NovelToon NovelToon
Wanita Pelangkah

Wanita Pelangkah

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Murid Genius / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kuswara

Apa yang akan terjadi pada Jamilah setelah tiga kali dilangkahi oleh ketiga adiknya?.

Apa Jamilah akan memiliki jodohnya sendiri setelah kata orang kalau dilangkahi akan susah untuk menikah atau mendapatkan jodoh?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Wanita Pelangkah

"Kalau pun kamu tidak salah, tidak seharusnya juga kamu menyakiti mereka yang tidak memiliki ilmu bela diri seperti mu. Itu sama saja dengan kamu menindas kaum yang lemah. Cukup saja kamu menghindar dan segera minta pertolongan pada ibu atau bapak guru atau Pak penjaga yang bertugas. Dan kamu juga jangan bersikap tidak sopan pada Pak kepala sekolah seperti tadi. Terlebih didepan murid-murid yang lain. Itu sangat sangat tidak baik." Ceramah Jamilah panjang lebar, tapi entah kenapa Alexander begitu senang mendengarnya.

"Aku hanya ingin memberi mereka pelajaran saja, karena sudah berani menindas ku. Dikira mereka aku lemah, belum tahu saja ilmu bela diri ku sudah sabuk hitam." Aku Alexander begitu sombong sambil menepuk dadanya berulang kali.

"Nanti kamu minta maaf pada Pak kepala sekolah untuk sikap mu yang sangat arogan." Jamilah mesem-mesem sendiri melihat Alexander yang meniru ucapannya supaya meminta maaf pada Pak kepala sekolah.

"Ibu tahu kenapa aku bisa bersikap arogan seperti ini?." Tanyanya pada Jamilah yang spontan mendapatkan jawaban dengan gelengan kepala dari Jamilah.

"Tuh orangnya baru datang." Tunjuk Alexander pada Daddy Emir yang baru datang ke kamarnya.

"Jadi bagaimana Alexander?, kau bikin ulah apa lagi tadi saat disekolah?. Kakek mu saja sampai kau buat pusing." Omel Daddy Emir sembari mendaratkan bokongnya pada kasur empuk milik Alexander.

Alexander menggeleng beberapa kali sebagai tanda ia tidak ingin berbicara lagi dengan Daddy nya. Dengan alasan untuk menghindari pertengkaran yang bisa lebih hebat dari tadi.

"Kan sekarang ada ibu yang akan memisahkan kita, kalau kita akan berakhir dengan bertengkar hebat nantinya." Balas Daddy Emir dengan entengnya menatap Jamilah yang sedang menatapnya.

"Dikira saya wasit harus menengahi kalian berdua." Jamilah bangkit dan hendak meninggalkan keduanya. Tapi dengan cepat Alexander menahan tangan kanan Jamilah dan Daddy Emir menahan tangan kiri Jamilah.

"Siapa yang akan ibu lindungi dan bela kalau aku dan Daddy bertengkar hebat." Jamilah melihat cekalan ayah dan anak itu begitu kuat pada tangannya.

"Keduanya akan ibu lindungi dan bela. Karena saat ini kalian berdua orang terpenting dalam hidup ibu." Jawaban Jamilah sungguh mengenai hati keduanya. Tapi Emir menahan sekuat tenaga untuk tidak memeluk Jamilah, jadi ia membiarkan Alexander yang menarik Jamilah dan memeluknya Erat.

"Aku merasa diriku berharga saat didekat mu, ibu." Tiba-tiba saja Alexander menangis dan mengeluarkan air matanya.

"Tapi aku juga ingin Mommy Isyana ditemukan. Aku ingin bilang padanya kalau aku sangat merindukannya." Tangis Alexander semakin pecah kala menyebut Mommy Isyana.

"Kita akan mencarinya bersama-sama." Balas Jamilah mengusap punggung Alexander.

Emir semakin kelu saat Jamilah akan membantu Alexander untuk menemukan Isyana. Bukan saja sebagai istri baginya dan ibu bagi Alexander, tapi merupakan malaikat yang hadir dalam hidup mereka berdua yang membawa kedamaian dan ketentraman.

.

.

.

Saat Jamilah keluar dari kamar mandi, Emir sedang berbicara ditelepon dengan seseorang. Jamilah tidak ingin tahu dan ikut campur dengan yang bukan menjadi urusannya. Jamilah sengaja lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan merapikan belanjaan yang belum sempet dirapikan.

Mengetahui Jamilah sudah keluar dari kamar mandi, Emir menghampiri dan duduk didepan Jamilah.

"Apa tidak berlebihan jika kamu ingin membantu Alexander untuk menemukan Mommy nya?."

"Saya rasa tidak. Hal yang wajar jika seorang anak sangat merindukan ibu nya apalagi itu ibu kandungnya, masih ada pula." Jawab Jamilah seketika menghentikan aktifitasnya.

"Memangnya apa yang terjadi dengan Mommy Isyana?, jika boleh aku tahu?." Jamilah menatap serius wajah Emir.

"Saya tidak ingin membahas itu untuk sekarang." Emir menghindari tatapan Jamilah yang sangat tajam sampai mengenai hatinya.

"Apa saja yang Alexander katakan tentang Isyana?." Emir mengeluarkan ponsel dan mengabaikan Jamilah.

"Tidak ada." Jamilah segera pergi dari hadapan Emir yang asyik bermain ponsel. Padahal sebenarnya Emir sedang mengalihkan perasaan dan hatinya dari sosok Jamilah.

"Kamu mau kemana?." Baru Emir menatap Jamilah lagi.

"Tidur, sudah malam." Jawab Jamilah menaiki kasur empuknya.

Emir mendekati Jamilah, ia melupakan kalau ia tidak ingin sampai terlalu dekat dangan Jamilah untuk urusan rumah tangganya, tapi entah lah malam ini.

"Kamu nyaman, tidur dengan pakaian seperti sekarang ini?." Jamilah dangan cepat mengangguk. Dan segera merebahkan tubuhnya.

Emir pun ikut mengangguk dan segera bangkit dari tempat tidur Jamilah.

"Selamat malam." Ucap Emir.

"Selamat malam." Balas Jamilah.

Sementara itu di dalam kamar Alexander, saat ini Alexander tidak bisa memejamkan matanya. Ia mengingat beberapa tahun silam, apa saja yang masih menempel dalam memori ingatannya. Mommy Isyana begitu baik, perhatian, penuh kasih sayang. Tapi tiba-tiba menjadi murung, pendiam, lebih sensitif, tidak boleh tersinggung sedikit pun. Tapi Alexander tidak tahu dengan perubahan sang Mommy yang terjadi dengan begitu cepatnya. Sampai mulai perlahan Alexander tidak bisa menemukan Mommy Isyana di setiap sudut rumahnya.

Alexander bangun dan segera keluar dari dalam kamar, tanpa berpikir panjang lagi ia langsung mengetuk pintu kamar Daddy Emir.

"Ibu...Ibu...Ibu..." Panggil Alexander.

Daddy Emir yang belum tidur pun langsung membuka pintu sebelum Jamilah bangun karena ulah putra nya

"Ada apa kau memanggil istri ku?." Usai pintu dibuka, Alexander langsung saja naik keatas tempat tidur, bergabung dengan Jamilah yang membelakanginya.

"Kau apa-apaan mengambil posisi ku dengan tidak sopan?." Daddy Emir menarik selimut yang sudah menutupi Alexander.

"Tempat ini kosong jadi siapa saja boleh mengisinya." Alexander tidak mau kalah, ia kembali menutupi tubuhnya.

"Tidak bisa begitu Alexander!. Kalau pun tempat ini kosong bukan berarti kau boleh menempatinya dengan sesuka hati. Tetap saja itu posisi ku sebagai suami dari ibu mu." Daddy Emir kembali menarik selimut dangan cukup kuat sampai selimutnya terjatuh ke atas lantai.

Jamilah menoleh kebelakang, dimana Emir dan Alexander sudah berada dibelakangnya.

"Kalian berdua sedang apa?, apa yang kalian ributkan?. Berisik sekali." Jamilah bangun dan memilik untuk duduk di kursi saja.

"Daddy menganggu tidur ku saja Bu." Adu Alexander menunjuk Daddy Emir. Tatapan Jamilah pun berpindah pada Daddy Emir.

"Kenapa?." Tanya Jamilah melihat tatapan Emir yang tidak biasanya.

"Aku tidak suka saja kalau anak ingusan ini mengambil posisi ku di tempat tidur ini?." Emir persis seperti anak kecil yang sedang berebut permen tidak ingin mengalah sebelum permen itu ada ditangannya.

Bola mata Jamilah membulat seketika, ada apa dengan suaminya itu?. Sangat terlihat aneh.

"Ish tadi tempat tidur disebelah Ibu kosong. Jadi apa salah kalau aku langsung menempatinya?." Jamilah menggeleng dengan cepat. Hingga Emir dibuat melongo.

"Tapi kan itu tempat ku!." Daddy Emir sudah mulai meninggikan suaranya. Tatapnya Jamilah masih belum berpaling dari mereka yang sedang merebutkan tempat tidur.

"Tadi tadi kosong Dad, aku bebas siapa pun bisa mengisinya." Teriak Alexander.

"Stop!." Jamilah berdiri dan berjalan hendak membuka pintu, tapi sebelum itu ia kembali membalik badan dan berbicara pada keduanya.

"Kalian berdua silakan tidur ini. Ibu mau tidur di kamar Alexander saja."

"Mana bisa begitu." Protes Emir dan Alexander bersaman dan menghampiri Jamilah. Emir bergerak cepat untuk mengunci pintunya supaya Jamilah tidak bisa keluar.

"Terus bagaimana kita bisa tidur ditempat tidur kecil itu?." Jamilah frustasi juga lama kelamaan menghadapi sikap menyebalkan Emir dan Alexander.

Alexander dan Emir membawa Jamilah unyuk duduk dipinggir ranjang.

"Ibu tidur ditengah, biarkan kami yang akan melindungi mu." Ucap Alexander santai. Tidak tahu saja jantung Emir sudah berdetak sangat kencang, membayangkan dirinya akan tidur satu ranjang dengan Jamilah.

"Iya kan Dad?." Emir langsung mengangguk patuh menjawab pertanyaan Alexander walau dengan perasaan bimbang.

Alexander menarik tangan Jamilah supaya ikut merebahkan tubuh seperti yang sudah dilakukannya. "Ayo kita tidur Bu, besok aku sekolah."

Jamilah ikut merebahkan tubuhnya di samping Alexander, sedangkan Emir menatap keduanya.

"Ayo Dad, tidur juga. Aku sudah tidak memiliki tenaga untuk meladeni mu." Ucap Alexander dengan mata yang sudah terpejam.

"Iya Boy." Jawabnya lirih.

Emir tidak bisa memperlebar jarak diantara dirinya dan Jamilah, karena memang tempat tidurnya hanya berukuran standar.

Sambil menahan nafas Emir berhasil merebahkan tubuhnya di samping Jamilah.

Matanya terpejam, tapi tidak dengan pikirannya hidungnya yang masih bekerja. Membayangkan sosok Jamilah tanpa busana apa pun, hingga ia bisa melihat dan memandanginya dengan jelas. Aroma yang tercium dari balik hijab Jamilah sangat sungguh wangi, menusuk indera penciumannya.

"Bagaimana aku bisa tidur bila seperti ini?." Gerutu Emir dalam hati. Sangat menyesali pertengkarannya bodohnya bersama Alexander jika pada akhirnya ia harus membayangkan Jamilah seperti ini.

.

.

.

Keesokan paginya...

Alexander dan Emir sudah terbangun saat Jamilah merapikan mukena dan sajadah.

"Ibu sudah minta pada Tuhan untuk membawa Mommy Isyana pada ku?." Tanya Alexander sambil mengucek mata.

Jamilah membuka gorden dan jendela kamarnya, supaya udara segar pagi hari masuk.

"Bagaimana kalau kamu minta juga pada Tuhan, supaya Tuhan bisa cepat mengabulkannya." Jawab Jamilah.

"Aku tidak bisa melakukannya!." Balas Alexander sambil bangun dan meminta Jamilah untuk duduk di sofa bersamanya.

"Apa ibu yakin, kalau Tuhan akan mendengarkan doa anak bandel seperti ku?." Alexander memang wajah sendu. Sebenarnya ada keinginan untuk melakukan apa yang dikatakan Jamilah, tapi sangat mustahil jika mengingat dirinya yang selalu membangkang dan membuat ulah. Apa iya Tuhan akan sayang dan mengabulkan permintaannya?.

"Hem pastinya. Perlahan kamu akan bisa melakukannya dan secara perlahan pula kamu akan terbiasa mengerjakannya. Tapi memang ujiannya sangat berat. Jadi kamu harus menunjukkan kesungguhan mu dan terus bersungguh-sungguh kalau Tuhan belum memberikan apa yang kamu inginkan. Berarti kamu harus bersabar lagi dan tetap yakin." Jawab Jamilah memberikan semangat pada Alexander untuk mulai belajar dekat dengan Gusti Alloh. Tanpa harus memaksanya.

"Aku akan berusaha dengan sungguh-sungguh." Alexander mencium pipi Jamilah dan mengusapnya.

"Terima kasih ibu." Alexander segera keluar dari kamar mereka, akan bersiap untuk berangkat sekolah.

"Saya tidak ingin kamu memberikan harapan apa pun pada Alexander." Ucap Emir tidak suka sembari masuk ke dalam kamar mandi lalu menutup pintunya cukup kencang.

"Astagfirullah" Jamilah mengelus dada.

1
Bilqis Nabilla
Luar biasa
puja ati
itumah akal akalan
Sella Darwin
Luar biasa
☠༄༅⃟𝐐🧡ʟᴇɴɢsᴇʀʀ[ᴏɴoff🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ
berat nian cobaan hidup mu Jamilah.. tapi berharap badai ini cepat berlalu. Emir harus bisa menyelesaikan dengan baik
Kiki Nurjanah
Luar biasa
☠༄༅⃟𝐐🧡ʟᴇɴɢsᴇʀʀ[ᴏɴoff🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ
jangan bilang sifatnya menurun dari bapaknya 😆😂😂 kalo sudah memiliki sesuatu atau seseorang bakal posesif ini ya 😆
Anonymous
keren
Araaa
sg
Anonymous
Ip
Y
Neneng Zakiyah
lanjutt thor...
Neneng Zakiyah
thor jgn jahat ya sm jamilah...
Neneng Zakiyah
ternyata emir menikahi bu jamilah bkn buat diri nya..tp untuk sahabat nya arkam..ya thor
Neneng Zakiyah
sy mampir thor....cerita nya bagus
Edy Sulaiman
mntap thor dgn adegan wik2.. nya. Hhh, bisa agak dirinci dikit thor..
Edy Sulaiman
Si Arkam nih punya kelainan jiwa nmpknya thor...
Edy Sulaiman
kapok loh Emir ...hhh kasihan deh..
hhh
Edy Sulaiman
to the point aja Emir mau belah Duiren sama jamilah...hhhh
Edy Sulaiman
yu terus terang aja Emir sama Jamilah,suka tak suka Jamilah adalah istri sah mu secara Agama maupun Hukum.
Widarto Saja
good boy.. 🤣🤣🤣🤣
Hana Nisa Nisa
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!