... suka banget sama mulut pedas nya Vania dan Ririn 👍👍😂😂
Uthie
Lanjut 💪🤗
Susanti
lanjutt thor
Retno Harningsih
up
harwanti unyil
gk kelar" masalah nya
Alisha Chanel: Begitulah hidup kak, masalahnya gak ada habisnya. Selesai masalah satu datang lagi masalah baru 🤭
total 1 replies
Cantika
Sabar Robin Hood 😂
Uthie
sepertinya Bertrand akan salah paham dan membenci Vania niii 😁
Uthie
Good 👍
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!