Penampilanya sedikit gemulai, wajahnya mirip orang Korea tapi sebenarnya dia keturunan Jepang. Jiro Itsuki Takahashi, model rintisan di Korea. Memiliki wajah tampan dan gemulai, dia menikahi gadis Indonesia bernama Namira Isyana Saraswarti. Pernikahan mereka kurang di restui oleh kedua orang tuan Namira yang seorang pengusaha dan pebisnis sukses.
Mereka menginginkan kedua anak perempuannya yang berpendidikan tinggi mendapat suami yang sukses juga seperti keluarganya. Mereka menginginkan menantu yang sesamanya bergerak di bidang bisnis juga agar perusahaan dan bisnisnya bisa mrnjadi besar dan menguasai seluruh Asia.
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Jiro Itsuki Takahashi itu, mereka meremehkan Jiro yang seorang model yang gemulai. Padahal dia sebenarnya memiliki dunia lain yang sangat kuat dari pekerjaannya sebagai model.
Siapakah Jiro Itsuki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Bertemu Tuan Takahashi
Satu Minggu Jiro sangat sibuk mengurusi bisnis dan orang-orang yang ingin mengambil alih bisnisnya. Dari kelompok Inezaki Mayada itu tidak menyerah begitu saja setelah pengacaranya Izumaki berhasil menolaknya dan mempertahankan saham milik perusahaan Jiro.
Laki-laki itu tahu kenapa bisa Inezaki selalu ngotot ingin membeli saham lebih besar karena nantinya jika sudah di kuasai akan di rubah menjadi perusahaan yang beroperasi secara ilegal. Namanya saja perusahaan resmi tapi aktivitasnya tidaklah seperti itu, makanya Jiro mempertahankannya. Apa lagi perusahaan itu sangat strategis dan cukup berkembang di bandingkan yang lain.
"Kendo, kembali ke Minka," ucap Jiro.
"Anda mau menemui nona Namira?" tanya Kendo.
Jiro diam saja, tentu Kendo paham apa yang di ucapkan bosnya. Mungkin saja laki-laki itu sedang merasa rindu pada gadis polos tersebut, karena beberapa Minggu tidak menemuinya. Apa lagi sekarang mereka sudah semakin dekat dan Namira sudah tidak ketus lagi, itu kabar baik bagi hubungan mereka yang awalnya aneh.
"Bagaimana agensi di Korea? Apa semua baik-baik saja?" tanya Jiro.
"Saya belum menanyakannya pada tuan Park," jawab Kendo.
"Cari tahu juga tentang kakaknya Namira, apa dia masih mencari identitas ku atau sudah menyerah," ujar Jiro lagi.
"Sepertinya nona Rania sudah mendapatkan identitas anda tuan, seperti permintaan anda dulu. Dia mencari di situs Jepang mengenai anda, dan sepertinya mendapatkan informasi tentang anda juga," ucap Kendo.
Jiro hanya tersenyum tipis saja mendengar penjelasan asistennya. Pandangannya keluar jendela, Kendo melirik ke arah jendela dan menarik napas panjang melihat tingkah bosnya.
"Kenapa dia tersenyum mendengar kakaknya nona Namira? Apa jangan-jangan sebenarnya dia suka dengan kakaknya?" gumam Kendo.
"Jangan berpikiran aneh-aneh, aku bukan laki-laki serakah yang menyukai banyak perempuan."
Tiba-tiba Jiro berucap seperti itu, tentu Kendo kaget dengan ucapan sang bos. Dia hanya tersenyum miring jika ucapannya di dengar oleh bosnya, dia lupa meski bergumam dalam hati saja Jiro tahu pikirannya. Apa lagi bicara langsung. Dan tatapan tajam dia dapatkan dari laki-laki yang telah di temannya sejak remaja itu.
Dalam keheningan malam itu di mobil, tiba-tiba dering ponsel Kendo memecah kesunyian. Laki-laki itu kaget, dia mengambil ponselnya melihat siapa yang menelepon. Setelah tahu, matanya melebar dan menatap pada bosnya.
"Ada apa?"
"Tuan besar menelepon."
_
Dua orang duduk bersimpuh di sekat oleh meja sambil menunduk dalam salah satunya, di depannya yang terbatas meja seorang laki-laki tua menghadap dua laki-laki dan perempuan menatap keduanya secara bergantian. Tatapan tenang namun dingin itu menatap ke arah sang perempuan.
"Kamu berasal dari mana?" tanya laki-laki tua menatap gadis yang sedang menunduk dalam karena takut.
"Saya dari Indonesia," jawab gadis itu dengan rasa takut.
"Kenapa kamu berada di sini?" tanya laki-laki tua itu lagi.
"Saya ..."
"Watashi wa kare o koko ni tsurete kimashita," laki-laki di sebelah gadis yang tak lain Jiro yang menjawabnya sambil menunduk.
Laki-laki tua itu menatap datar pada Jiro, tuan Takahashi. Laki-laki tua yang sedang duduk berhadapan dengan Jiro dan Namira.
"Nade san'na koto o shita nodesu ka?" tanya tuan Takahashi.
"Watashi wa kare o aishiteirukara," jawab Jiro dengan tegas.
Tuan Takahashi menatap tajam pada Jiro, laki-laki itu sedikit terkejut dengan jawaban cucunya. Kenapa bisa Jiro mudah sekali menyukai gadis asing, dia mendengar kalau Jiro membawa gadis dari negara lain dari anak buahnya.
Awalnya dia benar-benar kesal sekali, kenapa bisa membawa kabur orang lain bahkan identitas gadis itu adalah anak dari seorang pengusaha besar di Indonesia. Meski dia tidak tahu seluk beluk pengusaha itu.
"Bawa dia kembali ke orang tuanya, kamu tidak berhak membawa kabur dia. Bahkan kamu menggertak orang tuanya, itu sangat tidak sopan Jiro!" ucap tuan Takahashi.
Jauh-jauh sebelumnya Jiro sudah mengantisipasi kalau perbuatannya menculik anak gadis lain yang belum terlalu di kenalnya itu, akan di ketahui oleh kakeknya dan dia akan mempertahankan keinginannya itu.
"Aku akan mengembalikannya, tapi dalam keadaan dia sudah jadi istriku. Aku akan menikahinya," ucap Jiro lagi dengan tegas menatap kakeknya.
Tangan tuan Takahashi mengepal kuat di atas meja, Namira melihat itu jadi semakin takut. Dia menebak kalau laki-laki di depannya itu sedang marah pada Jiro tentang dirinya. Pandangan tuan Takahashi menajam pada Jiro, dia menoleh pelan padanya.
"Kalau begitu, jangan gunakan kekuatanmu untuk menyerang Inezaki Mayada. Serahkan saja perusahaan itu padanya, kamu tidak perlu mengurusinya lagi," ucap tuan Takahashi.
Jiro semakin heran dengan ucapan kakeknya itu, kenapa bisa kakeknya.
"Apa yang dia berikan pada kakek? Kenapa bisa kakek mencampur adukan masalah ini dengan masalah pribadi?" tanya Jiro.
"Saya hanya tidak mau laki-laki lemah pada perempuan, kelak kamu akan menjadi seseorang yang membawahi banyak anggota Yakuza Jiro. Kamu lemah pada seorang perempuan, maka itu tidak bisa menjalani. Jion sudah setuju menyerah pada Inezaki, dia tidak mau mengurusi semuanya. Jadi, jika kamu ingin mempertahankan gadis itu kamu lepaskan perusahaan yang di inginkan Inezaki," ucap tuan Takahashi.
Setelah mengucapkan seperti itu, laki-laki tua tersebut berdiri dengan tongkat di tangannya. berjalan tanpa menoleh pada cucunya yang bingung dengan sikapnya berubah secara mendadak.
Jiro menunduk, menarik napas panjang. Kendo memperhatikan bosnya seperti dilema, Namira sendiri bingung apa yang terjadi sebenarnya antara kakek dan cucu tersebut.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Namira pelan.
"Tidak. Kamu tahu apa yang aku bicarakan dengan orang tua itu?" Jiro balik bertanya.
Namira menggeleng, Jiro menatap lekat padanya. Membuat gadis itu canggung dan malu. Jiro melanjutkan lagi ucapannya.
"Aku bilang padanya, kalau aku mencintaimu."
"Apa?"
_
_
*****
bilang aja nikah jgn pake katedral Thor Krn merujuk ke agama katolik dn aturannya kalau mau nikah itu ribetttt butuh waktu berbulan2 Krn wajib ikut kursus utk menikah jd ga mgkn bgt eluarga ga tau 😂😂 mending diganti deh tor mumpung msh blm panjang sayang ceritanya lumayan kesannya jd penyesatan