Kisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}.
__________________***________________
Ini adalah kisah cinta terlarang, dimana hanya ada air mata yang selalu menemani. Perjuangan yang begitu besar hingga pengorbanan dan nyawa menjadi taruhan.
“Apa salahnya jika mencintai? Apa salahnya jika kami ingin menikah? Sudah sekian lama kami dipisahkan, dan takdir mempertemukan ku kembali dengannya. Tepat dibawah menara Eiffel! Tapi lagi-lagi takdir memisahkan kami lagi, saat aku mengandung anaknya. Dan perpisahan ini berlanjut lagi sampai 14 Tahun! Hingga usia anak kami 13 Tahun, dan aku selalu menunggunya di bawah menara Eiffel.
Tapi tetap saja, dia belum kembali tanpa kabar.”
~Cassea Laura Chadwick~
________________________________
Apakah dia sudah memiliki keluarga sendiri? Apakah dia melupakan ku?
Mungkinkah, Tuhan sudah mengambilnya dariku?
_________________________________
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERCI : BAB 04
SEORANG PENOLONG
Gorges de la Fonte, 01:59 PM.
Sesampainya di sana, mereka semua berkumpul dan bersiap-siap memasang sebuah tenda. Hingga membuang waktu beberapa menit memasang tenda, kini semua tenda sudah berdiri tegak, membuat para siswa siswi tadi memilih terlentang sejenak.
“Baiklah semuanya, kita akan istirahat sebentar, setelah itu kita akan memulai dengan memanjat tebing dan merasakan alam sekitar kita. Jadi, jika ada diantara kalian yang takut dengan ketinggian maka katakan sekarang juga. Okay!” Jelas salah satu dosen yang ikut membina.
Tiba-tiba Khey mengangkat tangan nya dan mengatakan sesuatu yang tidak jelas dan membuat Cassea marah.
“Pak! Sebenarnya Cassea takut dengan ketinggian!” kata Khey tersenyum miring, yang sebenarnya dia tidak ingin Cassea sampai ikut dan tahu tentang hubungan-nya dengan kekasih-nya.
Cassea dan Lea yang mendengar ucapan Khey, merasa marah. Sebagian teman pria Cassea tertawa mengejek sambil menepuk pundak Cassea. ”Aku tidak percaya kalau Cassea, Wanita yang kebal dengan minuman keras, takut dengan ketinggian. Hahaha!!!” ejek teman prianya.
“Ta gueule (Diam).” Sentak Cassea. Dengan berani wanita yang merasa di permalukan itu langsung maju kedepan dan bicara kepada Dosen nya.
“Tidak Pak, dia hanya membuat omongan." Ujar Cassea melirik sinis ke Khey.
“Baiklah, kalau begitu kau akan ikut!” Balas dosen yang menerangkan tadi. Cassea membalas senyuman Pak dosen. Lalu melirik ke arah Khey dengan tatapan tajam. Sementara Khey hanya balik memandang dengan senyuman manis lalu pergi entah kemana.
Saat diberi waktu istirahat, Cassea memilih pergi ke suatu tempat di mana tempat itu dekat dengan jurang dan pepohonan. Dia tidak mengajak Lea karena temannya sibuk dengan makanan.
Saat asik menikmati udara dengan melihat pemandangan di atas jurang, suara daun kering yang seperti terinjak oleh kaki seseorang, membuat Cassea penasaran dan mengikuti suara tersebut. Betapa terkejutnya saat dia melihat Khey sedang berciuman dengan kekasihnya di tempat yang sama sekali tidak bisa di lihat orang.
“Khey!" panggil Cassea.
Mengetahui bahwa Cassea memanggil namanya, dia terkejut sambil membulatkan matanya. Dengan cepat dan takut, Khey mendorong kekasihnya dan menarik tangan Cassea menjauh dari tempatnya ke tempat Cassea tadi, tempat yang berdekatan dengan jurang yang tinggi.
“jangan memberitahu ayah soal ini Cassea, aku tahu ayah akan marah padaku." Pinta Khey dengan wajah panik.
“Kita lihat saja nanti, tapi jika ayah tahu maka dia akan sangat kecewa... Sekali denganmu, benar 'kan!" Cassea tersenyum tipis.
Tapi meski begitu, Cassea tidak ada niat sama sekali untuk memberitahu soal ini kepada ayahnya, karena dia bisa dan tahu menjaga perasaan orang lain. Sementara Khey yang sudah panik dan marah dengan ucapan Cassea, kedua tangannya sontak mendorong Cassea hingga terjatuh ke jurang yang sangat tinggi. Cassea terkejut dan langsung berpegangan dengan keadaan yang menggelantung.
“Apa yang kau lakukan?" Bentak Cassea dengan penuh amarah dan wajah yang ketakutan.
“Sorry! Mungkin kini kau akan tahu sifatku yang sebenarnya kan, jadi jangan main-main denganku dasar anak manja." Ucap Khey tersenyum licik lalu pergi begitu saja. Napas Cassea tersengal-sengal, di tambah dengan jawaban menantang dari Khey.
“DASAR BEDEBAH...” Teriak Cassea. Dengan tubuh yang sangat gemetar, wanita itu masih berusaha berpegangan erat di salah satu batu yang tertancap di tanah.
Di tenda, Lea menunggu Cassea yang masih belum datang, padahal istirahat akan berakhir.
“Bu, Cassea masih belum datang, dia bilang mencari udara segar, tapi ini sudah cukup lama Bu." Ucap Lea gelisah. Akhirnya semua siswa siswi di kumpulkan untuk bertanya soal keberadaan Cassea yang tidak kunjung kembali.
Tapi semuanya tidak ada yang tahu keberadaan Cassea, Lea yang curiga dengan Khey, dia mencoba bertanya.
“Khey, bukankah kau saudarinya, apa kau melihat Cassea?" tanya Lea dengan alis berkerut.
“A.. Aku- aku tidak melihatnya.” Khey menjawab dengan gugup. Sementara Lea juga bingung dan memasang wajah curiganya kepada Khey yang berbicara terbata-bata.
“Baiklah!” ucap Lea berjalan pergi.
“Aneh sekali." Sambung Lea bergumam pelan dengan wajah penuh kecurigaan.
.
.
.
Sementara di tepi jurang, seorang wanita masih bertahan dengan keringat yang bercucuran.
“Bagaimana ini, jika tanganku sampai terlepas maka aku akan tamat." Ucapnya takut. Kini hidup Cassea antara hidup dan mati. Dia menarik napas panjang lalu berteriak sekuat tenaga dan berharap seseorang mendengar suara nya.
“TOLONG!!!!!”
...📖📖📖...
("Tanggal 6 Maret 2010. Di saat aku menjalankan tugas bersama temanku, aku mendengar seseorang berteriak meminta tolong. Seseorang yang mungkin menjadi awal ceritaku....." )
...📖📖📖...
6 Maret 2010, 02:14 PM.
Di tempat lain yang jauh dari tenda Cassea namun dekat dengan keberadaan Cassea di jurang. Empat orang yang salah satunya adalah wanita, tengah istirahat sambil menyantap makanan kaleng.
Sampai salah satu pria bisa mendengar teriakkan Cassea, sementara yang lain tidak mendengarnya. Dia berhenti makan dan memastikan bahwa yang dia dengar itu benar.
“Apa kalian mendengar seseorang meminta tolong?” tanya-nya kepada ketiga temannya.
“C'mon Z! Tidak ada orang di tempat seperti ini!!" jawab teman wanitanya dengan balasan tawa kedua teman prianya. Pria itu tidak memperdulikan temannya dan memilih menaruh wadah makanannya lalu berjalan pergi begitu saja.
Sementara ketiga temannya hanya melihat saja, karena mereka tahu sifat dan watak teman satunya itu.
.
.
.
“Hffuuu— Aku sudah tidak kuat lagi. Aku mohon siapapun tolong aku.” Gumam Cassea yang merasa pegal hingga menutup matanya.
Tanpa tanda-tanda, seseorang turun begitu saja menggunakan tali dan mendarat tepat di samping bawah Cassea. Tentu saja Cassea senang namun juga terkejut.
Seketika pria itu merentangkan satu tangan kirinya yang kekar. “Lepaskan pegangan tanganmu.” Pintanya yang membuat Cassea bertambah terkejut.
“Apa? yang benar saja! Jika aku melepaskan nya aku akan tamat.” Jawab Cassea menolak karena takut.
“Tidak akan, percayalah padaku, cepat lepaskan pegangan tanganmu,” Pinta pria itu dengan tegas dan sedikit menyentak.
“Cepat!" Teriak pria itu lagi. Karena dia juga punya rasa lelah, mungkin.
“Baiklah, baiklah.” Balas Cassea menyerah.
Cassea menutup matanya, dia tidak ada pilihan lain, karena jari-jari tangannya juga tidak kuat lagi. Perlahan Cassea melepas pegangan nya dengan mata tertutup. Tubuhnya mulai jatuh layaknya terbang tanpa parasut.
Bukannya merasa sakit ataupun benturan keras yang terasa di tubuhnya, malah dia merasa, ada tangan yang kuat dan kokoh memegang pinggang nya.
Cassea membuka matanya dan melihat bahwa dirinya sudah berdekatan dengan seorang pria tidak dikenal. Tubuh mereka sangat menempel, sedangkan kedua orang itu masih saling menatap, Cassea menelan salivanya, dia terpesona akan pria yang ada di depannya.
Seorang pria tampan dengan mata berwarna coklat lumpur, alis tebal, hidung yang sangat runcing, juga tubuh yang begitu kekar dan kuat sehingga dia memegang Cassea hanya menggunakan satu tangan saja, sementara tangan lain nya sibuk memegang tali dengan erat.
Tak butuh waktu lama, kedua orang itu sampai di atas jurang, begitu leganya Cassea bisa menginjak tanah lagi.
Tidak ada luka di tubuh Cassea melainkan baju yang sudah kotor terkena tanah. Wanita itu sekali lagi melihat pria yang menolongnya. Pria itu menggulung tali miliknya, sungguh terlihat keren dengan baju yang sederhana. Kaos hitam dan celana Army berwarna hijau tua dan rambut hitam kecoklatan yang rapi.
“Terima kasih!" ucap Cassea dengan napas tersengal.
“Lain kali hati-hati, disini bukan kota yang selalu ramai orang.” Balas pria itu dingin lalu berjalan pergi meninggalkan Cassea sendirian.
Cassea hanya diam dengan hembusan napas, “Dingin sekali.” Ucap Cassea pelan sambil menatap kepergiaan pria yang tadi menolongnya.
Lalu dia ingat dengan perkemahannya, juga Khey. “Lihat saja kau Khey.” Kesalnya sangat-sangat emosi pada saudari tirinya itu.
Sementara di perkemahan, Lea masih merasa resah dengan keadaan temannya, kegiatan mereka menjadi batal karena sibuk mencari Cassea, di tambah hari yang sudah mulai gelap.
...°°°...
Hai guyss!!!! Maaf ya jika cerita membosankan, tapi percayalah akan ada bagian-bagian cerita yang membuat kalian sedih, emosi hingga kasihan 😌😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya ^•^
sedang ayah cassea tdk setuju & akan kah cassea mampu utk memperjuangkan cinta nya kpd zach 😀😍🫢🤭
cassea anak mafia..
Ellan sahabat kecilnya cassea..
apakah zach itu ellan ???
zach sprtu nya peduli dng kehidupan cassea ..
ada hubungan apa dng lowray ayah cassea?
zach & caseea