Seorang Presdir Perusahaan dikota Medan, dia pergi meninggalkan perusahaannya selama beberapa tahun lamanya, dia memilih untuk
mengasingkan diri disebuah Kuil.
Setelah beberapa tahun dia kembali dengan perubahan yang yang sangat besar, dia mampu menjadi Dokter Tradisional dan mampu seni bela diri.
Semoga para pembaca bisa terhibur dengan cerita ini. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Membeli HP di Toko
Setelah melihat Farel berlalu pergi, Alex baru tersadar dari keterkejutannya dengan apa yang dilihatnya, dia merasa ini hanyalah sebuah mimpi yang tidak nyata, namun dia melihat beberapa bawahannya dan anak buah Martin sudah tergeletak ditanah sudah kaku tidak lagi bergerak.
“Tunggu! Tunggu Anak Muda” Teriak Alex dengan nada rendah, dia masih memegangi tangannya yang masih terasa sakit, karena tangannya seperti terkilir akibat perbuatan bawahan Martin tadi.
Farel menghentikan langkahnya, kemudian dia berbalik menatap Alex yang berjalan tergopoh-gopoh, Farel menyipitkan kedua matanya.
“Apakah anda memanggil saya?” Tanya Farel dengan penasaran sambil menghujuk dirinya sendiri.
“i, iya anak muda, saya ingin berterimakasih kepadamu, karena sudah menyelamatkan hidup saya” ujar Alex singkat.
Farel mengerutkan keningnya menatap Alex, kemudian dia berkata “ Maaf Tuan, saya rasa, saya tidak melakukannya, saya hanya memberi pelajaran kepada Martin itu, yang sudah mengganggu ketenanganku”.
“Tidak, Tidak Anak Muda, Martin tadi berniat untuk melenyapkanku, karena saya tidak menandatangani kontrak, perngalihan perusahaan saya atas namanya” Kata Alex dengan jujur.
“Ohh, ternyata begitu, itu kebetulan saja Tuan, anggap saja itu bantuan kecil” Jawa Farel enteng, karena dia memang merasa dia tidak menolong orang tua yang berada dihadapannya saat ini.
“sebaiknya Tuan pergi, biar kondisi Tuan menjadi lebih baik” Kata Farel datar sambil mengibaskan tangganya mempersilahkan Alex untuk pergi.
“Baik Terimakasih Anak Muda, kalau begitu saya permisi” Jawab Alex sambil membungkuk undur diri dari hadapan Farel.
“Tunggu!” Ucap Farel sambil mengangkat tangannya.
Sontak Saja Alex berhenti dan langsung memutar badannya melihat Farel.
“Kenapa Anak Muda? Apakah ada yang salah dengan saya?” Tanya Alex dengan penuh pertanyaan, dia merasa heran kenapa tiba-tiba Farel menahanya.
“Sepertinya, Tuan ini memiliki Penyakit dalam yang sulit disembuhkan” Ungkap Farel dengan menatap Alex dari ujung kaki sampai ujung kaki.
Alex langsung merasa terkejut dengan pernyataan Farel barusan, dia merasa percaya dan tidak percaya dengan pernyataan tersebut.
“Kenapa Anak Muda berkata seperti itu? Apakah Anak muda mampu memindai penyakit orang Juga?” Tanyanya lebih lanjut.
“Heem, saya bukan hanya memindai, tapi saya juga mampu mengobati secara tradisional” jawab Farel dengan biasa saja.
“Maaf Anak muda, saya memang punya penyakit dalam, tapi 2 hari yang lalu saya sudah menjalankan Operasi, dan kata dokter penyakit saya sudah dinyatakan sembuh” Kata Alex dengan penuh tanda tanya.
“Iya memang benar! Biarkan saya memberitahu anda Tuan, Anda ini memiliki Penyakit pembengkakan Hati, dan sudah stadium lanjut, dan sudah terjadi pembekuan darah diatas ulu hati, sehingga sulit untuk dilakukan pengobatan, meski anda sudah di operasi, namun karena pembekuan darah tepat berada diatas ulu hati anda, tidak akan terlihat oleh Scan dan tentu saja itu tidak bisa sembuh, kecuali Hati anda dicangkok untuk melepas darah yang sudah terlanjut membeku” Ucap Farel menjelaskan.
Farel berjalan mendekati Alex, kemudian dia menyentuh tepat di uluhati Alex “Apakah ini masih terasa nyeri?” Tanya Farel dengan sedikit menekan diatas uluhati.
“iya Anak Muda, masih terasa nyeri, tapi! Bukankah ini efek dari operasi ini?” tanya Alex dengan singkat.
Farel menggelengkan kepalanya “Heem, Bukankah garis operasi dibawah ini? Lalu kenapa yang sakit disini?” Tunjuk Farek dengan memberi penjelasan.
Alex hanya bisa menganggukkan kepalanya, di percaya dengan pernyataan dari Anak Bocah dihadapannya ini.
Farel menyentuh bagian luka dibadan Alex, Farel mengerahkan tenaga Qi-nya yang membuat tubuh Alex sedikit gemetaran.
Setelah selesai menyuntikan energi Qinya, Farel menarik tanganya dan menatap lekat wajah Alex.
“Luka Operasi Tuan memang sudah sembuh, hanya tinggal penyembuhan total! Tapi Penyakit gumpalan darah diulu hati tetap saja akan terus berkembang, saya hanya bisa melakukan penghambatan sementara, paling tidak 3-5 hari kedepan” Jelas Farel dengan wajah seriusnya.
Setelah memberikan penjelasan terkait penyakit itu, farel langsung berlalu beranjak pergi. Namun belum dia melangkahkan kakinya, Alex sudah menghentikan langkahnya “Tunggu! Tunggu dulu Anak Muda, saya merasa kekuatanku bertambah setelah kau menyentuhku barusan”.
“Bukankah Kau tahu tentang Penyakitku ini, tentu saja pasti kau tau tentang obatnya, saya akan mengabulkan apa yang kau minta anak muda, tolong! Tolonglah saya anak muda” ujar Alex.
“Hemm, baiklah karna Tuan sudah memaksa, saya akan datang 3 hari kerumah Tuan, tolong berikan saya Iddentitas Tuan” Jawab Farel dengan Datar.
“Iya baik anak muda” Alex megeluarkan Kartu Identitasnya, sekalian dia mengeluarkan Satu Kartu ATM yang berwarna Hitam.
“ini anak muda terimalah, ini Kartu nama saya, dan ini ada sedikit tabungan saya, maaf isinya tidak terlalu besar, saya harap anak muda bisa menerimanya” Ucap Alex dengan menyerahkan Kartu ditangan Farel sambil menundukkan kepalanya.
Farel berpikir sejenak, dia tidak tega menolak pemberian orang tua ini, sehingga dia menerima dengan santai Kartu nama dan Kartu ATM tersebut.
“Baiklah saya terima, ingat saya tidak pernah memaksa Tuan untuk memberikan ATM ini kepada saya” Kata Farel penuh penekanan.
“Iya, iya Anak muda, saya tidak akan pernah mempermasalahkan tentang itu, yang penting anak muda bisa menyelematkan nyawa saya” Jawa Alex dengan antusias.
“Baik sudah waktunya Tuan Pergi dan beristirahat, saya akan menghubungi anda 3 hari kedepan, Ingat! Jangan Keluar Rumah dan banyak pergerakan sebelum saya mengobati anda” Peringat Farel dengan tegas.
“Baik Anak Muda, saya akan patuh akan hal itu” Jawab Alex singkat.
Setelah mengatakan hal itu, Farel langsung menghilanda dari hadapan Alex bagaikan hembusan angin disiang bolong.
Alex hanya menghela nafas panjang, dan menggelengkan kepalanya ketika dia sudah tidak melihat Farel hanya dalam hitungan detik.
Farel sudah sampai ditempatnya beristirahat, dia melihat Kartu Identitas yang berada dikantong celananya “Alex Deli Sitanggang” Gumamnya berbisik.
Alex Deli Sitanggang adalah, Direktur Perusahaan Deli KSI Company, yang bergerak dibidang Pertanian Kelapa Sawit.
Perusahaan Deli KSI Company dibawah Naungan BUMN, dan memiliki puluhan cabang diseluruh Kota di Indonesia, dan Malaysia.
Pagi hari.
Disebuah Toko perbelanjaan, Farel berjalan dengan santai sambil tangan disaku celananya, dia berjalan menuju tokoh handphone.
“Maaf Tuan disini tidak dilarang pengemis, kalau mau mengemis sana noh, dipinggir jalan raya” hardik seorang pelayan toko dengan arogannya.
Farel hanya bisa menautkan keningnya ketika dia mendengar pernyataan dari penjaga toko. Farel melihat sekujut badannya dia baru mengerti bahwa penampilannya saat ini bagaikan seorang pengemis jalanan yang berumur ratusan tahun.
“heem, lalu kenapa kalau pengemis? Apakah tidak boleh melakukan belanja ditempat ini?”tanya Farel dengan tatapan tajamnya.
Pelayan Toko yang menatap Farel, tubuhnya sedikit gemetar melihat tatapan tajam yang seakan membunuh dari Farel, dia seolah dihantui oleh Roh kegelapan.
“Ta,Tapi! Apakah Pengemis seperti dirimu mampu membeli satu unit saja Handphone ditoko ini? Huft, ada-ada saja, Pengemis kok bergaya” Ketusnya dengan nada mengejek.
Farel hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia kemudian menyuruh pelayan yang lain untuk mengambil HP yang bermerek Apel.
“Tolong berikan saya satu” Ucapanya dengan menghunjuk satu unit HP Mereka Buah itu.
Pelayan Toko langsung bergerak mengambil satu unit HP yang berlogo Apel tersebut, namun belum sempat memberikannya kepada Farel, pelayan yang sok cantik dan Arogan tadi menahan pergelangan tangan temannya.
“Apakah kamu mau cari mati! Hah! Bagaimana kalau dia merusak HP tersebut, apakah gajimu dalam sebulan mampu untuk menebusnya?” bentak Pelayan toko yang arogan itu.
“Ta, tapi, dia mau membelinya, kenapa kita tidak boleh memberikan padanya” Jawab pelayan yang satu itu.
“Ais, kau ini! Memang tidak bisa menebak, apakah kau tidak lihat penampilannya itu yang sangat jelek, apa menurutmu dia mampu membeli HP itu, jangankan dia membeli Hpnya membeli kesingnya saja saya rasa dia tidak mampu beli” Ketus Pelayan Arogan itu.
“Akhh terlalu payah, buang-buang waktuku saja” Gerutu Farel dengan sangat kesal.
Farel langsung mengeluarkan Kartu Hitam Perak miliknya, pemberia dari Martin Kalvin Sidabutar semalam, sehingga tanpa sadar Pelayan Toko melirik Kartu tersebut dan membelalakan matanya.
“Ini Kartu saya, Cepat! Selesaikan pembeliannya, saya sangat bura-buru sekarang” Ucap Farel dengan suara dinginnya.
“Hemm, berlagak sok punya Kartu kau rupanya, palingan Kartu yang tidak berguna kau pungut dari tempat sampah, lalu kau membawanya kesini dengan perasaan Pamer, Kau dasar Pengemis tak tau malu, Cepat! Kau pergi dari tempat, atau saya panggil satpam untuk mengusirmu” Ujar Pelayan Arogan itu dengan sok hebatnya, sambil dia melemparkan Kartu Hitam Perak itu kearah Farel.
Beberapa orang yang berada ditempat itu merasa jijik melihat Farel, mereka mengira Farel sudah sangat keterlaluan mau belanja HP Mahal, tanpa dia melihat dirinya sendiri terlebih dahulu.
“Iss, Pengemis kok belagu banget ya? Pengen membeli HP Mahal tapi tidak punya uang” Ucap pengunjung toko yang lain.
“iya nih, lebih parahnya lagi dia memberikan kartu mainan Pokeman kepada pelayan sebagai Kartu ATMnya, apakah dia kira semua penjaga toko sudah gila, sama sepertinya yang sudah gila setengah” Hardik pengunjun cewek yang lain.
Pelayan Toko yang Arogan itu hanya menyunggingkan bibirnya keatas, ketika dia mendengar orang-orang mulai mencibir Farel dengan keras.
Mendengar adanya keributan diluar, Manager Toko itu langsung keluar melihat apa yang sebenarnya terjadi.
“Ada apa kalian ribut-tibut?” tanya Manager Toko dengan penuh tandatanya.
“ini Tuan, dia mau membeli HP dia mau membayar dengan Kartu Itu” Tunjuk Pelayan toko yang baik.
Manager Toko melihat Kartu Hitam Perak tersebut, dia membelalakan matanya tak percaya.
“Apakah ini benar milikmu” tanya kepada Farel, Manager Toko itu memang merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, karena kalau dilihat dari penampilan Farel tidak terlihat dari keluarga berada, melainkan hanya terlihat sebagai seorang pengemis.
“Akhh Berisik! Cepat Gesek saja Kartu itu, biar cepat saya pergi dari tempat ini, saya sangat Mulas melihat pelayanmu itu” Tunjuk Farel pelayan toko Arogan itu dengan perasaan kesal.
Tanpa menunggu lama Manager langsung menggesekan Kartu itu ke Brilinknya, dan benar saja terdengar suara “Dip”.
“Apa? Apa saya tidak salah mendengar” kata seseorang pengunjung toko yang lain.