NovelToon NovelToon
I Need You Zian

I Need You Zian

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Zian jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis berwajah manis yang kemudian hari dia ketahui gadis itu bernama Alula. Kisah cinta nan manis pun terajut. Namun, sisi kelam kehidupannya Alula membuat Alula akhirnya memilih pergi tanpa alasan.
Lima tahun kemudian mereka dipertemukan kembali sebagai komandan Zian Wibisana dan Dokter Alula Putri Tanoe.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dhuaarrr!

"Lho, kok turun?" Tanya mamanya Zian di ujung tangga paling bawah.

"Ada calon istrinya Zian, Tante. Lula nggak enak kalau ngeganggu" Alula tersenyum canggung ke mamanya Zian.

"Calon Istri apa? Mama, eh, Tante belum pernah ngadain pesta lamaran, kok, mendadak ada calon Istri. Kamu ke kamarnya Zena dulu saja, Zena ajak Kak Lula ke kamar kamu"

"Ayo, Kak" Zena menggandeng tangan Alula.

Alula nurut digandeng Zena sambil menoleh ke belakang melihat mamanya Zian menaiki anak tangga dengan langkah cepat.

Alula mengarahkan pandangannya ke Zena saat Zena berkata, "Kak Sarah itu anak temen arisannya Mama. Dia naksir berat sama Kak Zian sejak SMP. Itulah kenapa Kak Zian menolak masuk ke Universitas negeri yang ada di kota J padahal Kak Zian ketrima, ya, karena Kak Sarah juga ketrima di universitas negeri itu. Kak Zian nggak mau kuliah di universitas yang sama dengan Kak Sarah. Risih dipepet terus sama Kak Sarah"

"Oh" Sahut Alula dengan berusaha tertarik pada topik pembicaraannya Zena. Padahal dia sebenarnya tidak begitu tertarik dengan topik itu. Bodo amat dengan Sarah, ingin rasanya Alula menyemburkan kata itu. Namun, dia tidak mau menyemburkan kata itu, karena dia tidak ingin membuat Zena terkejut dan takut padanya.

"Kak Zian akhirnya memilih masuk universitas swasta dan dapat masuk tanpa bayar uang gedung dan dapat gratis uang SKS selama setahun, karena nilai Kak Zian tinggi banget. Papa apalagi Mama tentu saja senang, tidak diharuskan membayar uang gedung dan uang SKS selama setahun. Lumayan ngirit"

"Wah! Bukan cuma ngirit, tapi ngirit banget itu. Lumayan banget" Sahut Alula.

"Kak Alula satu angkatan sama Kak Zian?" Tanya Zena sambil membuka pintu kamarnya dan mempersilakan Alula untuk masuk ke dalam.

"Kakak kamu, dia angkatan di atasku" Sahut Alula.

"Tapi, asal Kakak tahu,ya, Kak Zian itu masih berumur 18 tahun. Kakak berapa umurnya?" Tanya Zena.

"Apa?! Kakak kamu masih delapan belas tahun?! Tapi, dia, dia, angkatan......sial! Eh, maaf, Kakak berkata kasar, tapi Kakak beneran kaget karena Kakak kamu ternyata dua tahun lebih muda dari Kak Lula"

"Ya, itu benar. Kak Zian masuk akselerasi waktu SMA dan waktu SMP, kelas dua SMP, Kak Zian menang olimpiade Sains dan langsung lompat ke kelas satu SMA. Jadi masuk kuliah masih sangat muda. Kakak pengen cepet lulus dan lanjut ambil......."

"Zena, Kakak kamu biar diperiksa sama Kak Lula, kamu keluar dulu" Suara mamanya membuat Zena memutus ceritanya.

Zian berjalan sempoyongan ke ranjang adiknya dan jatuh ambruk di ranjang adiknya dengan posisi telentang.

Zena bergegas keluar kamar saat Alula yang masih mengalungkan stetoskop papanya Zian di lehernya, berdiri canggung di tepi ranjang.

"Tolong periksa Zian. Tante urus Sarah dulu, hehehehe" Mamanya Zian tersenyum ke Alula sambil meletakkan kotak obat berisi aneka macam obat flu. "Obat kotaknya, eh, kotak obatnya Tante letakkan di sini, ya"

Alula tersenyum dan mengangguk canggung.

Alula lalu duduk di tepi ranjang dan memeriksa Zian. Zian memejamkan mata dan menutup wajahnya dengan lengan, karena malu diperiksa oleh Alula.

Mama memang benar-benar, ya, bisa-bisanya punya ide narik Zian pindah ke kamarnya Zena. Huffttttt! Sabar Zian, jangan sampai ketahuan lagi kalau kamu berdebar-debar. Tahan diri, Zian. Zian menahan diri untuk tidak berdebar-debar saat ujung jari telunjuk Alula menyentuh dadanya.

Zian tersentak kaget saat Alula menyentuh lengannya. Zian refleks menarik lengannya dan membuka mata lebar-lebar, "Kamu mau apa?!"

"Memeriksa kening kamu" Alula menyentuh kening Zian dengan punggung tangan kanannya.

Di saat itulah Zian tidak bisa mengendalikan jantungnya lagi untuk tidak berdebar-debar kencang.

Jantung Zian semakin berdebar kencang saat Alula menempelkan kening Alula ke kening Zian.

Deg! Zian sampai memejamkan mata rapat-rapat dan meremas kedua ujung kaosnya.

Sial! Rambutnya wangi banget. Shamponya apa ya? Terus....terus, bibirnya ada di depan bibirku persis, dan......dan....napasnya mengenai pucuk hidungku....hangat dan wangi napasnya......wangi mint bercampur bubble gum......anying!!!!! Zian semakin mematung dan jantung Zian semakin kencang debarannya.

Alula menarik keningnya dengan cepat lalu mengambil kotak obat di atas nakas sambil bergumam, "Pantas saja ringkih, orang masih bocah"

Zian langsung membuka matanya, "Siapa yang kamu katain masih bocah?"

"Kena hujan dikit aja demam terus manja kek gini, siapa lagi kalau nggak bocah" Dengus Alula sambil mengeluarkan beberapa obat pilihannya untuk dia berikan ke Zian.

Zian sontak bangun dan mendesis, "Sshhhh!"

Alula mendengus geli, "Kalau pusing nggak usah sok-sokan tangguh. Udah jangan banyak gerak. Nih, minum obatnya"

Zian mengambil obat dari telapak tangan Alula. Satu tablet dan satu pil kecil berwarna putih. Dengan wajah merengut, Zian menelan sekaligus dua obat itu lalu mendorongnya dengan air putih yang dia ambil dari atas nakas.

Setelah meletakkan gelas yang sudah kosong di atas nakas, Zian melihat Alula menutup kotak obat dan Zian kembali bertanya, "Yang kamu katain bocah tadi siapa? Aku?"

Alula mengarahkan tatapannya ke Zian lalu menganggukkan kepala.

Zian menunjuk wajahnya dengan kesal, "Aku?"

"Hmm" Alula kembali mengangguk. "Kamu masih delapan belas tahun ternyata. Aku kira kamu seniorku. Pantas, sih, kalau masih bocah, karena tingkah kamu kekanak-kanakan banget"

"Aku bocah? Aku kekanak-kanakan?" Zian sontak menegakkan kepalanya dan mengabaikan pening hebat di kepalanya.

"Hmm" Alula bangkit berdiri. "Tidur dan istirahatlah! Cuma flu biasa, cuma butuh banyak istirahat. Aku akan mengembalikan stetoskop dan kotak obat ini ke Mama kamu" Alula kemudian berbalik badan dan pergi meninggalkan Zian .

"Hei! Kembali! Kita belum selesai bicara!" Teriak Zian ke punggung Alula.

Namun, Alula tetap melangkah pergi.

Zian ingin menyusul Alula, tapi dia kembali limbung dan jatuh di bantalnya Zena. "Sial! Pasti Zena udah ngoceh neko-neko sama Alula, nih! Awas aja, ya, Zena!"

Alula meletakkan stetoskop dan kotak obat ke meja tamu lalu berkata, "Terima kasih untuk kotak obat dan stetoskopnya, Tante. Zian cuma flu biasa. Istirahat dan minum obat flu teratur, besok sudah sembuh"

Mamanya Zian yang tengah mengobrol dengan Sarah sontak bangkit berdiri lalu melangkah melewati meja dan memeluk Alula. "Tante yang seharusnya berterima kasih sama kamu"

Alula tersenyum senang mendapatkan pelukan hangat seorang ibu meskipun bukan ibu kandungnya.

Kamu beruntung Zena, kamu memiliki ibu yang sangat cantik dan baik hatinya. Batin Alula.

Sarah menatap Alula dengan wajah kesal.

Mamanya Zian melepaskan pelukannya lalu tersenyum hangat ke Alula. "Makan malam dulu, ya, bentar lagi papanya Zian pulang. Kita makan malam bareng"

"Terima kasih untuk undangannya, tapi Lula masih banyak tugas. Lula pulang saja, Tante. Salam buat Zena" Alula mengangguk sopan dan tersenyum hangat ke mamanya Zian.

"Oh, iya, Zena masih mandi. Sekali lagi terima kasih, ya" Mamanya Zian mengantarkan Alula sampai ke depan pintu lalu melambaikan tangannya ke Alula, "Kalau ada apa-apa kabarin Tante, tidak usah sungkan"

Alula mengangguk dan tersenyum ke mamanya Zian.

Kehangatan, keceriaan, dan kasih sayang yang Alula dapatkan di rumahnya Zian, seketika berbanding terbalik dengan apa yang dia dapatkan di rumahnya sendiri.

Dia melihat ada dua orang pria asing tengah duduk di meja makan bersama dengan mamanya.

"Mereka siapa, Ma?" Tanya Alula dengan wajah tidak ramah.

Mamanya Alula sontak bangkit berdiri dan berkata dengan wajah santai, "Dia Om Alex dan yang di sebelahnya Om Alex adalah putra tunggalnya Om Alex, namanya Leo"

"Mereka siapa, Ma?" Alula mengulang pertanyaannya dengan lebih tegas agar mamanya mengerti bahwa bukan nama mereka yang dia butuhkan.

"Om Alex suami barunya Mama. Mama sudah menikah dengan Om Alex tiga bulan sebelum Papa kamu meninggal" Sahut mamanya Alula dengan wajah santai.

Dhuaarrr!!!! Alula seperti terkena hantaman petir di temaramnya senja yang tidak ada rintik hujan sekalipun.

1
Bisikan Senja
🌹
anggita
iklan👆👍
anggita
semua hal perlu biaya...💵💴💰termasuk utk tutup mulut.
Cakrawala
dih Zian ngelunjak./Facepalm/
Cakrawala
Lala, Lulu, Luna
ck ck ck
Cakrawala
hidiiiiihhhhh Zian Zian
Cakrawala
yeeeeee
Diana (ig Diana_didi1324)
iklan dulu thor😊🌹🌹 smngtt
Cakrawala
/Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
kasih ☕️ buat Zian aja😅😅😅
Ejaa 💤
🌹🌹🌹untukmu thor, semngat tross
Ejaa 💤
sama, aku juga suka kak heheheh
Ejaa 💤
wkwkwk songong kali Zian yaa ,,
Aksara_Dee
ahh serem ada yg gantungan
Aksara_Dee
aku tahu maksudmu, Zian 😅
dewidewie
aku juga mampir kakak
Aksara_Dee
Zian-Alula, lucu-luvu gemes. Sukaa 🩷
Aksara_Dee
butuh validasi banget kamu Zian 😅
Aksara_Dee
eehh Zian
Diana (ig Diana_didi1324)
like plus 🌹🌹 kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!